Selasa, 03 Maret 2020

Ini Baru Keren! Taksi Terbang Boeing Sukses Diuji Coba di AS

 Inovasi dalam dunia penerbangan makin maju. Yang terbaru, Boeing sukses menguji coba mobil taksi terbang buatan mereka. Keren!

Sebuah prototipe pertama dari mobil taksi terbang buatan Boeing sukses diuji coba terbang pada Rabu (23/1) lalu. Yang lebih kerennya lagi, mobil terbang ini berjalan secara autonomus alias otomatis.

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Kamis (31/1/2019), taksi terbang ini sukses take off, melayang dan mendarat dengan selamat. Semua itu berkat sistem navigasi otomatis uang dibuat oleh perusahaan yang berbasis di Chicago ini.

Mobil taksi terbang ini dikembangkan Boeing bersama dengan Aurora Flight Science. Mobil masa depan ini memiliki dimensi, panjang 9,1 meter dengan lebar sayap mencapai 8,5 meter.

Saat diuji coba, mobil terbang ini bisa terbang dengan keepatan hingga 80,4 km per jam. Proyek ini termasuk dalam program riset Boeing yang diberi nama NeXt.

"Seperti inilah revolusi itu, dan ini semua otomatis. Berjalan secara otomatis, sehingga lebih senyap, bersih dan aman bagi lalu lintas udara," ungkap John Langford, Presiden dan CEO Aurora Flight Science.

Satu Lagi Pulau Mewah Milik Richard Branson di Australia

Richard Branson merupakan jutawan pemilik maskapai Virgin Atlantic. Ternyata, ia pun punya beberapa pulau pribadi mewah.

Sebelumnya, Richard Branson memiliki Necker Island. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (31/1/2019) pulau ini letaknya berada di British Virgin Islands, di utara wilayah Amerika.

Ternyata, Branson juga kini memiliki sebuah pulau pribadi yang bisa disewa secara umum. Inilah Makepeace Island, yang letaknya berada di North Shore, tidak jauh dari wilayah Sydney, New South Wales.

Dilansir dari berbagai sumber, pulau ini awalnya dibuat untuk rekreasi keluarga pada tahun 2009 oleh Richard Branson dan Co-Founder Virgin Group Brett Godfrey. Kemudian, keduanya membuka pulau untuk disewa secara eksklusif pada Juli 2011. Baru akhirnya direalisasikan untuk investias wisata tahun 2018.

Bisa dibilang, pulau ini cukup eksklusif dengan nuansa yang dekat dengan alam. Bayangkan saja, di pulau kecil namun banyal fasilitas serba mewah yang ditujukan kepada pengunjung. Seperti festival makanan, golf, diving, sampai memberi makan Lumba-lumba.

Traveler pun juga mendapatkan penawaran eksklusif di sini. Bisa naik private jet, atau berkeliling dengan helikopter. Super mewah!

Karena pulau juga tidak terlalu besar, hanya ada sedikit villa di sini. Satu wilayah pun dibatasi untuk 22 orang saja setiap ingin berkunjung.

Traveler pun juga bisa menyewa untuk berbagai kepentingan. Misalnya meeting, liburan keluarga, sampai berbagai perayaan yang membutuhkan ruang besar dan privat.

Mengusung tema lingkungan berkelanjutan, Makepeace Island juga sangat ramah pada alam. Misalnya saja fasilitasnya ramah vegan, semua produk disajikan dalam bentuk organik untuk mewujudukan tujuan berkelanjutan jangka panjang.

Nah, jika ingin mencoba liburan di sini traveler harus menyiapkan uang mulai dari USD 10 ribu, atau setara dengan atau sekitar Rp 139 juta per malam, dengan minimal sewa 2 malam.

Biaya ini sudah termasuk menginap dan berbagai aktivitas. Seperti makanan, transportasi dengan limusin selama 20 menit, kapal, dan berbagai atraksi lainnya. Bagaimana, mau coba liburan ala Bos Virgin?

Benarkah Cahaya Biru Bisa Cegah Warga Jepang Bunuh Diri?

Kalau traveling ke Jepang, perhatikan nggak ada lampu warna biru di stasiun kereta? Rupanya, ini adalah cara untuk mencegah orang Jepang bunuh diri lho.

Melansir BBC Future, Kamis (31/1/2019), perusahaan kereta di Jepang tampaknya menemukan bahwa lampu biru yang menenangkan dapat mengurangi tingkat bunuh diri di stasiun. Tetapi apakah cara ini benar-benar berfungsi?

