Kamis, 02 Januari 2020

Liburan ke Turki, Ini Itinerary Buat Traveling Seminggu (6)

Kami makan malam di rumah makan Indonesia dengan lauk sup, ayam goreng, mi goreng lengkap dengan kerupuk dan teh hangat. Lezat sekali. Semua kenyang dan bahagia, siap beristirahat di Istanbul.

Keesokannya, setelah sarapan, kami salat Jumat di Blue Mosque. Lalu dilanjutkan berkeliling ke Topkapi Palace yaitu sebuah museum istana dengan koleksi mewah seperti porselen, treasuries, yang merupakan lambang kejayaan masa Kesultanan Ottoman.

Topkapi Palace sangat luas. Ada bangunan khusus peralatan dapur, dan gedung khusus peralatan perang yang sangat megah. Terdapat juga museum terkait benda berharga umat muslim seperti kunci Ka'bah, kiswah Ka'bah karena dulu Ka'bah masuk dalam pemerintahan Ottoman. Saya juga sempat melihat tongkat Nabi Musa, pedang Khalid Bin Walid, pedang Ustman bin Affan dan Nabi Daud. Ada juga baju Fatimah, putri Nabi Muhammad. Lantunan Al Qur'an dibacakan sepanjang hari di museum tersebut. Masya Allah, damainya.

Selanjutnya, kami menuju Hagia Sophia Museum. Seperti diketahui, Hagia Sofia ini pernah menjadi gereja, lalu menjadi masjid dan akhirnya menjadi museum. Ukiran dan lukisan dari dua agama terlihat di sini. Ada Bunda Maria, Yesus, dan ukiran Nabi Muhammad dan Allah berdampingan di Hagia Sofia. Arsitektur Hagia Sofia memang unik.

Hari itu ditutup dengan berbelanja di Grand Bazaar yang merupakan pusat perbelanjaan tertua dan terbesar di Turki. Grand Bazar sungguh memanjakan naluri belanja perempuan. Aneka pernak pernik, perhiasan, pashmina, bahkan turkish delight terdapat di sini, serunya bisa ditawar. Sayang, kami hanya mendapat sedikit waktu saja. Lain kali kalau ke Istanbul dengan backpacker harus ke sini lagi.

Esok harinya adalah hari terkahir di Istanbul. Pagi-pagi sekali, kami harus sudah selesai packing dan menyelesaikan sarapan untuk bersiap ke Spice Bazar yang merupakan bazar besar yang menjual bumbu-bumbu dapur khas Turki dan Timur Tengah. Saya tidak turun karena memang tidak berniat membeli bumbu apapun.

Selanjutnya, rombongan tour dibawa ke Emirgan Park yang merupakan puncak dari wisata Turki di Bulan April yaitu taman tulip yang terbesar dan terkenal di Turki. Masya Allah, niatnya merasakan kebesaran Ottoman di zamannya, saya mendapat bonus melihat bunga tulip.

Tulip-tulip aneka warna bergerombol dengan elegan. Mulai dari tulip putih, merah muda, merah, kuning, oranye, ungu, hingga ada tulip yang warnanya gradasi lebih dari satu warna. Saya bahkan tidak tahu kalau bunga tulip berwarna - warni dan bentuk ketika kuncup dan mekar sama-sama indah.

Emirgan Park cukup luas dan kami dilarang menginjak tanah tempat tulip tumbuh. Harapannya agar bunga tulip tidak ikut terinjak. Cukup banyak polisi taman yang berjaga dan mengingatkan untuk berfoto agak jauh dari tanah.

Tak lama setelah puas berkeliling Emirgan Park, kami beranjak menuju bus untuk segera ke Bandara International Istanbul-Sabiha Gokcen dan kembali ke tanah air dengan Qatar Airways. Makan siang dilakukan di bus. Begitu juga yang belum sempat salat dhuhur dan asar, dilaksanakan di bus. Perjalanan ke bandara cukup lama karena Istanbul macet seperti Jakarta.

Pesawat take-off di malam hari dan tiba di Istanbul Bandara Internasional Hamad Doha sekitar 5 jam kemudian waktu Qatar dini hari. Kami transit kurang lebih 7 jam, kemudian lanjut perjalanan dari Doha pukul 09.15 waktu Doha dan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pukul 22:15 WIB malam. Dengan kata lain, berada di pesawat hingga hampir 10 jam. Subhanallah, perjalanan yang panjang, bukan?

