Selasa, 04 Februari 2020

Mengenal Musik Khas Papua di Festival Crossborder Keerom 2019

 Festival Crossborder Keerom 2019 akan digelar 3-5 Mei 2019 di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Event ini akan dimeriahkan band-band reggae, seperti Ras Muhammad, Mixmate, Corby-The Comen Rasta, dan XD Band.

"Banyak karya seni dan budaya dimiliki Papua. Mereka menciptakan beragam lagu tradisional yang sudah sangat akrab. Ada lagu daerah hingga kekinian. Semuanya populer," ungkap vokalis The Comen Rasta, Gorby dalam keterangan tertulis, Senin (15/4/2019).

Salah satu lagu tradisional Bumi Cenderawasih yang paling terkenal adalah Yamko Rambe Yamko. Lagu ini bercerita tentang peperangan antar suku. Liriknya di antaranya, 'Hee Yamko Rambe Yamko, Aronawa Kombe'. Artinya, 'hai jalan yang dicari sayang, perjanjian'.

"Kami terus berusaha menyuarakan nyanyian anak Papua agar dikenal dunia. Papua sangat kaya. Alam, budaya, dan bahasanya sungguh luar biasa. Semuanya kami angkat melalui nyanyian dan alunan musik Papua. Kami berharap, Festival Crossborder Keerom 2019 makin mempopulerkan Papua beserta lagu-lagu khasnya," jelasnya.

Sementara itu Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan lagu asal Papua itu fenomenal.

"Lagu-lagu asal Papua sangat familiar. Siapa pun tahu bahkan hafal liriknya. Musiknya khas penuh energi. Seolah mereka ingin berbagi semangat dengan pendengarnya. Silahkan eksplorasi keindahan lagu Papua saat Festival Crossborder Keerom 2019. Sebab, event ini akan menjadi pesta musik terbaik perbatasan di awal Mei nanti," terang Ricky.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menegaskan wisatawan harus mengenal kekayaan Papua secara utuh saat berada di Festival Crossborder Keerom 2019.

"Papua ini luar biasa. Semua aspek sangat eksotis. Ada banyak lagu-lagu tenar yang diciptakan di Papua. Karakternya sangat kuat dengan warna keseharian masyarakat. Festival Crossborder Keerom 2019 tentu jadi meomentum terbaik untuk mengenal Papua secara utuh. Pastikan awal Mei semua berkumpul di Keerom, termasuk masyarakat Papua Nugini," tutup Arief.

Lebih lanjut, masih terkait musik Papua juga memiliki satu lagu yang sangat dikenal anak-anak zaman now, yaitu 'Sajojo'. Lagu ini menjadi pengiring Tari Sajojo hingga senam.

Tari Sajojo sering ditampilkan untuk menyambut tamu. Tari ini juga kerap dibawakan dalam agenda acara adat. Sajojo bercerita tentang paras cantik gadis Papua. Karena rupawan, sang gadis pun sangat disayangi orang tuanya. Hingga, banyak jejaka yang mengaguminya.

Lagu daerah Papua lainnya yang sudah sangat akrab adalah 'Apuse', yang bercerita tentang seorang anak yang akan pergi merantau ke Teluk Doreri. Dia lalu berpamitan dengan kakeknya. Penggalan liriknya yaitu, 'Apuse kokon dao, Yarabe soren Doreri, Wuf lenso bani nema baki pase'.

Lirik lagu Apuse memiliki arti dalam. Di antaranya, 'Kakek-nenek, aku mau pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri'. 'Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan'.

Karya lainnya adalah 'E Mambo Simbo'. Lagu ini bercerita pertemuan ayah dan anak yang lama terpisah. Liriknya sederhana dan terdiri pengulangan kata, tapi musiknya sangat riang.

Lirik lagu 'E Mambo Simbo' di antaranya, 'E Mambo Simbo. E Mambo Simbo, E...Mambo Simbo'. Untuk lirik reff-nya, 'Mambo yaya yaya-e. Mambo yaya yaya-e'.

Untuk mengiringi lagu ini, masyarakat di Papua biasanya menggunakan hentakan alat perkusi dan petikan gitar.

Ini Jurus Terbaru Pemerintah Menurunkan Mahalnya Tiket Pesawat

Kenaikan harga tiket pesawat dirasa menyusahkan traveler. Pemerintah pun sedang menyusun jurus terbaru untuk mengeluarkannya.

