Senin, 13 Januari 2020

Eksplorasi Kawasan Borobudur, Tak Hanya Lihat Candi Lho!

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Biro Komunikasi Publik (Komblik) mengajak 50 pewarta wisata mengeksplorasi destinasi wisata potensial di sekitar kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini dikemas dalam tema 'Peningkatan Kemitraan Dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar).

Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar, Guntur Sakti, mengatakan kegiatan outbound dengan wartawan merupakan agenda tahunan Komblik. Tahun ini, Komblik mengajak waryawan untuk melihat dan merasakan langsung potensi atraksi, akses, amenitas (3A) yang ada di Kabupaten Magelang serta menjalin tali silaturahmi.

"Magelang tidak hanya memiliki Candi Borobudur sebagai destinasi utama, tetapi memiliki potensi pendukung yang kuat di sekitarnya dengan unsur 3A-nya lengkap," kata Guntur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/7/2019).

Guntur mengungkapkan saat ini banyak yang bisa dieksplorasi di Magelang. Tempat kunjungan tak lagi terpusat di Candi Borobudur saja, tetapi juga destinasi wisata baru lain yang terus bermunculan.

"Seperti yang di eksplorasi pewarta yang tergabung dalam Forwapar saat ini. Mereka diajak berkeliling di sekitar Borobudur dan Perbukitan Menoreh dengan mobil VW Safari, rafting di Sungai Elo, melihat pembutan gerabah di Arum Art. Lalu menikmati santap siang di Ketep Pass dan makan ,alam sambil melihat atraksi seni di Desa Bahasa Ngargogondo," katanya.

Salah satu penyedia jasa mobil VW Safari, Ino, mengatakan wisata mengendarai mobil klasik diminati para wisatawan sejak beberapa tahun silam. Bahkan telah menjadi atraksi tersendiri menikmati Borobudur dari sisi yang berbeda.

"Dulunya pada 1980-an mobil ini dikenal sebagai mobil dinas camat. Sekarang dimodifikasi dengan cat warna-warna mencolok sehingga bisa membawa wisatawan keliling desa wisata sekitar Candi Borobudur," jelasnya.

Paket wisata mengelilingi Borobudur dibanderol dengan biaya per unit mobil sebesar Rp 320 ribu per 2,5 jam. Kini VW wisata memiliki 70 anggota, yakni 30 unit beroperasi di kawasan Borobudur dan sisanya beroperasi di luar kawasan Borobudur.

Selain menikmati VW Safari, wartawan juga diajak menyusuri Sungai Elo yang sejak dulu sudah dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berbagai kegiatan. Mulai dari mandi, cuci, kakus, memancing, sampai wisata petualangan seperti arung jeram.

Sungai sepanjang 12 kilometer ini dihiasi pepohonan yang masih asri. Meskipun debit air tidak terlalu tinggi, wisatawan bisa menikmati arung jeram dengan catatan tetap mematuhi standar keamanan yang diinformasikan oleh instruktur.

Rangkaian kegiatan berkeliling Kabupaten Magelang ditutup dengan menikmati edutainment di Desa Bahasa Borobudur Ngargogondo. Wartawan diajak belajar bahasa Inggris dan bermain angklung dengan cara yang unik.

Penuh Warna, Festival Layang-layang Pangandaran Resmi Dibuka

Langit Pangandaran terlihat berbeda akhir pekan ini. Karena ada festival layang-layang Internasional yang siap menghibur wisatawan di Pangandaran.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi membuka ajang Pangandaran International Kite Festival (PIKF) 2019 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2019). Digelar di kawasan wisata Pantai Timur Pangandaran, kegiatan tahunan tersebut meriah dengan berbagai kegiatan.

Berbicara kepada media, Emil, demikian sang Gubernur disapa, mengaku bangga bisa menyaksikan langsung kegiatan yang sudah berlangsung selama 30 tahun ini. Terlebih, kata Emil, banyak peserta dari luar negeri, seperti dari ASEAN dan Eropa.

"Ini tentunya akan meningkatkan citra positif Pangandaran sebagai destinasi pariwisata," ujar Emil.

Tak sendiri, Emil datang didampingi istri, Atalia Praratya serta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Dari pihak tuan rumah, hadir Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari.

Bersama-sama, para pejabat teras tersebut membuka kegiatan dengan memainkan perkusi gondang serta menerbangkan layangan. Sebelumnya, ajang pembukaan diisi defile peserta dan komunitas serta tari penyambutan.

Pada hari kedua, layangan yang diterbangkan jauh lebih beragam. Layangan balon dengan ukuran-ukuran besar menjadi daya tarik tersendiri, seperti karakter kartun, hewan dan bentuk-bentuk unik lainnya

Tercatat pelayang dari 17 negara mengikuti ajang ini. Beberapa negara asal peserta adalah Perancis, Jepang, Polandia, Malaysia, India dan Makau.

