Minggu, 22 Desember 2019

Kebakaran di Gunung Slamet Meluas hingga Baturraden

Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet di Brebes terus meluas setelah sempat memasuki wilayah Banyumas. Kini api telah mengarah ke Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas.

"Ya mas. Karena api mengarah ke Jalur Kalipagu, maka posko malam ini dipindahkan ke Kalipagu," kata Juru Bicara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito saat dihubungi wartawan, Jumat (20/9/2019).

Sementara menurut Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Banyumas Kusworo mengatakan bahwa tim gabungan fokus menanggulangi kebakaran hutan Gunung Slamet. Itu karena kebakaran meluas dari Brebes dan memasuki wilayah Banyumas.

"Saya tadi berada di Kaligua Kabupaten Brebes, kita naik ke sana masuk ke petak 58D-10. Kita naik ke sana, setelah padam ternyata api merembet ke petak 58D-12. Itu api sangat besar tadi, satu jam bisa sampai 1 hektar lebih itu tadi. Yang terdampak tadi terpantau sekitar 10 hektar yang sudah masuk ke Banyumas," jelasnya dalam pesan singkatnya kepada wartawan.

Dia mengatakan, tim gabungan telah memindahkan posko penanggulangan ke Dusun Kalipagu dan Kebun Raya Baturraden. Ia juga mengungkap perihal rencana rapat terkait hal itu lebih lanjut pada malam hari ini. "Untuk rapat di mana dan jam berapa belum ada ketentuan," ucapnya.

Sebelumnya, kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Brebes sejak Selasa (17/9). Lalu si jago merah meluas hingga ke wilayah Kabupaten Banyumas hingga Kamis (19/9) kemarin titik asap telah mencapai wilayah Cilongok, Banyumas.

"Dari hasil pemantauan, titik asap berada di petak 58D-10 hutan lindung vegetasi rimba alam dengan koordinat 7⁰09'22,38" LS dan 109⁰11'09,86" BT," kata Juru Bicara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito melalui keterangan tertulis, Jumat (20/9/2019).

Dunia Butuh 39 Ribu Pesawat Baru dalam 20 Tahun ke Depan

Setidaknya, diperlukan lebih dari 39.000 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan. Ini berkaitan dengan prediksi bahwa lalu lintas udara tumbuh 4,3% setiap tahun.

Begitu laporan prakiraan pabrikan pesawat Airbus yang berpusat di Leiden, Belanda dalam rilis resmi Kamis (19/9/2019), mengenai Global Market Forecast (GMF) Airbus. Prakiraan Pasar Global Airbus untuk 2019-2038 menawarkan pandangan ke depan tentang evolusi sektor transportasi udara.

Hal di atas memperhitungkan faktor-faktor seperti pertumbuhan demografis dan ekonomi, tren pariwisata, harga minyak, pengembangan rute baru dan yang telah ada. Pada akhirnya, mereka menyoroti permintaan pesawat dalam ukuran 100 hingga 400 kursi.

Laporan GMF Berjudul 'Kota, Bandara & Pesawat' berfungsi sebagai referensi untuk maskapai penerbangan, bandara, investor, pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan lain. Lalu lintas udara diperkirakan tumbuh sebesar 4,3% setiap tahun sehingga butuh tak kurang dari 39.200 pesawat baru selama 20 tahun ke depan.

Untuk prakiraan pasar global dalam rentang 2019-2038, Airbus membahas segmentasi pesawat dalam kategori kecil (S), sedang (M), besar (L). Ada peningkatan signifikan di jumlah pesawat penumpang yakni lebih dari dua kali lipat, dari 23.000 menjadi hampir 48.000 pada tahun 2038.

Pertumbuhan armada lalu lintas udara itu membutuhkan 550.000 pilot dan 640.000 teknisi baru. Pada 2038, dari perkiraan 47.680 armada, sejumlah 39.210 adalah armada baru dan 8.470 lainnya adalah yang lama.

Armada baru akan lebih hemat bahan bakar, dari Airbus yakni generasi terbaru dari A220, A320neo Keluarga, A330neo dan A350. Airbus percaya sebagian besar akan berkontribusi pada pengurangan karbon dari industri penerbangan.