Tiket pesawat yang mahal di rute domestik begitu terasa apalagi jika dibandingkan dengan harga ke luar negeri. Hampir sama bukan? Lalu, apa solusi pemerintah?

"Salah satunya Kemenhub akan mengeluarkan bahwa ada ekonomi yang dulu ada kode tertentu, kode Y atau apa itu, itu dihidupkan kembali. Sekian persen jumlahnya," ucap Arief di sela-sela diskuso di Jakarta, Senin (15/4/2019).

"Kita tunggu saja dari menteri perhubungan," imbuh dia.

Dan, mengapa maskapai-maskapai menaikkan harga tiketnya begitu tinggi secara cepat?

"Jadi kalau alasannya, memang mereka tidak untung. Dan cara paling mudah adalah menaikkan harga. Ada lagi sebenarnya yang bagus. Tetapi kan orang berpikir gini, mengapa harga atau biaya per mile dari luar negeri ke Indonesia lebih murah? Kalau dichallenges gitu malu juga kita. Benar ya?" jelas Arief.

Arief lalu menyontohkan penerbangan dari Kuala Lumpur ke Indonesia dengan harga per km yang lebih murah. Ia pun tak ingin Indonesia dipermalukan oleh orang luar karena tidak efisien.

"Jangan sampai itu terjadi kalau alasan kita, nanti orang bisa menuntut. Nah itu tidak bagus, ada kompetisi dong pak nanti," kata Arief.

Banyak Pengunjung Adex 2019 Penasaran Soal Aktivitas Diving di RI

Keikutsertaan Indonesia di Asia Dive Expo (Adex) Singapura 2019 benar-benar mencuri perhatian para penyelam mancanegara. Mereka antusias untuk mengeksplorasi spot diving di Tanah Air, hingga mereka menggali berbagai informasi serta mulai mengatur perjalanan.

Adex 2019 yang telah resmi ditutup pada Minggu (14/4/2019) itu digelar di Suntec Singapore Convention & Exhibition Center, Level 4, Hall 401-405, Singapura. Sejak hari pertama pameran, paviliun Indonesia selalu ramai oleh ribuan pengunjung.

"Respons pengunjung yang memadati paviliun Indonesia luar biasa. Setiap hari selalu ramai dan jumlah pengunjungnya mencapai ribuan. Menariknya, mereka antusias menanyakan berbagai hal menyangkut aktivitas freediving. Jumlahnya pun dominan. Ini menjadi potensi menjanjikan," ungkap Ahli Freediving Indonesia Stanley Sradaputta, dalam keterangan tertulis, Senin (15/4/2019).

Menurut Stanley, Indonesia memang surga bagi freedive dunia. Indonesia juga memiliki event dunia, yakni Sabang Internasional Freediving Competition yang berlokasi di Pantai Balohan, Sabang, Pulau Weh, Aceh.

"Freediving memang berkembang pesat di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih karena support besar diberikan pemerintah melalui Kemenpar. Setelah penyelenggaraan Adex 2019, industri freediving di tanah air pasti akan terus berkembang. Apalagi, Indonesia memiliki banyak spot menyelam yang luar biasa. Spot-spot ini juga bisa digunakan untuk freediving," terang Stanley.

Selain Balohan di Sabang, Indonesia juga menawarkan 86 spot menyelam di Adex 2019. Spot ini tersebar mulai dari Bali, Lombok, Komodo, Labuan Bajo, Alor, hingga Kalimantan Timur. Ada juga Togean, Wakatobi, Banda-Ambon, Lembeh-Manado, plus Raja Ampat.

Bali dan Labuan Bajo memiliki 11 spot. Untuk Labuan Bajo spotnya ada Miersi Wall, Tatawa Besar, Tatawa Kecil, Matt's Wall, dan Sabotan.

"Perairan tengah hingga timur kawasan Indonesia memiliki pesona luar biasa. Branding masif lengkap dengan paket yang diberikan menjadi daya tarik tersendiri. Kami yakin, arus wisatawan akan mengalir besar menuju ke sana. Sebab, panorama bawah air di Indonesia luar biasa. Sangat ideal untuk aktivitas freediving," tegasnya.