Rabu, 26 Februari 2020

My Trip My Adventure: Maria Selena & Syamsir Alam Jelajah Bali

Bali masih punya banya tempat keren untuk kamu datangi. Lihat saja di My Trip My Adventure, Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang seru di sana.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Minggu, 24 Fberuari 2019, pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA yaitu Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang menjelajah tempat yang indah dan pecah serunya dari Bali.

Mereka pertama akan menjelajah Crystal Bay di Nusa Penida . Maria Selena dan Syamsir main main air, dan menikmati sunset dengan minum kelapa dan singkong bakar.

Lalu mereka menuju Bukit Teletubbies dengan naik motor trail. Alam sudah menyiapkan tempat seru untuk menyambut Selena.

Keduanya lalu main ATV melewati hutan hutan dan finish di Big Swing sambil menikmati pemandangan. Tidak lupa juga mereka main salah satu watersport di Tanjung Benoa, main jetski dan disco boat bareng kru.

Petualangan di Bali baru lengkap dengan wisata kuliner di Rumah Makan Makbeng. Yuk tonton episode terbaru My Trip My Adventure akhir pekan ini untuk inspirasi liburan kamu selanjutnya.

Ini Rasanya Tidur di Hotel Kapsul Bandara Soekarno Hatta

Hotel kapsul merupakan salah satu fasilitas yang baru di Bandara Soekarno Hatta. Ini rasanya menginap di sana, asyik banget!
Soekarno-Hatta International Airport merupakan salah satu bandar udara dengan kelas internasional yang berada di Cengkareng, Jawa Barat. Dengan tiga terminal, Terminal Satu untuk penerbangan domestik, Terminal Dua untuk domestik dan internasional, dan begitu pun dengan Terminal Tiga untuk penerbangan domestik dan internasional.

Biasanya, ketika sedang transit dan ingin beristirahat dengan nyaman pastinya akan mencari hotel terdekat dari bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Sekarang di Terminal Tiganya terdapat hotel kapsul dengan teknologi canggih. Hotel kapsul tersebut bernama Digital Airport Hotel.

Terletak di Terminal 3 - 1st floor, Domestic Arrival Area. Cara paling mudah menemukan hotel ini yaitu dengan turun ke lantai paling bawah lalu berjalan menuju arah paling kanan Terminal Tiga ini sampai menemukan pintu dengan tulisan East Lobby, dari situ langsung menuju lift naik satu lantai saja. Setelah keluar lift Anda akan melihat tulisan Digital Airport Hotel di balik eskalator.

Di hotel kapsul ini, Anda bisa memesan kamar untuk 6 jam, 9 jam dan 24 jam atau satu hari full. Untuk harganya biasanya di aplikasi tiket.com bisa lebih murah dibandingkan dengan membayar langsung di tempat. Waktu itu saya memesan kamar untuk satu hari alias 24 jam dengan harga Rp 272.000.

Setelah saya mendengar orang lain yang memesan langsung, harganya bisa lebih dari itu. Untungnya saya menggunakan aplikasi tiket.com untuk memesan kamar di hotel kapsul ini, jadi bisa lebih hemat lagi. Selain itu, pemesanan hotel sangat mudah dilakukan. Jika ingin mencari hotel sekitaran bandara, Anda bisa mencari lokasi untuk kota Tangerang. Lalu jika hanya mempunyai sedikit budget, Anda bisa mengatur untuk pencarian dengan harga maksimal berapa. Sangat mudah kan! #semuaadatiketnya

Nah, untuk pemesanan di tempat 9 jam itu dibanderol dengan Rp harga 258.000.

Setelah melakukan pembayaran, kita akan diberikan kartu dengan kata sandi WiFi. Kartu tersebut digunakan untuk membuka pintu, membuka loker dan membuka kamar. Fasilitas yang didapatkan yaitu satu kapsul sebagai kamar untuk beristirahat, di dalamnya terdapat bantal, selimut, TV, headphone dan port usb untuk mencharge. Satu loker untuk menyimpan barang-barang, di dalam loker disediakan sendal, handuk dan juga sabun untuk mandi. Kamar mandi terpisah dan pemakaian bersama.