Mencerminkan perkembangan teknologi, Airbus telah menyederhanakan segmentasinya dalam hal kapasitas, jangkauan dan jenisnya. Misalnya, jarak pendek dengan pesawat A321 berukuran kecil (S), jarak jauh dengan A321LR atau XLR yang berukuran sedang (M).

Sedang inti pasar inti ada di A330 yang juga berukuran sedang (M). Kemungkinan pesawat yang akan terus dioperasikan oleh maskapai dalam ukuran besar (L) akan menggunakan A350 XWB.

Festival Musik Kepulauan Seribu Pakai Panggung di Atas Laut!

Oceanik Folk Festival Jakarta resmi digelar di Pulau Tidung malam ini. Yang istimewa, ada panggung di atas laut.

Dilangsungkan dari hari Jumat, 20-22 September 2019, Eco Music Camp & Oceanik Folk Festival Jakarta telah dimulai dari malam ini. Selain menampilkan sejumlah seniman lokal dan internasional, festival musik yang pertama kali diadakan di Pulau Tidung itu juga menghadirkan Oceanic Stage atau panggung di atas laut.

Untuk informasi, panggung itu dibuat khusus untuk acara di area Jembatan Cinta Pulau Tidung. Berada di tengah laut, panggung itu memanjang 20 meter dari tepian dermaga. detikcom pun sempat berbincang dengan salah satu warga lokal yang membuatnya di lokasi, Jumat (20/9/2019).

"Buatnya dua hari doang, panjang jembatannya 20 meter, lebarnya 2,5 meter," terang Adirawan, satu dari lima pembuatnya.

Untuk mengerjakan panggung berupa jembatannya, Adi mengaku harus membawa material panggung seperti bambu dari dermaga Pulau Tidung ke lokasi dengan berenang. Proses pengerjaan pun dilakukan tanpa henti.

"Dari pagi sampai malam, lanjut lagi besoknya," ujar Adirawan.

Diakui olehnya, proyek membuat panggung di atas air ini baru dilakukannya pertama kali. Walau dibuat dalam waktu yang tergolong singkat, nyatanya panggung di atas air dapat terlaksana dan dapat dipakai secara maksimal oleh para penampil malam ini.

Itulah sedikit cerita unik di balik Eco Music Camp & Oceanik Folk Festival yang dimulai malam ini. Buat kamu yang mau melihat keunikan panggung ini, bisa datang langsung ke Pulau Tidung akhir pekan ini. Acaranya pun gratis.

Kebakaran di Gunung Slamet Meluas hingga Baturraden

Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet di Brebes terus meluas setelah sempat memasuki wilayah Banyumas. Kini api telah mengarah ke Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas.

"Ya mas. Karena api mengarah ke Jalur Kalipagu, maka posko malam ini dipindahkan ke Kalipagu," kata Juru Bicara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito saat dihubungi wartawan, Jumat (20/9/2019).

Sementara menurut Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Banyumas Kusworo mengatakan bahwa tim gabungan fokus menanggulangi kebakaran hutan Gunung Slamet. Itu karena kebakaran meluas dari Brebes dan memasuki wilayah Banyumas.

"Saya tadi berada di Kaligua Kabupaten Brebes, kita naik ke sana masuk ke petak 58D-10. Kita naik ke sana, setelah padam ternyata api merembet ke petak 58D-12. Itu api sangat besar tadi, satu jam bisa sampai 1 hektar lebih itu tadi. Yang terdampak tadi terpantau sekitar 10 hektar yang sudah masuk ke Banyumas," jelasnya dalam pesan singkatnya kepada wartawan.

Dia mengatakan, tim gabungan telah memindahkan posko penanggulangan ke Dusun Kalipagu dan Kebun Raya Baturraden. Ia juga mengungkap perihal rencana rapat terkait hal itu lebih lanjut pada malam hari ini. "Untuk rapat di mana dan jam berapa belum ada ketentuan," ucapnya.

Sebelumnya, kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Brebes sejak Selasa (17/9). Lalu si jago merah meluas hingga ke wilayah Kabupaten Banyumas hingga Kamis (19/9) kemarin titik asap telah mencapai wilayah Cilongok, Banyumas.

"Dari hasil pemantauan, titik asap berada di petak 58D-10 hutan lindung vegetasi rimba alam dengan koordinat 7⁰09'22,38" LS dan 109⁰11'09,86" BT," kata Juru Bicara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito melalui keterangan tertulis, Jumat (20/9/2019).