Senin, 09 Maret 2020

Kashmir, Pesona di Balik Pegunungan Himalaya

Nama Kashmir di Utara India tengah naik daun di kalangan traveler. Inilah pesona yang tersembunyi di balik bayang-bayang Pegunungan Himalaya.
Perjalanan ke Kashmir ini adalah pengalaman istimewa dan penuh kenangan bagi saya dan istri, karena bertepatan dengan ulang tahun pernikahan kami yang ke 11. Kami memulai perjalanan dengan mengambil rute Banda Aceh - Kuala Lumpur - New Delhi - Srinagar. Lumayan melelahkan karena harus beberapa kali transit, tapi akhirnya terbayarkan dengan apa yang kami dapat dan rasakan di sana.

Kashmir merupakan negara bagian dari India dengan Ibukotanya Srinagar. Berbatasan langsung dengan Cina pada bagian utara dan timur serta Pakistan pada bagian baratnya. Kashmir merupakan lembah yang sangat subur di balik deretan Pegunungan Himalaya.

Jangan bayangkan Kashmir seperti New Delhi yang panas, tapi justru sebaliknya di sini suhunya sejuk dan dingin. Bahkan di beberapa tempat turun salju saat musim dingin.

Di Srinagar, terdapat sebuah danau yang luasnya mencapai 18 km persegi. Danau yang bernama Dal (Dal Lake) ini terletak di tengah-tengah Kota Srinagar. Menjadi daya tarik tersendiri karena disini banyak ditemukan penginapan Rumah Perahu (House Boat) yang terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran unik dan lampu warna warni.

Di pagi hari, kita dapat menikmati suasana Kota Srinagar yang sejuk dari teras House Boat ditemani dengan secangkir Teh Kehwa. Untuk mengelilingi Danau Dal, kita dapat menyewa perahu dayung (Shikara), tentu saja harus disepakati dan ditawar harganya dulu agar tidak kemahalan.

Sangat mudah menemukan makanan halal di sini karena lebih dari 90 % masyarakatnya menganut agama Islam. Pada umumnya masyarakat disini berkulit putih, cantik dan ganteng seperti artis saja karena nenek moyang mereka banyak berasal dari Persia.

Selama di Kashmir kami banyak mengunjungi tempat-tempat wisata. Di antaranya, kami mengunjungi Indira Gandhi Memorial Tulip Garden. Lokasinya masih di sekitar pusat Kota Srinagar. Beruntung, karena bunga tulip sedang mekar-mekarnya.

Dalam setahun bunga ini mekar hanya dalam waktu 2 minggu saja yaitu pada awal sampai pertengahan Bulan April saat memasuki musim semi. Kebun tulip ini terbesar di Asia dengan luas yang mencapai 74 hektar. Ada sekitar 53 jenis tulip berwarna warni yang tumbuh di kebun ini.

Kami juga sempat mengunjungi 2 Mesjid bersejarah di Kota Srinagar. Yang pertama adalah Mesjid Hazratbal yang berarti Tempat Yang Suci. Di dalam Masjid ini ada peninggalan Rasulullah SAW yaitu rambut yang dibawa dari Madinah pada tahun 1635 oleh Said Abdullah, salah seorang keturunan Baginda Rasul.

Masjid yang kedua adalah Mesjid Shah Hamdan yang merupakan Mesjid tertua di Kashmir, dibangun pada tahun 1395 oleh Sultan Sikander. Masjid berkonstruksi kayu dengan dipenuhi oleh lukisan ornamen berwarna warni pada bagian dalamnya ini dibangun untuk penghormatan kepada Shah Hamdan sebagai seorang tokoh penyebar agama Islam di Kashmir yang berasal dari Persia.

Kami juga pergi ke Gulmarg untuk bermain salju. Namun karena kondisi cuaca yang berkabut dan hujan, pihak Otoritas Wisata Gulmarg menutup akses gondola ke puncak gunung. Sempat kecewa juga karena tidak bisa bermain ski di sana. Namun, kekecewaan itu tergantikan karena pada hari yang lain kami mengunjungi Sonamarg, suatu daerah wisata yang berjarak sekitar 86 km atau 2,5 jam perjalanan darat dari Srinagar yang saat itu sedang turun salju.

Di hari terakhir, kami menyempatkan berkunjung ke Desa Aru. Desa ini terletak di sebuah lembah di antara barisan Pegunungan Himalaya, berjarak sekitar 120 km dari Kota Srinagar. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang begitu indahnya. Gunung hutan pinus yang ditutupi salju pada bagian puncaknya, sungai yang dialiri air yang jernih dan segar, serta rumah-rumah penduduk yang masih sangat tradisional. Hingga tengah siang, masyarakat beraktivitas masih dengan menggunakan jaket tebal karena suhu yang dingin dan sejuk.

