Selasa, 10 Desember 2019

Permudah Investasi Korsel, Mendag: Beritahu Kami Kalau Ada Kesulitan

Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sudah mendeklarasikan perdagangan kedua negara melalui Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement/IK-CEPA.

Penandatanganan deklarasi bersama ini sekaligus menandai bahwa kedua negara kini selangkah lebih dekat menuju penandatanganan IK-CEPA. Sebelumnya, secara substansial, kedua tim perunding menyelesaikan perundingan IK-CEPA pada Oktober 2019.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengungkapkan dengan ditekennya deklarasi IK-CEPA ini akan memberikan tren positif terhadap perdagangan Korea Selatan dan Indonesia.

"Ini adalah langkah yang baik untuk pebisnis Korea yang ingin datang ke Indonesia. Kami akan mempermudah investasi terutama untuk produk strategis," kata Agus dalam acara misi dagang di Hotel Lotte, Busan, Rabu (27/11/2019).

Dia mengungkapkan, untuk mempermudah investasi pemerintah akan melakukan berbagai revisi aturan agar investor merasa nyaman dan tak kesulitan.

"Saya yakinkan, apabila ada perusahaan anda yang mau investasi akan dimudahkan oleh pemerintah. Tolong beritahu kami apabila ada kesulitan," jelas dia.

Agus mencontohkan, perusahaan asal Korsel yang sudah sukses berinvestasi adalah Hyundai yang telah mengumumkan akan menggelontorkan US$ 1,55 miliar untuk pembangunan pabrik mobil.

Dia menyampaikan, dengan kemudahan perizinan ini diharapkan investasi yang masuk ke Indonesia akan semakin banyak dan bisa membuka lapangan pekerjaan.

Ia juga memaparkan Indonesia diprediksi memiliki pendapatan per kapita US$ 15.000 pada 2025. Kemudian jumlah populasi akan meningkat hingga 300 juta pada 2025.

Disebutkan pula akan ada 135 juta orang yang masuk kategori sebagai konsumen pada 2030. Lalu diprediksi akan ada 113 juta pekerja dengan peluang pasar seperti pertanian, perikanan, sumber daya alam dan pendidikan.

"Pada 2030, Indonesia akan masuk dalam urutan ke-7 dengan ekonomi terbesar di dunia dan urutan ke 4 pada 2050," jelas dia.

Dukung Ahok Jadi Komut, Luhut: Pertamina Sumber Kekacauan Terbanyak

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menaruh harapan besar pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Luhut menyebut bahwa banyak hal yang harus dibenahi di Pertamina.

"Pak Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina, karena Pertamina sumber kekacauan paling banyak itu. Biar aja di situ," ujar Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).

Luhut mengatakan, Ahok diminta untuk membenahi hal yang kurang pas di Pertamina. Ahok dinilai pas untuk 'membersihkan' Pertamina.

"Sekarang kita ajak dia rapat, pak Ahok tuh lihat tuh barang yang ini. Dia kan senang yang kaya gitu-gituan," tuturnya.

Terkait penolakan atau pihak yang tidak suka dengan posisi Ahok saat in, Luhut mengatakan bahwa mereka adalah orang yang tidak bersih.

"Orang yang nggak suka sama dia itu orang yang nggak suka diperiksa, yang nggak suka jujur gitu aja," katanya.

Pengusaha Sawit hingga Daun Kelor RI Jajaki Pasar Ekspor Korsel

Jalinan cinta antara Korea Selatan dan Indonesia semakin erat, terutama dari sisi perdagangan karena deklarasi bersama (Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement/IK CEPA). Selesainya perjanjian ini menandakan kedua negara lebih dekat menuju pengesahan atau penandatanganan IK-CEPA tahun depan.

Termasuk kegiatan ekspor impor. Misalnya, Korsel yang sudah 'mengimpor' budayanya melalui drama Korea, Kpop, animasi, bahasa Korea sampai makanan yang sudah akrab gaya hidup orang Indonesia.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di depan pelaku usaha Korsel mengungkapkan baru-baru ini, grup Kpop asal Korsel, BTS juga telah menjadi duta untuk Tokopedia yang merupakan unicorn asal Indonesia.

"Presiden kami, bapak Joko Widodo juga pernah bilang kalau dia adalah penggemar K-pop. Waktu itu dia bilang 'Saya dan putri saya sudah pergi ke konser Super Junior dua kali'," ucap Agus disambut tawa dan tepuk tangan pelaku usaha Korsel, di Hotel Lotte, Busan, Rabu (27/11/2019).

Karena sudah deklarasi dan makin dekat dengan perjanjian, Kementerian Perdagangan menggelar misi dagang di Korsel. Misi ini diharapkan bisa membuka jalur-jalur perdagangan produk unggulan Indonesia yang tak bisa dihasilkan di Korsel.

Agus yang memimpin misi dagang ini menjelaskan, banyak komoditas unggulan yang dibawa dan memiliki peluang besar untuk dipasarkan di negara tempat lahirnya Super Junior itu.

"Misi dagang kali ini kami membawa pelaku bisnis seperti keramik, benang, kayu lapis, veneer, bubuk konjak, produk ikan dan ikan kering, rumput laut, garmen, daun kelor, bubuk kakao, kopi, minyak kelapa sawit, jasa keuangan, badan investasi sampai teh," ujar Agus.

Agus optimistis misi dagang ini akan lancar karena Korsel merupakan negara yang dekat dengan Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Dia menjelaskan sudah 40 tahun Indonesia dan Korsel menjalin hubungan kerja sama di berbagai bidang. Hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada 1973 dan hingga saat ini volume perdagangan dan keran investasi asing Korsel ke Indonesia terus meningkat.

Agus menjelaskan lima tahun terakhir perdagangan bilateral RI dan Korsel sempat mengalami penurunan hingga 3,5%, antara lain batu bara, bijih tembaga, karet, kayu lapis dan timah.

Namun, dengan deklarasi IK-CEPA ini Agus optimis jumlah ekspor akan meningkat secara signifikan karena akses yang lebih baik.

"Saya meminta sektor swasta dari kedua negara untuk mengambil keuntungan dari kesempatan ini dan untuk meningkatkan hubungan bisnis dan investasi yang baik. Faktanya optimisme ini terlihat dari prospek yang baik," kata Agus.

Salah satu pelaku usaha yang menjadi peserta misi dagang, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakshmi mengatakan misi dagang ini merupakan hal yang positif untuk para pelaku usaha.

"Saya melihat Indonesia saat ini sedang memperbanyak perjanjian kerja sama dagang dengan negara lain termasuk Korea Selatan. Ini kesempatan baik yang harus dikembangkan," imbuh dia.

Prospek ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Korsel sangat bagus ke depan karena komoditas tersebut bisa digunakan sebagai bahan kosmetik sampai makanan yang dibutuhkan di Korsel.

Kemudian pelaku usaha CV Multi Sarana Jaya produsen rumput laut kering, Samuel Kurniawan mengharapkan dengan digelarnya misi dagang ini ia bisa mengekspor rumput laut ke Korea.

"Saya belum pernah ekspor, mudah mudahan dengan penjajakan ini bisa terbuka peluang ekspornya," kata dia.

Kemudian direktur Atma Widi Aksa, produsen garmen dan olahan daun kelor, Sukma Wahyu Wijayanti mengungkapkan misi dagang diharapkan bisa membuka pintu untuk ekspor daun kelor dari Indonesia.

Menurut dia, daun kelor memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan tubuh dan wajah. Ini cocok dengan Korsel yang fokus pada produk perawatan kulit.