Minggu, 12 Januari 2020

Chef Internasional Kagum dengan Cita Rasa Bakso hingga Soto

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menampilkan berbagai kuliner khas Indonesia secara utuh dalam Restaurant Famtrip. Sejumlah chef Internasional asal London pun diajak menikmati street food dan pasar tradisional.

Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kementerian Pariwisata Vita Datau, mengatakan para chef mengikuti Denpasar Day Foodie Tour bersama Good Indonesian Food dan mengelilingi Kota Denpasar yang sarat sejarah.

"Saat mengikuti street food, mereka merasakan lebih dari 7 menu populer street food Denpasar. Ada Soto, Nasi Goreng, Bakso, Sate, Kopi, Serombotan, Bubur Manis, Rendang hingga tupat tahu," ujar Vita dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2019)

Tak hanya itu, kata Vita, para chef juga mengunjungi pasar Badung. Mereka mempelajari berbagai bahan makanan lokal Bali dan Indonesia dijajakan. Pelajaran itu didapat langsung dari para pedagang sebagai bagian dari ekosistem gastronomi.

"Di akhir kegiatan, mereka sangat terpesona dan terkagum-kagum. Karena, tidak menyangka Indonesia menyimpan berjuta pesona kuliner dan bahan dasar lokal yang luar biasa," terangnya.

Menurut Vita, para chef mengatakan hidangan Indonesia sangat menginspirasi. Daya tarik kuliner ini bisa menyihir para tamu di restoran mereka. Chef-chef asal London ini juga sangat yakin konsep kuliner street food yg disajikan secara menarik bisa membuat tamu-tamu mereka berkunjung ke Indonesia.

Pernyataan itu bukannya tanpa alasan. Sebab, fenomena ini sudah sangat sering terjadi di restoran mereka. Para tamu kerap memutuskan berkunjung ke destinasi di Asia karena terpesona oleh masakan yang telah mereka kembangkan.

"Dan mereka yakin, setelah perjalanan ini dimana kemudian mereka menyajikan masakan khas Indonesia, tamu-tamu di restoran mereka akan tertarik pergi ke Indonesia! Dan ini memang tujuan kita," tuturnya.

Diketahui, konsep street food sendiri sedang naik daun di Inggris. Sementara Asia adalah tempat paling tepat untuk merasakan street food. Termasuk Indonesia tentunya yang walaupun food safety dan higienis harus ditingkatkan.

"Landscape kuliner dunia, terutama di Inggris Raya beberapa tahun belakangan ini berubah drastis. Street food kini menjadi primadona. Terutama di kalangan milenial," paparnya.

Para peserta Restaurant Famtrip Wonderful Indonesia sangat menyukai pengalaman street food. Karena, merepresentasikan pengalaman makan di destinasi yang sangat otentik. Serta dekat dengan kehidupan masyarakat lokal.

Vita menambahkan, hal ini menjadi inspirasi berbagai chef di dunia untuk dapat menyajikan masakan street food di restoran mereka.

"Berbicara tentang street food, Indonesia memiliki segudang destinasi street food. Destinasi yang sangat mempesona, termasuk di Denpasar Bali. Hanya saja, mereka sering mengalami kesulitan untuk mengakses street food terbaik di Indonesia. Karena keterbatasan informasi yang tersedia dalam Bahasa Inggris," kata Vita.

Masalah ini ditangkap dengan baik oleh Good Indonesian Food, sebuah gastronomic tourism activities operator terbesar di Indonesia. Good Indonesian Food senantiasa membantu foodies dunia dalam mengeksplorasi kekayaan kuliner lokal Indonesia.

Salah satu produk dari Good Indonesian Food yang telah menjadi primadona para wisatawan mancanegara sejak 3 tahun yang lalu para adalah Denpasar Day Foodie Tour bersama Local Foodie Buddy. Dengan alasan itulah maka Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Good Indonesian Food.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Restaurant Famtrip ini menjadi cara yang tidak biasa untuk mengangkat kuliner Indonesia ke mancanegara.

"Salah satu masalah kita adalah belum ada kuliner nasional. Kenapa? Karena kuliner yang dimiliki Indonesia sangat banyak. Dan semuanya berkualitas serta enak," ujar Arief.

Dengan kegiatan tersebut, kata Arief, chef internasional akan melihat dan merasakan langsung kekayaan cita rasa otentik kuliner Indonesia.

"Dengan jenisnya yang beragam, kita harapkan kuliner Indonesia akan banyak bertebaran di mancanegara. Khususnya di London, kota asal para Chef peserta famtrip. Dan harapan kita lebih banyak kuliner Indonesia yang go international, selain rendang," jelasnya.