Senin, 09 Maret 2020

Kashmir, Pesona di Balik Pegunungan Himalaya (2)

Sesampainya di Desa Aru, kami langsung check in di Hotel dan berangkat menuju ke suatu tempat yang berada di lereng gunung. Di sini kami mengunjungi perkampungan muslim gypsi yang hidup secara berpindah-pindah (nomaden) sambil mengembalakan hewan ternaknya.

Apabila sedang musim salju, mereka pindah ke daerah lain yang lebih hangat. Rumah mereka terbuat dari susunan batang-batang pohon yang dilapisi oleh tanah berlumpur. Satu rumah langsung dibagi menjadi 2 bagian, untuk tempat tinggal dan untuk hewan ternak mereka.

Beruntung kami ke sini karena bisa melihat secara langsung bagaimana kehidupan saudara seiman dengan kondisi alam yang berbeda. Sebelum pulang ke Srinagar keesokan harinya, kami menyempatkan membeli oleh-oleh yang banyak dijual di Desa Aru ini. Yang khas dari sini adalah kain Pashmina dengan berbagai warna, corak dan kualitas.

Secara geologi, Pegunungan Himalaya terbentuk karena adanya tumbukan Lempeng Tektonik Benua India terhadap Lempeng Tektonik Benua Eurasia pada puluhan juta tahun yang lalu. Karena kedua Lempeng tersebut mempunyai berat jenis yang sama, maka bagian yang terkena tumbukan akan terangkat ke atas dan membentuk Pegunungan Himalaya. Bayangkan, lapisan batu kapur (Limestone) yang terbentuk pada daerah perairan dangkal di tepi benua dapat terangkat menjadi salah satu daerah tertinggi di dunia, dan Kashmir yang terletak di balik Pegunungan Himalaya sangat layak untuk dikunjungi karena menjadi pesona Asia dengan sejuta keindahannya.

Kami juga sempat mengunjungi 2 Mesjid bersejarah di Kota Srinagar. Yang pertama adalah Mesjid Hazratbal yang berarti Tempat Yang Suci. Di dalam Masjid ini ada peninggalan Rasulullah SAW yaitu rambut yang dibawa dari Madinah pada tahun 1635 oleh Said Abdullah, salah seorang keturunan Baginda Rasul.

Masjid yang kedua adalah Mesjid Shah Hamdan yang merupakan Mesjid tertua di Kashmir, dibangun pada tahun 1395 oleh Sultan Sikander. Masjid berkonstruksi kayu dengan dipenuhi oleh lukisan ornamen berwarna warni pada bagian dalamnya ini dibangun untuk penghormatan kepada Shah Hamdan sebagai seorang tokoh penyebar agama Islam di Kashmir yang berasal dari Persia.

Kami juga pergi ke Gulmarg untuk bermain salju. Namun karena kondisi cuaca yang berkabut dan hujan, pihak Otoritas Wisata Gulmarg menutup akses gondola ke puncak gunung. Sempat kecewa juga karena tidak bisa bermain ski di sana. Namun, kekecewaan itu tergantikan karena pada hari yang lain kami mengunjungi Sonamarg, suatu daerah wisata yang berjarak sekitar 86 km atau 2,5 jam perjalanan darat dari Srinagar yang saat itu sedang turun salju.

Di hari terakhir, kami menyempatkan berkunjung ke Desa Aru. Desa ini terletak di sebuah lembah di antara barisan Pegunungan Himalaya, berjarak sekitar 120 km dari Kota Srinagar. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang begitu indahnya. Gunung hutan pinus yang ditutupi salju pada bagian puncaknya, sungai yang dialiri air yang jernih dan segar, serta rumah-rumah penduduk yang masih sangat tradisional. Hingga tengah siang, masyarakat beraktivitas masih dengan menggunakan jaket tebal karena suhu yang dingin dan sejuk.

Kashmir, Pesona di Balik Pegunungan Himalaya

Nama Kashmir di Utara India tengah naik daun di kalangan traveler. Inilah pesona yang tersembunyi di balik bayang-bayang Pegunungan Himalaya.
Perjalanan ke Kashmir ini adalah pengalaman istimewa dan penuh kenangan bagi saya dan istri, karena bertepatan dengan ulang tahun pernikahan kami yang ke 11. Kami memulai perjalanan dengan mengambil rute Banda Aceh - Kuala Lumpur - New Delhi - Srinagar. Lumayan melelahkan karena harus beberapa kali transit, tapi akhirnya terbayarkan dengan apa yang kami dapat dan rasakan di sana.

