Sabtu, 22 Februari 2020

Menteri Pariwisata: Film Dilan 1991 Bisa Promosikan Bandung

Suatu film kadang menjadi promosi wisata suatu destinasi. Termasuk, film 'Dilan 1991' yang dinilai bisa mempromosikan Bandung sebagai destinasi wisata.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam kunjungannya ke Taman Dilan di kawasan Saparua Park Bandung, Jawa Barat Minggu (24/2) kemarin. Di sana, Menpar bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan seluruh pemain film 'Dilan 1991'.

Dilan 1991 sebagai sekuel dari film sebelumnya atau seri kedua cerita Dilan itu mengambil latar belakang Kota Bandung sehingga diyakini akan mampu mendongkrak popularitas kota tersebut. Selama ini promosi wisata melalui film terbukti efektif misalnya melalui film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang mendongkrak penjualan paket wisata ke Yogyakarta. Selain itu, ada pula film yang diperankan Julia Robert berjudul Eat Pray Love yang mengambil latar belakang salah satunya di Bali sehingga mendorong popularitas Pulau Dewata semakin tinggi di mata turis.

"Dengan fenomena film Dilan sekarang dan sebelumnya, orang akan semakin tertarik datang ke Bandung. Artinya, industri pariwisata di sana berkembang. Ujung-ujungnya, yang menikmati adalah masyarakat Bandung juga. Ada perputaran ekonomi yang bagus dari aktivitas transaksi kunjungan para wisatawan. Dan, dampak positif dari film Dilan 1991 ini berlangsung panjang," kata Arief seperti dalam siaran pers Kementerian Pariwisata yang diterima detikTravel, Senin (25/2/2019).

Arief juga menjelasakan, alur cerita dari film yang diperankan Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescillia sebagai Milea itu membawakan karakter anak muda yang sangat menarik dengan pengemasan yang juga sangat kekinian.

"Film ini akan menginspirasi para milenial untuk menghasilkan karya kreatif berkualitas. Jadi, silakan berkarya yang positif. Ada banyak destinasi terbaik di sekitar kita yang bisa dioptimalkan. Sebab, Indonesia kaya akan pesona alam dan budaya. Tiap daerah berbeda dan unik," terangnya.

Sebagai tuan rumah, Gubernur Jawa Barar Ridwan Kamil mengapresiasi Menteri Pariwisata Arief Yahya yang ikut mendukung perkembangan dunia film Indonesia. Ridwan Kamil yang mengaku pencinta film ini pun berharap agar film Dilan dapat memacu anak muda untuk mulai berkarya. Ia bahkan mengaku tidak sungkan untuk menjadi salah satu pemain dalam sekuel film Dilan selanjutnya.

"Kita berharap film ini sukses, kami dukung sepenuhnya lahir batin. Saya kalau diajak main film harus ada dua syarat, satu harus ada unsur Bandung juara, dua nggak boleh dibayar, karena saya ini pejabat publik," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu. 

Langkah Promosi Pariwisata Kemenpar di 2019

Pariwisata jadi sektor unggulan pemerintah dalam meraup devisa di tahun 2019. Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan langkah khusus.

Dalam seminar 'Sosialisasi Promosi Pariwisata Pada Media Nasional' di Katamparan Resort, Lombok, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar, Nia Niscaya memaparkan strategi-strategi promosi pariwisata Indonesia ke wistawan mancanegara (wisman). Khususnya wisman dari Asia dan Eropa.

"Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Grand Strategy Marketing kita ialah melakukan branding, advertising, selling, incentive access, hotdeals dan CDM," kata Nia Niscaya baru-baru ini.

Di awal tahun 2019, Kemenpar sudah ikut serta dalam event-event pameran pariwisata di Eropa. Sebab, awal tahun adalah waktunya searching period.

"Januari-Maret itu searching period bagi orang Eropa dan India. Makanya banyak event di bulan-bulan itu, nanti puncaknya di ITB (Internationale Tourismus-Börse) Berlin," ujar Nia Niscaya.

Untuk branding, berbagai iklan Wonderful Indonesia terus dilanjutkan. Mengincar berbagai momen spesial, seperti yang dilakukan di Rusia pada pagelaran Piala Dunia 2018.

"Selain strategi itu, kita punya Super Extra Ordinary Strategy yaitu Border Tourism, Tourism Hub dan Low Cost Carrier Terminal (LCCT)," terang Nia Niscaya.

Border Tourism adalah menjaring wisman dari negara tetangga. Berbagai event sudah dilakukan dan akan terus dilanjutkan bakal ditambah, seperti di Atambua, Jayapura dan lainnya.