Pada tahun 2013, terbit sebuah makalah ilmiah yang akan menjadi awal mula bagi ribuan berita viral dan unggahan di media sosial. Saran itu sangat mengejutkan, lampu biru di stasiun kereta dapat mencegah bunuh diri di lokasi-lokasi itu dan para ilmuwan bahkan dapat menunjukkan bahwa bunuh diri turun sebanyak 84%.

Sejak saat itu, gagasan ini menjadi inspirasi bagi proyek serupa di banyak negara lain. Dimulai pada akhir 2000-an, ketika sejumlah perusahaan kereta api Jepang mulai memasang lampu biru di atas platform stasiun kereta.

Teknik dorongan ini adalah cara untuk mempengaruhi perilaku yang meskipun nampaknya halus namun dapat memiliki dampak besar dan mengejutkan. Idenya adalah bahwa cahaya biru dapat memiliki efek pada keadaan pikiran orang.

Satu studi pada tahun 2017 mendukung gagasan ini. Ditunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami tekanan psikologis kembali lebih cepat ke keadaan relaksasi ketika mereka berbaring di ruangan yang bermandikan cahaya biru.

Michiko Ueda di Universitas Waseda mendengar tentang percobaan itu dan terbukti sukses. Ia telah mempelajari faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat bunuh diri di Jepang, yakni dari ekonomi hingga bencana alam dan bahkan diskusi tentang bunuh diri selebriti di Twitter.

Setelah menganalisis data selama 10 tahun tentang bunuh diri di 71 stasiun kereta Jepang, Ueda dan rekan-rekannya menemukan bahwa ada beberapa bukti efeknya pada penumpang. Mereka melihat pengurangan 84%, angka yang segera dilaporkan secara luas.

Sayangnya, itu bukan keseluruhan cerita ketika laporan berita tentang temuan itu keluar, Masao Ichikawa di Universitas Tsukuba kembali melihat datanya. Dia menunjukkan bahwa penting untuk membedakan antara data yang dikumpulkan pada siang dan malam hari di stasiun kereta terbuka.

Pada siang hari, lampu mungkin tersamarkan atau bahkan dimatikan. Ichikawa juga meneliti tindakan yang dikenal sebagai interval kepercayaan.

Analisis statistik itu membawanya pada ketidakpastian untuk hasil tertentu. Dan interval kepercayaan mengekspresikan kisaran yang mungkin dari nilai-nilai tersebut.

Ichikawa memperhatikan bahwa kepercayaan pada kertas Ueda sangat luas: 14-97%. Secara statistik sangat tidak stabil, katanya, yang berarti efek yang sebenarnya bisa hanya serendah pengurangan 14% atau merupakan perubahan yang signifikan, tetapi tidak sebesar oleh liputan media.

Dia berharap makalahnya sendiri, yang diterbitkan sebagai tanggapan di tahun berikutnya, akan memastikan bahwa orang-orang tidak mulai berpikir bahwa lampu biru adalah mukjizat pencegahan. Dan entah bagaimana memiliki efek luar biasa pada orang-orang yang mempertimbangkan kembali untuk bunuh diri.

Pemasangan penghalang pelindung dan pintu kaca di sepanjang tepi platform bisa jauh lebih bermanfaat, kata Ichikawa. Namun, ia mengakui bahwa harganya jauh lebih mahal daripada lampu biru, biaya yang mungkin sepadan, jika efek cahaya biru ternyata berefek minimal dan Ueda mengamininya.

Ueda sekarang sedang melakukan penelitian baru untuk mengukur dampak psikologis dari lampu biru, tetapi sudah ada hasil yang bertentangan dari tim lain. Makalah tahun 2017 memberikan kepercayaan pada gagasan bahwa lampu biru bisa menenangkan, tetapi dari Stephen Westland, seorang ahli dalam warna dan desain di Universitas Leeds, mengatakan bahwa lampu mungkin tidak mempengaruhi faktor penting lainnya, sisi impulsif seseorang.

Cara-cara inovatif ini untuk mengatasi masalah bunuh diri Jepang termasuk dalam 20 besar dunia dalam hal tingkat bunuh diri. Negara ini bergulat serius dan berusaha untuk memperbaikinya.

Jumlah bunuh diri secara keseluruhan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Turun menjadi sekitar 21.000 pada tahun 2017 dari 34.500 pada tahun 2003, tetapi jumlah itu meningkat di kalangan yang lebih muda.

Lampu biru mungkin memiliki efek pada orang yang berpikir untuk bunuh diri. Tetapi, yang paling efektif yang harus dilakukan adalah langkah pemasangan pintu kaca platform.