Sabtu, 26 September 2020

Kisah Inspiratif Kartini Masa Kini, Jadi Dokter Sekaligus Ibu Rumah Tangga

 Hari ini, tepat tanggal 21 April 2020 adalah perayaan Hari Kartini. Hari Kartini mengingatkan kita kembali pada sosok dan perjuangan dari para wanita, khususnya R.A. Kartini. Perjuangan tersebut tidak terhenti hingga hari ini, terutama saat menghadapi pandemi Corona. Seperti yang dirasakan oleh DR. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SP.P(K), yang merupakan dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan sekaligus ibu dari empat orang anak.


"Kalau sebagai ibu peran itu kan sekarang dengan suasana PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) orang di rumah semua termasuk anak sekolah, jadi sekiranya ibu-ibu yang ada di rumah memastikan anak-anak dan keluarganya stay at home. Kemudian juga mendampingi anak-anaknya belajar di rumah," kata dokter Erlina dalam konferensi pers 'Peran Para Kartini di saat Pandemi COVID-19' pada Selasa, 21 April 2020, di TV Pool (Live Streaming) BNPB.


Dokter Erlina juga mengatakan karena profesinya sebagai dokter yang saat ini sangat dibutuhkan, maka dia tidak memiliki banyak waktu untuk mendampingi anak-anaknya yang sebagian masih kuliah dan duduk di bangku SMA. Namun jika dia sedang memiliki waktu luang dan berada di rumah, maka DR. dr. Erlina akan menanyakan pelajaran-pelajaran apa yang sudah dipelajari oleh anak-anaknya.


"Tapi saya yakin ibu-ibu yang ada di rumah bisa mendampingi anak-anaknya, menciptakan suasana nyaman di rumah, memberikan edukasi kepada keluarga mengapa harus mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak, dan menyiapkan makanan bergizi dan seimbang di rumah," tambah dokter Erlina.


Menurut dokter Erlina, para wanita memiliki peranya masing-masing, tergantung dari profesi atau pekerjaanya. Terutama dalam pandemi Corona yang tengah melanda saat ini.

https://cinemamovie28.com/fallen-angels/


"Kita tahu kan kalau perawat contohnya, hampir 80% adalah perempuan. Kemudian dokter juga, antara perempuan dan laki-laki jumlahnya cukup seimbang, yaitu sama-sama 50%. Khusus untuk perempuan, saya kira perempuan ini memiliki kemampuan yang lebih untuk mendekati pasien, sehingga bisa memanfaatkan ini untuk memberikan edukasi kepada pasien ataupun keluarga," jelas dokter yang merupakan Satgas Waspada dan Siaga NcoV PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu.


Menurut dokter Erlina, para wanita memiliki kemampuan lebih untuk menjalin kedekatan degan orang lain. Sehingga hal tersebut bisa digunakan sebagai alat untuk memberikan informasi seputar COVID-19 kepada orang lain. Tidak hanya bagi para wanita yang bekerja di rumah sakit, melainkan juga para wanita yang berada di rumah. Misalnya dengan mengedukasi orang-orang sekitar atau yang ditemui, seperti tukang sayur, tetangga, dan lainnya. Hal tersebut dapat membantu untuk menghapus stigma-stigma tentang COVID-19 di masyarakat.


Sang dokter menambahkan sangat penting bagi para wanita untuk melakukan peran apapun yang dapat dilakukan, baik itu peran kecil atau besar. Apapun peran itu akan sangat berarti dan dapat membantu negara yang sedang menghadapi COVID-19. Dokter Erlina juga memberikan pesan khusus bagi para wanita yang saat ini masih bekerja sebagai tenaga medis seperti dirinya.


"Khusus kepada teman-teman perempuan tenaga kesehatan saya ingin berpesan, jagalah diri, jaga kesehatan, jaga stamina, karena bukan hanya ini yang akan kita hadapi, kita juga punya keluarga di rumah dan punya pasien yang lain. Bukan hanya pasien Covid saja. Dan tidak hanya sekarang kita jadi tenaga kesehatan, bukan hanya pada masa COVID, tapi juga di masa yang akan datang. Jadi saya ucapkan selamat kepada para perempuan di Indonesia karena kalian semua adalah pahlawan di keluarga, dan juga pahlawan di tempat masing-masing," tutup dokter Erlina.

https://cinemamovie28.com/survivor/

Kisah Viral Staf Medis Wanita Lawan Corona, Tak Pulang hingga Bertaruh Nyawa

  Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April jadi perayaan emansipasi wanita. Sosok Ibu Kartini membuka peluang kesempatan bagi setiap wanita untuk setara dengan pria dan bisa berkontribusi demi kepentingan masyarakat dan negara.

Di tengah pandemi corona yang sedang melanda Indonesia, salah satu semangat Kartini terlihat dalam diri staf medis, dokter dan perawat wanita yang berada di garda terdepan melawan COVID-19. Setiap harinya, mereka berjuang dan berjibaku dengan pasien virus Corona dengan risiko tertular penyakit yang bisa merenggut nyawa.


