Kamis, 02 Januari 2020

Tenun dan Air Terjun yang Jadi Kebanggaan Orang Donggala

Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah punya banyak atraksi menarik untuk dinikmati. Dua hal yang jadi kebanggan adalah tenun dan air terjunnya.

Menenun sambil berwisata di air terjun yang indah hanya ada di Desa Loli, Donggala. Untuk sampai ke tempat ini, traveler hanya perlu naik motor atau mobil dari Kota Palu menuju Kabupaten Donggala dengan waktu 30 menit saja.

Traveler akan menikmati pemandangan laut yang memukau, sebab sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan air laut Kota Palu Sulawesi Tengah. Saya sarankan naik motor, karena traveler akan disambut dengan angin yang sejuk.

Beberapa waktu lalu, tepatnya 28 September 2018 Kota Palu berduka, duka bagi kita masyarakat Indonesia. Salah satu dampak bencana beberapa waktu lalu itu terlihat di sini.

Tidak bisa dipungkiri, saat ke tempat wisata ini, traveler akan disajikan pemandangan bekas tsunami beberapa waktu lalu, tetapi itu tidak membuat keindahan Kota Palu khususnya Donggala menjadi berkurang. Salah satu keindahan yang masih tersisa di Donggala adalah air terjunnya yang indah berada di Desa Loli , sehingga disebut Air Terjun Loli.

Uniknya, air terjun ini dahulu tidak pernah ada, tetapi seiring berjalannya waktu beberapa tahun lalu, terjadi Banjir di Desa sehingga meninggalkan 1 keindahan dari banjir, yaitu Air Terjun Loli. Ya, Air Terjun ini terbentuk akibat banjir yang melanda desa. Unik ya?

Saat Traveler memasuki Desa Loli, Traveler akan menemukan rumah pembuatan tenun. Jika traveler berniat belajar menenun, bisa untuk singgah dan membeli kain tenun khas Donggala yang sudah ada sejak zaman pra sejarah ini.

Berbicara soal kain tenun Donggala adalah kain tenunan sutra di daerah pesisir Kabupaten Donggala. Tradisi menenun kain Donggala dari generasi ke generasi diwariskan masyarakat di sini. Menenun dilakukan kaum hawa di saat para suami melaut dalam waktu yang lama. Dayang Sumbi dalam legenda Sangkuriang digambarkan sebagai sosok wanita yang pandai menenun.

Kain tenun Donggala dahulu hanya dikenakan pada saat upacara adat. Dibuat dari bahan sutera alami dalam berbagai motif dan warna dikerjakan menggunakan alat tenun tradisional di desa-desa di wilayah Donggala.

Kain Tenun Donggala merupakan produk tradisional kriya Indonesia memiliki beragam desain motif antara lain motif buya bomba (motif bunga ), bunga mawar, bunga anyelir, kamboja, motif daun, motif fauna, kombinasi bunga subi dan bomba, palaekat serta bunga subi yang memiliki corak benang emas biasa disebut Bombaja.

Motif buya bomba atau motif bunga berbentuk geometrik garis vertikal dan kotak persegi panjang komposisi motif disusun secara diagonal. Motif yang berhubungan dengan manusia dianggap tabu, proses pengerjaan motif buya bomba paling rumit membutuhkan waktu hingga 2 hingga 4 bulan dibandingkan motif lainnya.

Kain tenun donggala ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan bersama batik, ulos batak toba, songket, tenun ikat, kain kulit kayu dari Kalimantan dan Sulawesi Tengah. Tenun siak riau, karawo gorontalo, kerawang gayo aceh, tais pet maluku dan kain tradisional lainnya yang ada di indonesia.

Liburan ke Turki, Ini Itinerary Buat Traveling Seminggu (7)

Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, saya menuju hotel yang sudah dipesan. Esok harinya, barulah saya berangkat dengan pesawat ke Yogya. Jadi, masih ada satu malam untuk beristirahat dan tidak terburu-buru mengejar penerbangan berikutnya. Sementara itu, teman-teman rombongan yang asli Jabodetabek langsung menuju rumah masing-masing.

Sungguh, perjalanan ke Turki adalah extraordinary traveling dari semua sisi. Saya tak menyangka cukup kuat bepergian jauh di saat hamil muda. Tanpa keluarga dan teman akrab yang menemani. Semua teman yang saya dapat baru kenal di perjalanan. Mereka sangat membantu dan baik, terutama ketika tahu kalau saya sedang hamil muda. Peserta tour kebanyakan justru pasangan suami istri yang berusia 60 tahun ke atas sehingga mereka paham benar bagaimana rasanya hamil.

Dubai, adalah kota berikutnya yang saya impikan. Sebenarnya saya mempunyai saudara yang tinggal di Dubai. Kakek saya asli orang Arab, dan beberapa keluarga jauh masih ada yang tinggal di Arab, termasuk Dubai. Oleh karena itu, jika saya berkesempatan untuk ke Dubai, saya akan bersilaturahmi ke mereka.

Yang akan saya lakukan berikutnya ketika di Dubai tentu saja melihat dengan mata kepala sendiri betapa megah dan canggihnya pariwisata Dubai. Saya akan ke Burj Khalifa dan melihat pemandangan Dubai dari atas dan menyaksikkan Dubai Fountain.

Dubai Fountain mendapat gelar sebagai air mancur paling besar di dunia. Luasnya kurang lebih 12 hektar dan dapat meluncurkan air hingga setinggi lima ratus kaki. Wow, luar biasa! Saya pernah melihat air mancur menari dan berwarna di belakang Menara Kembar Malaysia. Begitu juga di Jogja pernah ada air mancur yang seperti itu, tetapi yang setinggi Dubai Fountain jelas belum pernah lihat.

Yang tidak boleh terlewatkan tentu saja mengunjungi Palm Jumaerah atau sering disebut sebagai Palm Island. Tempat ini adalah pulau buatan yang unik dan lengkap fasilitasnya. Terdapat taman hiburan, pantai, akuarium, tempat olahraga air, dan lain-lain didalamnya.

Selain itu, saya penasaran dengan pantai di Dubai yaitu Pantai Jumeirah. Pantai ini membentang hingga 7 km dan terbagi menjadi 7 pantai yang tiap pantainya mempunyai keunikannya tersendiri. Pantai Jumeirah memang patut memiliki pasir yang putih dan air laut berwarna biru yang bening dan cantik. Di Indonesia memang banyak pantai berpasir putih. Makanya saya ingin melihat apa bedanya dengan Pantai Jumaerah.

Sebagai pecinta bunga dan tanaman, saya akan berkunjung ke Miracle Garden di Dubailand. Miracle Garden merupakan taman yang di dalamnya terdapat beragam jenis tanaman yang didesain menjadi bentuk yang sangat cantik dan unik. Taman ini mempunyai berbagai tema seperti colorful peacocks, floral clock, butterfly park, dan aromatic garden. Keren, ya?

Tempat wisata wajib berikutnya yang masuk list saya adalah Bastakia Quarter. Tempat ini dipenuhi bangunan dan gedung tua dengan arsitektur kuno. Sejak dulu saya memang menyukai keunikan bangunan kuno. Seolah kita terdampar ke masa lampau.

Selain itu, kota tua Bastakia Quarter mempunyai banyak musem, terutama di daerah Al Fahidi. Museum yang ingin saya datangi antara lain museum koin, museum kopi, museum perangko, dan museum lainnya. Seru sekali bisa berwisata ke museum, mengenal sejarah Dubai lebih dekat. Doakan semoga saya bisa ke Dubai ya.