Jumat, 06 Desember 2019

Pertamina Bangun Kilang Canggih di Tuban Rp 225 Triliun

Pertamina siap membangun salah satu kilang tercanggih di dunia yaitu Kilang Tuban yang memiliki memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari. Bahkan Pertamina harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun untuk megaproyek ini.

Kilang Tuban nantinya akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun.

"Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro5, yang sangat ramah dengan lingkungan," imbuh Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2019).

Lebih lanjut, Nicke mengatakan untuk membangun megaproyek ini, Pertamina menginvestasikan sekitar US$ 15-16 miliar yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2026 mendatang. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektare.

"Ini salah satu proyek prestisius dan sangat strategis dalam membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Dampaknya juga tentu akan sangat besar dirasakan masyarakat sekitar proyek, khususnya Tuban dan sekitarnya," ujarnya.

Pembangunan kilang Tuban saat ini telah memasuki tahap early work yaitu pembersihan lahan sekitar 328 hektar serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 Ha. Saat ini, dalam pembangunan tahap awal tersebut Pertamina telah menyerap 271 tenaga kerja lokal Tuban.

Kilang Tuban akan memberikan tambahan pasokan untuk kebutuhan BBM, LPG dan Petrokimia berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan kehadiran kilang Tuban, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari kilang sendiri dan tidak perlu impor.

Nicke menegaskan pada pembangunan kilang tersebut juga akan menyerap 35% tingkat komponen dalam negeri (TKDN), penyerapan tenaga kerja sebanyak 20.000 saat konstruksi dan 2.500 saat operasi.

Proyek ini juga menciptakan multiplier effect lainnya, terutama di daerah sekitar lokasi di Tuban termasuk peningkatan pendapatan negara dan daerah baik dari pajak dan juga penguatan devisa negara karena mengurangi ketergantungan impor crude dan produk.

Lebih lanjut Nicke yang juga sedang mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau lokasi proyek Kilang Tuban menjelaskan bahwa setelah mendapatkan penetapan lokasi, Pertamina bergerak cepat untuk menyelesaikan persiapan lahan termasuk menjalankan kesepakatan dengan pemerintah daerah dan masyarakat, di antaranya penyiapan tenaga kerja lokal.

"Pertamina proaktif membangun kemampuan dan keahlian tenaga kerja lokal. Selain telah menyerap 271 pekerja lokal, saat ini Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada 21 orang lulusan terbaik SMA/SMK di wilayah sekitar untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu," tutur Nicke.

Nicke berharap nantinya para siswa tersebut bisa memiliki keahlian khusus (skilled) agar bisa bergabung di Proyek Kilang Tuban, baik menjadi tulang punggung pada saat pembangunan maupun operasional kilang nanti. Melalui hal tersebut, Pertamina sekaligus mematahkan stigma bahwa putra daerah yang direkrut ke sebuah industri adalah tenaga kerja non-skilled.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku senang saat meninjau lokasi proyek pembangunan kilang Tuban tersebut. Dia menegaskan proyek yang dibangun itu merupakan salah satu concern utama dari pemerintah.

"Saya luar biasa senang di sini, progres megaproyek yang akan dibangun Pertamina. Saya diperintahkan Presiden mengawal proyek-proyek yang menjadi inisiatif pemerintah. Apalagi ini yang berkaitan dengan pembangunan kilang minyak, dan kita tahu kita membutuhkan kilang-kilang. Bayangkan ada 260 juta penduduk Indonesia membutuhkan BBM," kata Budi.

Budi menambahkan, saat ini Pertamina membutuhkan lahan untuk membangun kilang tersebut. Budi pun langsung menegaskan memberi izin untuk penggunaan lahan di wilayah pesisir tersebut untuk nantinya dilakukan restorasi lahan bahkan reklamasi.

"Ini kan butuh tanah, jadi saya hari ini memberikan izin pada Pertamina untuk melakukan restorasi. Tapi nanti dimungkinkan dilakukan reklamasi 200 Ha. Sehingga dengan tanah itu cukup digunakan untuk keperluan," katanya.

Budi juga mengapresiasi langkah Pertamina di mana dengan terbangunnya kilang ini nantinya akan menyerap sekitar 20 ribu tenaga kerja. "Dan pasti Tuban akan berubah menjadi sama hebatnya dengan Surabaya, menjadi satu pusat pertumbuhan di Jawa Timur," kata Budi.

