Senin, 02 Maret 2020

Candaan Ryan Reynolds: Gedung di China Ini Mirip Celana Dalam

Ryan Reynolds berkunjung ke China untuk promosi film Deadpool. Dia pun melihat gedung dan bercanda gedung ini berbentuk celana dalam. Gedung apa ya?

Dalam kunjungannya ke Beijing, China beberapa waktu lalu, Ryan Reynolds berfoto dengan latar sebuah gedung. Dalam captionnya yang diintip detikTravel dalam Instagramnya, Jumat (1/2/2019) dia bercanda bahwa gedung ini mirip celana dalam.

Ternyata gedung yang mirip celana dalam ala pemeran utama Deadpool ini adalah markas China Central Television (CCTV). Gedung ini dirancang oleh OMA Belanda dan dijuluki 'big boxer shorts'. Masyarakat lokal menyebutnya 'Da Kucha' yang berarti Big Pants.

Gedung dengan tinggi 234 meter ini berada di East Third Ring Road, Guanghua Road, di kawasan Beijing Central Business. Gedung ini memang mencuri perhatian karena arsitekturnya yang tidak biasa.

Dalam situs OMA, gedung CCTV ini merupakan dua menara yang dihubungkan oleh kantiliver sepanjang 77 meter. Desainnya pun 3D, jadi dari sisi manapun kamu melihat, bentuk dan ukurannya terlihat berubah-ubah. Kadang terlihat sangat besar dan kadang kecil.

Sekedar info nih buat traveler, dua menara ini ternyata mempunyai fungsi yang berbeda-beda lho. Tower 1 berfungsi sebagai kantor dan area pengeditan dan tower 2 (yang lebih rendah) untuk ruang penyiaran berita.

Lobi utamanya saja memiliki luas 1.000 meter persegi, ini adalah atrium yang membentang 3 lantai di bawah tanah dan 3 lantai ke atas. Atrium ini juga terhubung langsung dengan jaringan kereta bawah tanah Beijing. Di sinilah pusat kedatangan dan keberangkatan 10.000 pekerja di dalam markas CCTV. Wow!

Cantiknya, dari puncak menara kita bisa melihat pemandangan Kota Beijing dan Forbidden City. Namun sayang sekali, tidak ada layanan untuk umum di gedung ini. Hanya pekerjalah yang bisa masuk ke dalam gedung ini.

Imlek Jatuh Saat Weekday, Reservasi Hotel di Pangandaran Rendah

Perayaan Imlek tahu ini nyaris tidak berdampak pada peningkatan pemesanan hotel di Pangandaran. Hal tersebut dikarenakan Imlek jatuh pada hari kerja.

Manajer Hotel Pantai Indah Erianto menyampaikan, libur Imlek biasanya baru perpengaruh terhadap reservasi hunian jika jatuh di akhir pekan. Dengan kondisi Imlek yang jatuh pada tanggal 5 Januari, Selasa mendatang, kata dia, nyaris tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan.

Menurut Erianto, dari sudut pandang bisnis pariwisata, Imlek atau Tahun Baru Cina memiliki keunikan. Biasanya, komunitas Tionghoa sendiri tidak berpergian pada H-1 hingga hari H.

"Jadi kalaupun Imlek jatuh di weekend, sebenarnya yang ramai kunjungan itu wisatawan kita (non-Tionghoa)," kata Erianto kepada detikTravel.

Sebaliknya, menurut dia, komunitas Tionghoa umumnya memanfaatkan libur panjang menjelang Lebaran atau Tahun Baru Masehi.

"Jadi kami memang jarang ada promo khusus atau dekorasi Imlek. Kecuali tanggalnya pas, misalnya jatuh di libur panjang, diprediksi banyak kunjungan tamu Tionghoa, baru kita promo," kata dia.

Sales and Marketing Manager Hotel Horison Palma Pangandaran Ratih Anggraini juga berbicara hal serupa. Menurut Ratih, hotelnya tidak menyiapkan promo atau ajang khusus menyambut Imlek.

"Kita ada promo, tapi sifatnya umum aja, tidak khusus Imlek. Terutama sih kita buat recovery sehabis kemarin isu tsunami," ujar Ratih.

Ratih menginformasikan, karena isu tsunami Selat Sunda akhir tahun lalu, sektor perhotelan di Pangandaran sangat terdampak. Dibandingkan periode sebelumnya, kata dia, reservasi hunian Natal dan tahun baru lalu turun sampai 80 persen.

"Makanya kita aktif kasih info, Pangandaran aman banget dan cuaca bersahabat. Kalau takut laut, kita banyak river destination," kata Ratih.

Kisah Pintu di China yang Hanya Dibuka 3 Kali Setahun

Peninggalan Filsuf China, Konfusius tak hanya kelenteng, tapi juga kediaman yang jadi tempat kunjungan raja-raja zaman dulu. Di sana ada pintu yang legendaris.

