Rabu, 05 Februari 2020

Surfing Tapi di Pasir Gurun Sahara

Surfing di laut itu biasa, tapi bagaimana kalau di pasir Gurun Sahara di Maroko? Ini dia sandboarding yang gampang-gampang susah tapi seru dan bikin ketagihan.

Sandboarding di Gurun Sahara sama sekali tidak gampang. Karena kaki saya selalu tenggelam di pasir merah. Ditambah lagi saya harus menyeret papan seluncur yang berat ke atas bukit pasir setiap kali ingin meluncur. Rasa-rasanya ini tidak sebanding dengan peluncuran yang berlangsung cepat. Namun, sekali melakukannya, kita ingin lagi dan lagi. Mulut saya dan teman-teman dipenuhi pasir karena tak hentinya tertawa saling meledek ketika ada yang jatuh dan bersorak sorai ketika ada yang berhasil meluncur.

Kisah Penjaga Bumi Kuno Turun Gunung Karena Perubahan Iklim

Para penjaga Bumi kuno keluar sarangnya karena perubahan iklim. Seperti cerita fiktif, mereka berasal dari Pegunungan Sierra Nevada de Santa Marta, Kolombia.

Dilansir BBC Travel, Jumat (12/4/2019), mereka muncul dari isolasi selama berabad-abad untuk membantu menyelamatkan dunia. Kata salah satu dari mereka, Luis Guillermo Izquierdo mengatakan 'The Younger Brother' sedang merusak dunia.

"The Younger Brother berada di jalan menuju kehancuran. Dia harus mengerti dan mengubah cara hidupnya, atau dunia akan mati," keluh Izquierdo.

Izquierdo adalah seorang mamo atau pemimpin spiritual dari orang-orang pribumi Kolombia, Arhuaco. Musik seruling ritual melayang-layang dari hutan ketika ia memngajak penulis ke kolam alami Pozo de Yaya untuk ritual pembersihan.

Izquierdo melepas sandalnya, menurunkan tubuhnya ke batu dan duduk bersila di samping aliran air yang deras. Izquierdo meminta saya melepaskan sepatu saya dan melangkah ke air kemudian memberiku seutas benang yang mewakili tali pusar yang menambatkanku ke tanah dan menyuruh pikiranku larut ke dalamnya.

Rambut Izquierdo tebal dan panjang, terlihat menjulur dari bawah topi tenun kerucut putih, dipakai untuk menghormati puncak-puncak gunung bersalju dari pegunungan Sierra Nevada de Santa Marta yang suci. Dia mengenakan celana salju tebal dan serape atau selendang selaras dari serat maguey, diikat dengan ikat pinggang.

"Kami ingin The Younger Brother mengetahui lebih banyak tentang budaya kami. Dengan cara itu kita bisa menghentikannya menghancurkan dunia," kata Izquierdo, merujuk pada dunia modern di luar pegunungan.

Arhuaco adalah penduduk asli Kolombia yang leluhurnya terhubung dengan peradaban Tairona kuno dan maju. Ditaklukkan secara brutal oleh penjajah Spanyol pada abad ke-16, para korban yang selamat mundur ke dalam Pegunungan Sierra Nevada de Santa Marta yang berada di dataran tinggi garis pantai Karibia.

Tanah air mereka, pegunungan tertinggi di dunia, terdiri dari ekosistem dengan iklim yang berbeda di Kolombia, mulai dari lahan basah di pesisir dan hutan hujan hingga alpine tundra dan puncak gletser. Unesco pada tahun 1979 menetapkannya sebagai Biosphere Reserve of Man and Humanity (Cagar Biosfer Manusia dan Kemanusiaan), pegunungan ini dinobatkan sebagai ekosistem paling tak tergantikan di bumi oleh jurnal Science pada tahun 2013.

Tiga komunitas, yang berjumlah sekitar 90.000 orang, menurut organisasi nirlaba Cultural Survival menyebut diri mereka Elder Brothers atau Kakak Tertua dan diperintah oleh mamo, yang mempertahankan kosmovisi kuno (penafsiran kognitif akan kesadaran tentang dunia) berdasar penyembahan dan pemeliharaan tanah airnya.

Para mamo percaya diri memiliki kebijaksanaan mistis. Izquierdo, juga sesama mamo, menghabiskan seluruh masa mudanya dalam pelatihan spiritual yang intens, dipilih oleh ramalan dan diasingkan selama 18 tahun sejak lahir hingga dewasa dalam batas-batas tertentu di dekat puncak Sierra Nevada de Santa Marta, mereka diberi nilai-nilai sosial sampai mereka menguasai kesadaran spiritual yang mereka yakini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan planet ini secara langsung.

"Mereka belajar bekerja sebagai orang pintar roh untuk semua kehidupan, menjaganya tetap seimbang," jelas Alan Ereira, seorang pembuat film dokumenter dan pendiri Tairona Heritage Trust.

Nenek moyang mereka ada di setiap batu dan elemen lain di mana manusia berhubungan dengan alam. Arhuaco berpegang pada keyakinan bahwa kita yang ada di alam semesta dan semua benda memiliki kehidupan juga kesadaran. Manusia modern tidak percaya bahwa Bumi secara sadar mengalami bahaya yang kita timbulkan padanya.