Serikat pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi mencatat ada 44 tenaga medis meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona. Berita tentang kematian rekan-rekan tenaga medis karena tertular positif COVID-19 ini pun tak menyurutkan semangat mereka untuk tetap mengabdi. Para dokter dan perawat wanita yang menjadi Kartini zaman sekarang ini tetap maju melawan corona meskipun harus berkorban waktu hingga bertaruh nyawa.


Kisah-kisah inspiratif dokter dan perawat wanita yang berjuang untuk mengobati pasien virus Corona ini pun viral. Berikut cerita viral staf medis wanita lawan corona yang menghangatkan hati sekaligus haru.


1. Perjuangan Dokter Wanita Rawat Pasien Corona

Salah satu dokter yang bertugas dalam penanganan pasien virus corona, dr. Debryna Dewi Lumanauw jadi viral setelah menceritakan bagaimana pengalamannya. Sejak hari pertama bertugas, Debryna mengungkapkan pengamanan di rumah sakit yang sangat ketat hingga persediaan peralatan pelindung diri (APD) meliputi masker bedah, sarung tangan, hazmat dan diapers untuk staf kesehatan.


Pada cerita yang diunggah di Instastory-nya itu, Debryna pun menjelaskan perjuangan saat mengenakan APD lengkap saat menangani pasien virus corona. Ia dan tim medis mengaku hanya mengenakan satu set APD untuk setiap shift.


"Kami tidak ingin menyia-nyiakan peralatan. Kami sepakat untuk membatasinya, hanya pakai satu set APD setiap shift sehingga menahan untuk tak makan, minum atau pergi ke toilet selama 9 jam," ujar Debryna.


2. Perawat di Jakarta Ungkap Cara Pakai APD Berlapis, Bikin Netizen Salut

Belum lama ini seorang perawat di sebuah rumah sakit di Jakarta membagikan video yang semakin menggugah perasaan kita pada para tenaga medis. Perawat berhijab bernama Intan Widya Nanda itu melalui videonya mengungkapkan seperti apa tahapan yang dilalui seorang tenaga medis untuk memakai APD hingga berlapis-lapis.


Dia memakai masker hingga cover sepatu, untuk membuat dirinya terlindung dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kata Intan semuanya harus tertutup rapat agar tak terkontaminasi virus Corona yang menyerang sistem pernafasan tersebut.


"Aku bekerja di rumah sakit jantung Harapan Kita, aku sebagai perawat. Semenjak COVID-19 Ini karena banyak banget pasien yang datang ke kita gejalanya mirip COVID-19, akhirnya rumah sakit kita buka ruangan khusus penanggulangan COVID-19 sementara sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan pemerintah yang sudah penuh. Nah aku kebagian di ruangan isolasi tersebut," kata Intan ketika dihubungi Wolipop, Minggu (12/4/2020).


Setiap harinya Intan bekerja dengan tiga shift. Shift tersebut terbagi untuk pagi jam 07.30-14.00 WIB, siang jam 14.00- jam 20.00 WIB dan malam hari jam 20.00-08.00 WIB.

https://cinemamovie28.com/seven-days/


3. Kisah Perawat RSCM Meninggal karena Virus Corona

Ninuk, perawat RS Dr. Cipto Mangunkusumo menjadi korban virus corona meninggal dunia pada 12 Maret 2020. Pesan haru Ninuk yang disampaikan pada suaminya sebelum meninggal ini pun menjadi viral.


"Saya hidup untuk orang yang saya sayangi dan mati untuk orang yang saya sayangi, termasuk (untuk) profesi saya," ungkap Ninuk pada suaminya, Arul.


Ninuk meninggal dunia setelah mengalami demam hingga 39 derajat Celsius, kelelahan, diare dan sesak napas. Perawat berusia 37 tahun ini menjadi tenaga medis pertama yang dilaporkan meninggal akibat COVID-19.


Sang suami menduga Ninuk terpapar virus corona saat bertugas di RSCM atau RS Grogol. Almarhumah istrinya pun tidak tahu apakah dia pernah menangani pasien COVID-19. Menurut sepengetahuannya, Ninuk tidak diperlengkapi dengan APD (alat pelindung diri) saat menangani pasien.


Ninuk sudah bekerja sebagai perawat di RSCM selama 12 tahun. Sebelum meninggal, dia tercatat sebagai mahasiswi D-4 keperawatan di Jakarta Selatan. Ninuk juga menjalani praktik lapangan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat.


Selamat jalan, Ninuk.


4. Curahan Hati Perawat TNI AD yang Sebulan Tak Bertemu Keluarga

Perjuangan para dokter dan tenaga medis di RSPAD Gatot Soebroto dalam memerangi virus corona di Indonesia viral. Para perawat TNI Angkatan Darat yang bertugas di rumah sakit tersebut bahkan sebulan lebih tak bertemu dengan keluarga.Pada sebuah postingan video yang diunggah di Instagram TNI AD, memperlihatkan curahan hati para perawat yang berjuang melawan COVID-19. Video telekonferensi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa terkait penangan virus corona ini pun mencuri perhatian.


"Doakan kami bisa sehat dan pulang ke rumah bertemu keluarga. Sudah sebulan lebih nggak pulang," ujar perawat sambil menangis.

https://cinemamovie28.com/taboo-the-unthinkable-act/