Liburan ke Turki, Ini Itinerary Buat Traveling Seminggu (5)

Dari Pamukkale, kami akan menuju Cappadocia dengan melewati kota Konya. Kabarnya, Konya adalah kota paling religius di Turki. Ternyata kota ini adalah tempat tinggal Maulana Jalaluddin Rumi.

Saya dan rombongan mengunjungi Mevlana Museum. Sebuah museum yang menyimpan semua kisah dan catatan sejarah tentang Rumi, yang di Turki lebih terkenal dengan sebutan Mevlana. Museumnya cukup luas, dengan beberapa bangunan.

Terdapat makam, pakaian dan sorban Rumi di dalam museum, serta ada jenggot Nabi Muhammad. Selain itu, ada juga patung-patung yang menggambarkan suasana santri yang belajar menari Sufi zaman dahulu. Mereka tidak hanya belajar menari tapi juga mengaji. Makna di balik tarian Sufi adalah kepasrahan sehingga hanya bisa dilakukan oleh santri yang sudah tingkat tinggi kepasrahannya. Tidak semua santri dapat lolos ke tahap belajar menari Sufi.

Kemudian perjalanan dilanjutkan untuk photo-stop di Sultanhani Caravanserai atau Tepesidelik Caravanseray, yaitu tempat di mana para pedagang di masa lalu bertemu dan beristirahat memarkirkan kereta atau karavan mereka di tempat tersebut. Spot foto dengan latar gunung es sungguh memesona. Kami juga sempat membeli oleh-oleh di pusat suvenir di Sultanhani Caravanserai.

Perjalanan dilanjutkan ke Cappadocia, sampai di sana kami langsung makan malam dan beristirahat di hotel. Esok harinya setelah sarapan, saya dan rombongan dibawa menyusuri kawasan Underground City of Cardak yaitu kota bawah tanah berbatu seperti dalam kartun the Flinstone.

Ruangan di dalam Underground city ternyata cukup dingin. Rumah bawah tanah dibagi menjadi beberapa ruangan seperti dapur, ruang tamu, ruang penyimpanan ternak dan makanan, ruang ibadah, dan sebagainya. Zaman dahulu, mereka menggunakan rumah bawah tanah ketika bersembunyi dari musuh atau binatang buas.

Kami melanjutkan perjalanan ke Goreme Valley, sebuah kota di Cappadocia sekaligus sebuah wilayah historis Turki, serta mengunjungi Hand Made Carpet Showroom yang merupakan pusat kerajinan karpet khas Turki. Harga karpet Turki ternyata lumayan. Perbedaan karpet Turki dengan karpet lain adalah pada ikatannya yang double sehingga lebih kuat.

Setelah makan siang, saya dan rombongan menuju area photo-stop di Pasabag Valley, Pigeon Valley, dan Uchisar Castle, sebuah istana yang bentuknya seperti sarang tawon besar dengan lubang-lubang dan bendera Turki di puncaknya. Ada area di Cappadocia yang bentuk batu-batunya seperti jamur di Film Smurf, serta yang bentuknya cukup imajinatif, seperti unta dan sebagainya, menarik sekali.

Esok paginya, setelah sarapan di hotel, perjalanan dilanjutkan ke Ankara, Ibukota Turki. Pemberhentian pertama adalah Tuz Golu, danau air asin di Ankara. Danaunya seperti pantai dengan pasir yang putih. Pasir tersebut adalah garam yang dapat digunakan untuk kosmetik dan banyak manfaat lain.

Setelah makan siang, kami menuju Ataturk Mauseloum. Saya sempat kaget karena museumnya ramai sekali. Ternyata tempat ini digunakan sebagai persemayaman terakhir presiden pertama Turki yaitu Mustafa Kemal Pasha. Saat kami datang, sedang ada kunjungan dari tokoh Pakistan sehingga ia melakukan penghormatan ke makam tersebut.

Proses penghormatannya dengan cara mengheningkan cipta selama kurang lebih 30 detik. Semua orang berdiri tanpa bersuara, diiringi alunan musik instrumental. Yang unik, penjaga-penjaga di museum Attaturk berdiri seperti patung, tanpa bergerak sama sekali. Mirip dengan penjaga istana di Inggris yang tersohor keunikannya.