Sedangkan Tourism Hub, Kemenpar menyasar Singapura. Banyak wisman yang terbang dari atau ke Singapura termasuk transit, di situlah Kemenpar merayu wisman dengan pesona keindahan pariwisata Indonesia.

Sedikit Kekhawatiran Bencana di MotoGP 2021 Mandalika

Mandalika di Lombok siap jadi tuan rumah MotoGP 2021. Sayang, ada kekhawatiran mengenai bencana alam di sana dan mitigasi bencana harus diperhatikan.

Pembangunan kawasan Mandalika tengah digeber untuk dipersiapkan menjadi tempat dihelatnya event balap motor bergengsi MotoGP. Indonesia sudah memastikan tidak hanya akan menggelar MotoGP di 2021. Tapi Mandalika, juga telah disepakati untuk menjadi tuan rumah World Superbike (WSBK).

Keindahan alam terutama pantainya yang berpasir putih serta hamparan bukit hijau di kawasan itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk menggaet jutaan turis akan datang dari berbagai negara.

Di balik itu, seorang analis bencana geologi di Dinas ESDM NTB, Kusnadi mengingatkan tentang adanya potensi jalur bencana di kawasan Mandalika yang berada di Lombok bagian selatan.

"Dengan kejadian gempa bumi yang tidak bisa diprediksi tentunya potensi kejadian bencana bisa terjadi kapan saja dan kita harus membuat skenario kasus terburuk, jika terjadi gempa pada saat sedang perhelatan akbar MotoGP," kata Kusnadi, Senin (25/2/2019).

Posisi pembangunan di kawasan yang berada pada elivasi di bawah 20 meter, semestinya sudah memiliki prosedur dan ketetapan terkait mitigasi risiko bencana. Kusnadi menjelaskan altitudo atau elevasi adalah posisi vertikal atau ketinggian suatu objek dari suatu titik tertentu (datum). Datum yang umum digunakan adalah garis pantai sebagai ketinggian 0 meter.

Konstruksi jalan kawasan yang akan dibangun dengan standar internasional itu apa sudah mengindahkan mitigasi bencana?

"Seharusnya begitu. Soalnya kadang walaupun orang paham, tapi kalau konsennya kurang, bisa jadi faktor mitigasi menjadi terabaikan," ujarnya.

Menteri Pariwisata: Film Dilan 1991 Bisa Promosikan Bandung

Suatu film kadang menjadi promosi wisata suatu destinasi. Termasuk, film 'Dilan 1991' yang dinilai bisa mempromosikan Bandung sebagai destinasi wisata.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam kunjungannya ke Taman Dilan di kawasan Saparua Park Bandung, Jawa Barat Minggu (24/2) kemarin. Di sana, Menpar bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan seluruh pemain film 'Dilan 1991'.

Dilan 1991 sebagai sekuel dari film sebelumnya atau seri kedua cerita Dilan itu mengambil latar belakang Kota Bandung sehingga diyakini akan mampu mendongkrak popularitas kota tersebut. Selama ini promosi wisata melalui film terbukti efektif misalnya melalui film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang mendongkrak penjualan paket wisata ke Yogyakarta. Selain itu, ada pula film yang diperankan Julia Robert berjudul Eat Pray Love yang mengambil latar belakang salah satunya di Bali sehingga mendorong popularitas Pulau Dewata semakin tinggi di mata turis.

"Dengan fenomena film Dilan sekarang dan sebelumnya, orang akan semakin tertarik datang ke Bandung. Artinya, industri pariwisata di sana berkembang. Ujung-ujungnya, yang menikmati adalah masyarakat Bandung juga. Ada perputaran ekonomi yang bagus dari aktivitas transaksi kunjungan para wisatawan. Dan, dampak positif dari film Dilan 1991 ini berlangsung panjang," kata Arief seperti dalam siaran pers Kementerian Pariwisata yang diterima detikTravel, Senin (25/2/2019).

Arief juga menjelasakan, alur cerita dari film yang diperankan Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescillia sebagai Milea itu membawakan karakter anak muda yang sangat menarik dengan pengemasan yang juga sangat kekinian.

"Film ini akan menginspirasi para milenial untuk menghasilkan karya kreatif berkualitas. Jadi, silakan berkarya yang positif. Ada banyak destinasi terbaik di sekitar kita yang bisa dioptimalkan. Sebab, Indonesia kaya akan pesona alam dan budaya. Tiap daerah berbeda dan unik," terangnya.