"Bu Nicke silahkan lakukan reklamasi. Kerja Pertamina luar biasa, semoga ini berhasil," tambahnya

Megaproyek Kilang RI-Rusia di Tuban RP 225 T Mulai Jalan (2)

Kilang Canggih Tuban Dibangun Rp 225 T

Pertamina siap membangun salah satu kilang tercanggih di dunia yaitu Kilang Tuban yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari. Bahkan Pertamina harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun untuk megaproyek ini.

Kilang Tuban nantinya akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun.

"Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro5, yang sangat ramah dengan lingkungan," imbuh Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Lebih lanjut, Nicke mengatakan untuk membangun megaproyek ini, Pertamina menginvestasikan sekitar US$ 15-16 miliar yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2026 mendatang. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektare.

"Ini salah satu proyek prestisius dan sangat strategis dalam membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Dampaknya juga tentu akan sangat besar dirasakan masyarakat sekitar proyek, khususnya Tuban dan sekitarnya," ujarnya.

Pembangunan kilang Tuban saat ini telah memasuki tahap early work yaitu pembersihan lahan sekitar 328 hektar serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 Ha. Saat ini, dalam pembangunan tahap awal tersebut Pertamina telah menyerap 271 tenaga kerja lokal Tuban.

Kilang Tuban akan memberikan tambahan pasokan untuk kebutuhan BBM, LPG dan Petrokimia berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan kehadiran kilang Tuban, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari kilang sendiri dan tidak perlu impor.

Mampu Serap 20.000 Pekerja

Megaproyek kilang Pertamina Grass Root Refinery (GRR) mulai berjalan di Tuban, Jawa Timur. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.

Di sela-sela kunjungan itu Menhub menyambut baik PT Pertamina yang akan merekrut warga sekitar untuk dipekerjakan dalam proses pembangunan. Saat ini sudah ada 270 warga masyarakat yang dilibatkan proses restorasi pantai.

"Saya begitu terkesan bahwa kalau proyek ini jadi, bayangkan 20 ribu orang dapat kesempatan kerja dan pasti Tuban akan berubah menjadi sama hebatnya dengan Surabaya, jadi satu pusat pertumbuhan industri," dalam keterangan tertulis Kementerian Perhubungan di Jakarta, Sabtu (30/1/2019).

Nicke menambahkan pembangunan kilang minyak ini akan menyerap 20.000 orang pekerja dan 2.500 orang pekerja saat telah beroperasi dimana terkait tenaga kerja ini PT Pertamina (Persero) akan mengutamakan merekrut warga lokal.

Megaproyek Kilang Minyak di Tuban Bakal Serap 20.000 Pekerja

Megaproyek kilang Pertamina Grass Root Refinery (GRR) mulai berjalan di Tuban, Jawa Timur. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati meninjau lokasi proyek, Sabtu (30/11/2019).

Di sela-sela kunjungan itu Menhub menyambut baik PT Pertamina yang akan merekrut warga sekitar untuk dipekerjakan dalam proses pembangunan. Saat ini sudah ada 270 warga masyarakat yang dilibatkan proses restorasi pantai.

"Saya begitu terkesan bahwa kalau proyek ini jadi, bayangkan 20 ribu orang dapat kesempatan kerja dan pasti Tuban akan berubah menjadi sama hebatnya dengan Surabaya, jadi satu pusat pertumbuhan industri," dalam keterangan tertulis Kementerian Perhubungan di Jakarta, Sabtu (30/1/2019).

Nicke menambahkan pembangunan kilang minyak ini akan menyerap 20.000 orang pekerja dan 2.500 orang pekerja saat telah beroperasi dimana terkait tenaga kerja ini PT Pertamina (Persero) akan mengutamakan merekrut warga lokal.

Dia menargetkan pembangunan kilang dan pelabuhan ini akan selesai pada tahun 2026.

"Untuk restorasi awal ini 6 bulan nanti kita akan terus lanjutkan restorasi untuk yang 200 hektar. Nanti pelabuhan kita bangun bersamaan dengan kilang. Jadi proyek kilang dan petrochemical ini semuanya akan selesai tahun 2026," jelas Nicke.

Pembangunan GRR Tuban ini dilakukan melalui skema kerja sama antara Pertamina dengan perusahaan Rusia, Rosneft Oil Company melalui pembentukan perusahaan joint venture bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRP&P).

Proyek ini merupakan penugasan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 807K/12/MEM/2016 tertanggal 3 Maret 2016 dan Perpres Nomor 56 Tahun 2018.

"Nanti kapasitas pengolahan kilang minyak mencapai 300 kbpd, produksi gasoline 14 juta liter per hari, produksi diesel 16 juta liter per hari dan total produksi petrokimia 4.250 ktpa," tutup Nicke.