Kashmir merupakan negara bagian dari India dengan Ibukotanya Srinagar. Berbatasan langsung dengan Cina pada bagian utara dan timur serta Pakistan pada bagian baratnya. Kashmir merupakan lembah yang sangat subur di balik deretan Pegunungan Himalaya.

Jangan bayangkan Kashmir seperti New Delhi yang panas, tapi justru sebaliknya di sini suhunya sejuk dan dingin. Bahkan di beberapa tempat turun salju saat musim dingin.

Di Srinagar, terdapat sebuah danau yang luasnya mencapai 18 km persegi. Danau yang bernama Dal (Dal Lake) ini terletak di tengah-tengah Kota Srinagar. Menjadi daya tarik tersendiri karena disini banyak ditemukan penginapan Rumah Perahu (House Boat) yang terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran unik dan lampu warna warni.

Di pagi hari, kita dapat menikmati suasana Kota Srinagar yang sejuk dari teras House Boat ditemani dengan secangkir Teh Kehwa. Untuk mengelilingi Danau Dal, kita dapat menyewa perahu dayung (Shikara), tentu saja harus disepakati dan ditawar harganya dulu agar tidak kemahalan.

Sangat mudah menemukan makanan halal di sini karena lebih dari 90 % masyarakatnya menganut agama Islam. Pada umumnya masyarakat disini berkulit putih, cantik dan ganteng seperti artis saja karena nenek moyang mereka banyak berasal dari Persia.

Selama di Kashmir kami banyak mengunjungi tempat-tempat wisata. Di antaranya, kami mengunjungi Indira Gandhi Memorial Tulip Garden. Lokasinya masih di sekitar pusat Kota Srinagar. Beruntung, karena bunga tulip sedang mekar-mekarnya.

Dalam setahun bunga ini mekar hanya dalam waktu 2 minggu saja yaitu pada awal sampai pertengahan Bulan April saat memasuki musim semi. Kebun tulip ini terbesar di Asia dengan luas yang mencapai 74 hektar. Ada sekitar 53 jenis tulip berwarna warni yang tumbuh di kebun ini.

Kami juga sempat mengunjungi 2 Mesjid bersejarah di Kota Srinagar. Yang pertama adalah Mesjid Hazratbal yang berarti Tempat Yang Suci. Di dalam Masjid ini ada peninggalan Rasulullah SAW yaitu rambut yang dibawa dari Madinah pada tahun 1635 oleh Said Abdullah, salah seorang keturunan Baginda Rasul.

Masjid yang kedua adalah Mesjid Shah Hamdan yang merupakan Mesjid tertua di Kashmir, dibangun pada tahun 1395 oleh Sultan Sikander. Masjid berkonstruksi kayu dengan dipenuhi oleh lukisan ornamen berwarna warni pada bagian dalamnya ini dibangun untuk penghormatan kepada Shah Hamdan sebagai seorang tokoh penyebar agama Islam di Kashmir yang berasal dari Persia.

Kami juga pergi ke Gulmarg untuk bermain salju. Namun karena kondisi cuaca yang berkabut dan hujan, pihak Otoritas Wisata Gulmarg menutup akses gondola ke puncak gunung. Sempat kecewa juga karena tidak bisa bermain ski di sana. Namun, kekecewaan itu tergantikan karena pada hari yang lain kami mengunjungi Sonamarg, suatu daerah wisata yang berjarak sekitar 86 km atau 2,5 jam perjalanan darat dari Srinagar yang saat itu sedang turun salju.

Di hari terakhir, kami menyempatkan berkunjung ke Desa Aru. Desa ini terletak di sebuah lembah di antara barisan Pegunungan Himalaya, berjarak sekitar 120 km dari Kota Srinagar. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang begitu indahnya. Gunung hutan pinus yang ditutupi salju pada bagian puncaknya, sungai yang dialiri air yang jernih dan segar, serta rumah-rumah penduduk yang masih sangat tradisional. Hingga tengah siang, masyarakat beraktivitas masih dengan menggunakan jaket tebal karena suhu yang dingin dan sejuk.