4 Perbedaan Kapak Wiro Sableng dalam Film dan Dunia Nyata

Kapak Wiro Sableng yang asli bisa dilihat wisatawan di Muzium Negara Malaysia. Ada sejumlah perbedaan dengan kapak Wiro Sableng dalam novel dan filmnya.

Mengejutkan bukan? Kapak Wiro Sableng sungguhan ada di dunia nyata dan artefak dari Jawa itu disimpan baik-baik di Muzium Negara Malaysia di Kuala Lumpur.

Letaknya ada di Galeri B area B2 yaitu koleksi dari kerajaan-kerajaan Melayu di Nusantara. Di area tersebut banyak artefak kuno berupa perhiasan dan persenjataan.

detikTravel pun berkunjung ke sana beberapa pekan lalu. Rupanya ada sejumlah perbedaan dengan kapak Wiro Sableng yang dikenal lewat novel karya Bastian Tito.

Inilah foto perbandingan dua kapak itu:

Nah, yuk kita bandingkan perbedaannya:

1. Soal nama Wiro Sableng

Wiro Sableng adalah tokoh silat yang kocak karangan Bastian Tito. Nama senjatanya adalah Kapak Maut Naga Geni 212.

Sedangkan di dunia nyata, Wiro Sableng adalah justru nama kapaknya. Umurnya diperkirakan 100 tahun dan digunakan raja-raja Jawa, begitu keterangan dari pihak museum.

2. Ukuran

Kapak Wiro Sableng dalam novel dan film ukurannya pendek, sekitar 50 cm. Gagangnya pas segenggaman tangan.

Kapak Wiro Sableng yang asli di Muzium Negara ukurannya sekitar 1 meter. Gagangnya lebih panjang.

3. Bentuk kapak

Kapak Wiro Sableng adalah kapak besar bermata dua dengan gagang berupa seruling dan ujungnya berkepala naga. Di setiap mata kapak ada tulisan 212 dengan angka modern.

Nah, bentuk kapak Wiro Sableng yang asli di Muzium Negara beda lagi. Ini adalah kapak bermata dua dengan gagang kayu yang cukup panjang. Bagian atasnya ada lagi trisula yang cukup panjang.

4. Motif logam (pamor)

Dalam versi novel dan film serial, logam kapaknya mulus berkilau tanpa motif. Sedangkan dalam versi film layar lebar, logam kapaknya memiliki motif emboss seperti keris yang lazim disebut pamor. Motif pamornya adalah aliran air, api dan udara dengan bulatan seperti matahari di tengah antara dua mata kapak. Angka 212 lebih mirip simbol centang.

Kapak Wiro Sableng yang asli di Muzium Negara tentu saja tidak ada tulisan 212. Sedangkan pamornya juga memiliki motif emboss urat kayu yang indah. Tampak seperti sebuah karya seni yang indah hasil tempaan berulang-ulang.

Cara ke sana:

Bagaimana, jadi penasaran lihat kapak aslinya ya? Ayo traveling langsung ke Kuala Lumpur. Muzium Negara buka setiap hari pukul 09.00-18.00. Hanya tutup pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Harga tiketnya RM 5 (Rp 17.300) untuk wisatawan dewasa dan RM 2 (Rp 7.000) untuk anak 6-12 tahun. Museum ini berada di Jalan Damansara. Traveler bisa naik MRT dan turun di Stasiun Muzium Negara.

Kashmir, Pesona di Balik Pegunungan Himalaya

Nama Kashmir di Utara India tengah naik daun di kalangan traveler. Inilah pesona yang tersembunyi di balik bayang-bayang Pegunungan Himalaya.
Perjalanan ke Kashmir ini adalah pengalaman istimewa dan penuh kenangan bagi saya dan istri, karena bertepatan dengan ulang tahun pernikahan kami yang ke 11. Kami memulai perjalanan dengan mengambil rute Banda Aceh - Kuala Lumpur - New Delhi - Srinagar. Lumayan melelahkan karena harus beberapa kali transit, tapi akhirnya terbayarkan dengan apa yang kami dapat dan rasakan di sana.

Kashmir merupakan negara bagian dari India dengan Ibukotanya Srinagar. Berbatasan langsung dengan Cina pada bagian utara dan timur serta Pakistan pada bagian baratnya. Kashmir merupakan lembah yang sangat subur di balik deretan Pegunungan Himalaya.

Jangan bayangkan Kashmir seperti New Delhi yang panas, tapi justru sebaliknya di sini suhunya sejuk dan dingin. Bahkan di beberapa tempat turun salju saat musim dingin.

Di Srinagar, terdapat sebuah danau yang luasnya mencapai 18 km persegi. Danau yang bernama Dal (Dal Lake) ini terletak di tengah-tengah Kota Srinagar. Menjadi daya tarik tersendiri karena disini banyak ditemukan penginapan Rumah Perahu (House Boat) yang terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran unik dan lampu warna warni.