Selasa, 03 Juni 2014

Tips Menghilangkan Kegelisahan Suami

Di antara hal yang sangat vital perannya dalam menjaga keharmonisan rumahtangga adalah komunikasi berlandaskan pengertian dan kasih. Pasalnya, hubungan suami dan istri tak pelak dengan “irisan” ego dan karakter masing-masing pasangan.

Setiap manusia memiliki emosi yang terkadang sulit diprediksi, kapan akan terpicu amarah dan kapan tetap tenang. Hal yang sama juga berlaku pada suami Anda. Namun, hanya karena suami sedikit emosional dan gelisah, jangan pernah berpikir bahwa ‘sumber’ cinta di antara Anda berdua telah hilang. Bisa jadi dirinya sedang dipusingkan dengan masalah pekerjaan dan keluarga besarnya. Jangan langsung menuduh diri sendiri sebagai penyebab kegalauan suami.

Seorang istri yang pintar tentu tahu bagaimana meredakan hati suami yang sedang risau dengan kepala dingin dan cinta. Seperti uraian yang dikutipCompany Magazine dari Inggris pada edisi Juni 2014, berikut ini:

Biarkan suami tenang

Jika Anda melihat emosi suami masih berada di puncak, jangan ganggu dirinya dengan sejuta pertanyaan dan hujatan. Mungkin Anda beniat baik, tetapi terkadang suami menginginkan waktu sendiri untuk diam dan berpikir. Jadi, berikanlah ruang pada suami sampai akhirnya dia bisa membicarakan masalah yang mereka hadapi.

Jangan memaksakan solusi

Salah satu sikap wanita yang sering dikeluhkan oleh pria adalah tak mau mengerti kondisi mereka dan memaksa untuk segera meredam amarah. Mungkin hal yang demikian dikarenakan wanita menganggap pria sebagai sosok yang realistis dan cepat mencari solusi. Padahal, tidak semua situasi dan kondisi yang pelik dapat diselesaikan dengan cepat.

Maka dari itu, jangan menambah masalah dan beban pikiran suami dengan sikap yang egois. Sebaliknya, seorang istri harus memperlihatkan pada suami bahwa apa pun yang terjadi, Anda tidak akan meninggalkan dirinya. Perilaku yang demikian akan membuat suami merasa lebih tenteram dan tak merasa sendiri.

Pelan-pelan buat suami tertawa

Saat emosinya sudah reda, lalu wajahnya juga tampak lebih bersahabat, buatlah suami tertawa.Misalnya dengan menonton film komedi atau menceritakan sebuah kejadian lucu. Cara lain yang ampuh adalah mengingat tentang kenangan berdua yang penuh kekonyolan saat masih pacaran dulu. Melayangkan pikiran untuk mengingat memori yang bikin tertawa, dapat memberikan ketenangan dan rasa optimis dalam diri suami.

Minggu, 01 Juni 2014

Pacaran dengan Pria yang Lebih Tua? Why Not?

Zaman sekarang ini tampaknya usia bukan lagi pembatas untuk jatuh cinta. Banyak wanita yang memilih berhubungan dengan pria yang lebih tua karena dianggap lebih matang dan juga dewasa, meski ada juga yang berpendapat negatif tentang hal tersebut.

Beberapa waktu lalu, pernah mengadakan survei secara online mengenai pacaran dengan pria yang usianya jauh lebih tua. Dari 169 responden yang terlibat, ternyata sebanyak 79% wanita ingin pacaran dengan pria yang usianya lebih tua 10 tahun. Sebagian dari mereka memiliki alasan, bahwa pria yang umurnya jauh lebih matang itu bisa lebih dewasa dalam segala hal.

Pendapat dari pembaca tersebut ditanggapi oleh psikolog seksual, Zoya Amirin. Menurutnya, adalah ideal bila prianya lebih tua karena tingkat penyesuaiannya cenderung lebih sedikit.

"Pria yang seumuran dengan kita pasti cenderung lebih tua kitanya karena kita mengalami banyak perubahan biologis sehingga secara sosial kita bertindaknya berbeda. Kalau misalnya perempuannya lebih tua daripada pria, aktivitas dan fitness sebagainya pun akan mempengaruhi seksual juga," terang Zoya yang ditemui di Senayan City, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Ada beberapa keuntungan lainnya dari menjalin hubungan dengan pria yang jauh lebih tua. Tak perlu lagi Anda mendengar komentar miring dari orang sekitar, berikut 5 keuntungan lainnya yang dirangkum

1. Masa Depan Lebih Terjamin

Pria dengan usia yang jauh lebih tua biasanya sudah memiliki rencana untuk hidup kedepannya, termasuk dalam hal finansial. Mereka sudah mengalami asam manis kehidupan lebih dulu dari Anda. Oleh karena itu, bukan hanya keamanan secara finansial yang terjamin jika Anda berkencan dengan pria yang jauh di atas Anda, tapi juga aman secara emosional.

2. Berhubungan dengan Dewasa

Berpacaran dengan pria yang seumuran atau bahkan di bawah Anda, kadang tidak memikirkan segala sesuatunya dengan serius dan berpandangan jauh kedepan. Ketika hubungan mulai tidak enak, tak jarang mereka akan lebih mudah memutuskan hubungan. Berbeda dengan pria berumur yang sudah memikirkan masa depan. Jika mereka tulus menyayangi Anda, mereka tidak akan mencoba permainan 'tarik-ulur' seperti pria kekanakkan. Mereka juga tak akan ragu langsung melamar Anda jika sudah mendapat kepastian.

3. Lebih Konsisten

Ketika seorang laki-laki mengalami transformasi menjadi pria dewasa, bukan hanya fisik yang akan mengalami perubahan tapi juga dalam perilaku dan sifat. Pria yang lebih tua biasanya lebih konsisten dalam menjalani atau memutuskan sesuatu. Apalagi jika mereka sudah siap membangun komitmen lebih serius dengan Anda. Jarang pria yang seumuran atau bahkan di bawah umur Anda, yang akan terus melakukan tanggung jawab secara konsisten seiring bertambahnya waktu dalam hubungan.

4. Dukungan dan Perhatian

Pria yang seumuran biasanya memiliki ego yang sama tingginya dengan Anda. Selain itu, masih banyak hal yang ingin mereka kerjakan yang sebenarnya lebih penting daripada fokus pada wanita. Misalnya saja, melakukan hobi, bermain, ataupun saat ia mengejar karier. Sehingga, tak heran jika banyak wanita di luar sana banyak mengeluh kalau pacarnya yang seumuran sangat cuek pada mereka. Beda dengan pria yang jauh lebih tua. Mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk selalu memberi dukungan dan perhatiannya pada Anda.

5. Hubungan yang Sehat

Pria yang lebih tua memiliki kemampuan untuk memahami keintiman dan apa saja yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat. Apalagi jika ia pernah menjalani hubungan yang berakhir buruk di masa lalunya. Ia akan menjadikan hal itu suatu pembelajaran dari kesalahan masa muda.