Di dalam Digital Airport ini tersedia 120 kapsul dengan dua jenis kapsul yaitu Alpha dan Beta. Alpha pintu masuknya terletak di depan, Beta pintunya digeser dari samping. Hanya itu saja perbedaannya, fasilitas yang didapatkan tetap sama.
Untuk sekadar tempat beristirahat sejenak menunggu penerbangan selanjutnya, menurutku hotel kapsul ini sangat recommended banget. Kamarnya nyaman, harganya pun bersahabat, tempatnya juga di dalam bandara.

Bitung: Dari Perikanan, Kini Beralih ke Pariwisata

Kota Bitung di Sulawesi Utara terkenal akan industri perikanannya. Tapi itu dulu, kini mereka mulai melirik pariwisata sebagai primadona.

Bitung dikenal sebagai kota pelabuhan yang menghadap langsung ke Samudera Pasifik. Bitung dianugerahi keunggulan geografis dan kekayaan alam untuk jadi kota industri pengolahan ikan terbesar di Indonesia.

Namun, sejak diberlakukannya kebijakan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti soal larangan transhipment dan moratorium eks kapal asing di tahun 2014, industri perikanan skala besar di Bitung jadi lesu. Ekonomi melambat, bahkan PHK terjadi dimana-mana.

"Ketika ada kebijakan pemerintah itu, otomatis ekonomi terjun bebas. Pertumbuhan dari 6 koma sekian persen, turun jadi tiga sekian persen. Ribuan karyawan terpaksa dirumahkan (PHK). Kita hampir jadi kota yang gagal," kenang Audy RR Pangemanan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bitung dalam perbincangannya dengan detikTravel di Bitung Creative Hub, Senin (18/2/2019) malam.

Tak ingin berlarut-larut, Pemkot Bitung langsung melirik industri pariwisata sebagai obat atas lesunya ekonomi di bidang perikanan. Apalagi Bitung punya potensi pariwisata yang tidak bisa diremehkan.

"Kota ini sudah terlalu lama mengandalkan sektor perikanan. Satu-satunya cara yang cepat untuk memulihkan (ekonomi -red) ya lewat pariwisata. Tuhan sudah menggariskan Bitung akan jadi salah satu ikon pariwisata lengkap di Indonesia. Di Bitung laut ada, pulau ada, selat ada, gunung ada, flora fauna ada, budaya-religi ada. Itu yang akan coba kita rajut secara keseluruhan. Pariwisata akan jadi backbone untuk ke depan," sambung Audy.

Audy ingin agar Bitung dikenal juga sebagai daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata unggulan, terutama Cagar Alam Tangkoko hingga Pulau dan Selat Lembeh yang jadi primadona bagi penyelam dari berbagai negara di dunia.

Cagar Alam Tangkoko sendiri menjadi rumah bagi spesies Macaca nigra, alias Yaki serta burung Maleo yang endemik di Pulau Sulawesi. Tangkoko juga menjadi rumah bagi Tarsius, mamalia imut yang statusnya terancam punah.

"Semuanya akan coba kita kembangkan. Kita tidak mau kalau wisatawan hanya ke hutan saja, atau menyelami ke dasar laut doang. Kita juga mau wisatawan lihat hutan, gunung, pantai, kehidupan masyarakat, religi dan budaya. Kita akan coba satukan mereka semua," pungkas Audy.

My Trip My Adventure: Maria Selena & Syamsir Alam Jelajah Bali

Bali masih punya banya tempat keren untuk kamu datangi. Lihat saja di My Trip My Adventure, Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang seru di sana.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Minggu, 24 Fberuari 2019, pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA yaitu Maria Selena dan Syamsir Alam bertualang menjelajah tempat yang indah dan pecah serunya dari Bali.

Mereka pertama akan menjelajah Crystal Bay di Nusa Penida . Maria Selena dan Syamsir main main air, dan menikmati sunset dengan minum kelapa dan singkong bakar.

Lalu mereka menuju Bukit Teletubbies dengan naik motor trail. Alam sudah menyiapkan tempat seru untuk menyambut Selena.

Keduanya lalu main ATV melewati hutan hutan dan finish di Big Swing sambil menikmati pemandangan. Tidak lupa juga mereka main salah satu watersport di Tanjung Benoa, main jetski dan disco boat bareng kru.

Petualangan di Bali baru lengkap dengan wisata kuliner di Rumah Makan Makbeng. Yuk tonton episode terbaru My Trip My Adventure akhir pekan ini untuk inspirasi liburan kamu selanjutnya.