Dikelilingi oleh hutan yang hampir tidak bisa dilewati (dalam beberapa dekade terakhir adalah kawasan baku tembak antara Tentara Kolombia, gerilyawan Farc dan paramiliter sayap kanan), penduduk asli yang hilang ini hidup selama lima abad dalam isolasi. Mereka menjaga wilayahnya terhadap ancaman dari luar.

Dear Traveler, Ini 65 Kota Dunia yang Gelar Pemilu 2019 Hari Sabtu

Kamu lagi traveling di Sydney, New York atau kota dunia lainnya? Ada 65 kota dunia yang gelar pemilu 2019 hari Sabtu ini. Mampir dulu untuk mencoblos yuk!

Dalam informasi yang dihimpun detikcom dari KPU, ada 65 kota destinasi yang hari ini menggelar Pemilu 2019 untuk WNI pada Sabtu (13/4/2019).

KBRI dan KJRI menjadi lokasi Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN). Di negara manapun kamu traveling, cari tahu lokasi Kedutaan Besar RI (KBRI) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI).

Kamu bisa browsing lokasinya dimana, siapa tahu dekat dengan posisi kamu. KBRI selalu ada di ibukota negara sedangkan KJRI biasanya ada di kota besar lainnya di negara tersebut. Ibukota negara dan kota besar negara asing memang biasanya menjadi destinasi tujuan traveler.

Yuk merapat dulu ke KBRI dan KJRI untuk memberikan suara dalam Pilpres 2019 dan Pileg, sebelum melanjutkan kegiatan traveling. Inilah 65 kota destinasi dunia yang menggelar Pemilu 2019:

Sabtu, 13 April 2019:
1. Abuja (Nigeria)
2. Ankara (Turki)
3. Antananarivo (Madagaskar)
4. Astana (Kazakhstan)
5. Berlin (Jerman)
6. Bern (Swiss)
7. Bogota (Kolombia)
8. Bratislava (Slowakia)
9. Brussels (Belgia)
10. Bucharest (Romania)
11. Budapest (Hongaria)
12. Canberra (Australia)
13. Cape Town (Afrika Selatan)
14. Caracas (Venezuela)
15. Chicago (AS)
16. Damaskus (Suriah)
17. Dar Es Salaam (Tanzania)
18. Darwin (Australia)
19. Davao City (Filipina)
20. Den Haag (Belanda)
21. Dili (Timor Leste)
22. Frankfurt (Jerman)
23. Hamburg (Jerman)
24. Havana (Kuba)
25. Helsinki (Finlandia)
26. Houston (AS)
27. Islamabad (Pakistan)
28. Istanbul (Turki)
29. Kairo (Mesir)
30. Kolombo (Srilanka)
31. Kopenhagen (Denmark)
32. Kiev (Ukraina)
33. Lima (Peru)
34. Lisabon (Portugal)
35. London (Inggris)
36. Los Angeles (AS)
37. Maputo (Mozambik)
38. Marsilles (Prancis)
39. Melbourne (Australia)
40. Mexico City (Meksiko)
41. New York (AS)
42. Oslo (Norwegia)
43. Ottawa (Kanada)
44. Paris (Prancis)
45. Perth (Australia)
46. Phnom Penh (Kamboja)
47. Praha (Republik Ceko)
48. Pretoria (Afrika Selatan)
49. Rabat (Maroko)
50. San Francisco (AS)
51. Santiago (Chile)
52. Sarajevo (Bosnia)
53. Sofia (Bulgaria)
54. Stockholm (Swedia)
55. Suva (Fiji)
56. Sydney (Australia)
57. Toronto (Kanada)
58. Tripoli (Libya)
59. Vatikan City (Vatikan)
60. Warsawa (Polandia)
61. Washington DC (AS)
62. Wellington (Selandia Baru)
63. Wina (Austria)
64. Yangoon (Myanmar)
65. Zagreb (Kroasia)

Jadi, traveling di luar negeri bukan artinya kamu nggak bisa ikut mencoblos lho. Travelingnya tetap dapat, hak politik kamu tetap bisa tersalurkan. Traveling ke luar negeri bukan alasan untuk golput.

Surfing Tapi di Pasir Gurun Sahara

Surfing di laut itu biasa, tapi bagaimana kalau di pasir Gurun Sahara di Maroko? Ini dia sandboarding yang gampang-gampang susah tapi seru dan bikin ketagihan.

Sandboarding di Gurun Sahara sama sekali tidak gampang. Karena kaki saya selalu tenggelam di pasir merah. Ditambah lagi saya harus menyeret papan seluncur yang berat ke atas bukit pasir setiap kali ingin meluncur. Rasa-rasanya ini tidak sebanding dengan peluncuran yang berlangsung cepat. Namun, sekali melakukannya, kita ingin lagi dan lagi. Mulut saya dan teman-teman dipenuhi pasir karena tak hentinya tertawa saling meledek ketika ada yang jatuh dan bersorak sorai ketika ada yang berhasil meluncur.