Setelah berkunjung ke Temple of Confucius di Qufu, Provinsi Shandong, China, detikTravel bersama Dwidaya Tour melanjutkan perjalanan ke Confucius Mansion. Tempatnya berada tepat di sebelah Temple of Confucius.

Seperti namanya, Confucius Mansion adalah rumah besar yang ditinggali oleh keturunan Konfusius. Wisatasan akan langsung disambut oleh gapura besar layaknya rumah petinggi di zaman itu.

Namun, itu baru gerbang pertama. Tepat di gapura ini, terdapat gerbang unik. Tak ada pagar pembatas, hanya pintu dan gapura kecil di tengah halaman. Pintu ini diberi nama Gate of Double Glory. Gate of Doube Glory dibangun pada zaman Kaisar Hongzhi, sewaktu Dinasti Ming pada tahun 1503. Wah!

Selain unik, gerbang ini juga tidak dibuka sembarangan. Dalam kurun waktu setahun, gerbang ini hanya akan dibuka 3 kali dalam 3 acara tertentu.

"Pertama, gerbang ini akan dibuka pada saat kaisar datang, biasanya setelah upacara di Temple of Confucius. Hanya kaisar yang boleh melewati gerbang ini. Keturunan Konfucius bergaul erat dengan kerajaan," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.

Kedua, Gate of Double Glory akan kembali dibuka pada saat perayaan ulang tahun dari master of mansion atau tuan rumah. Pada saat itu, keturunan laki-laki pertamalah yang akan menjadi master of mansion.

"Orang-orang boleh datang untuk melihat, tapi tidak diperbolehkan untuk melewati," lanjut Dennis.

Acara ketiga, ialah ketika anak laki-laki pertama dari master of mansion lahir. Pintu dibuka sebagai tanda bahwa anak tersebut kelak akan menjadi master of mansion yang baru.

Hanya setelah tahun 1949, rumah ini tidak lagi memiliki master of mansion. Keturunan ke-77 memilih untuk tinggal di Taiwan. Sehingga rumah ini menjadi properti milik pemerintah China.

Walaupun tidak lagi memiliki raja atau master of mansion, Gate of Double Glory kembali dibuka 3 kali. Gerbang ini dibuka setelah tahun 1949 ketika mantan Presiden Jiang Zemin datang ke Qufu.

"Saat melewati gerbang ini, wajah dari mantan presiden berubah jadi keemasan karena flash dari kamera," kata Dennis.

Gerbang kembali dibuka ketika salah satu mantan politisi berpengaruh China, Li Pheng, datang berkunjung. Namun, Li Pheng menolak untuk melewati gerbang tersebut.

"Li Pheng berkata bahwa ia bukan orang yang berkedudukan paling tinggi layaknya raja. Sehingga Li Pheng memilih untuk berjalan dari sisi samping pintu," jelas Dennis.

Setelah Li Pheng, mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew menjadi yang terakhir. Lee Kuan Yew datang berkunjung ke Qufu dan melewati Gate of Double Glory.

Hingga saat ini, Gate of Double Glory belum lagi dibuka. Biar begitu, gerbang ini menjadi atraksi unik karena sejarahnya. Wisatawan diperbolehkan untuk berfoto di depan gerbang.

Candaan Ryan Reynolds: Gedung di China Ini Mirip Celana Dalam

Ryan Reynolds berkunjung ke China untuk promosi film Deadpool. Dia pun melihat gedung dan bercanda gedung ini berbentuk celana dalam. Gedung apa ya?

Dalam kunjungannya ke Beijing, China beberapa waktu lalu, Ryan Reynolds berfoto dengan latar sebuah gedung. Dalam captionnya yang diintip detikTravel dalam Instagramnya, Jumat (1/2/2019) dia bercanda bahwa gedung ini mirip celana dalam.

Ternyata gedung yang mirip celana dalam ala pemeran utama Deadpool ini adalah markas China Central Television (CCTV). Gedung ini dirancang oleh OMA Belanda dan dijuluki 'big boxer shorts'. Masyarakat lokal menyebutnya 'Da Kucha' yang berarti Big Pants.

Gedung dengan tinggi 234 meter ini berada di East Third Ring Road, Guanghua Road, di kawasan Beijing Central Business. Gedung ini memang mencuri perhatian karena arsitekturnya yang tidak biasa.

Dalam situs OMA, gedung CCTV ini merupakan dua menara yang dihubungkan oleh kantiliver sepanjang 77 meter. Desainnya pun 3D, jadi dari sisi manapun kamu melihat, bentuk dan ukurannya terlihat berubah-ubah. Kadang terlihat sangat besar dan kadang kecil.

Sekedar info nih buat traveler, dua menara ini ternyata mempunyai fungsi yang berbeda-beda lho. Tower 1 berfungsi sebagai kantor dan area pengeditan dan tower 2 (yang lebih rendah) untuk ruang penyiaran berita.