Sabtu, 14 Maret 2020

Kopi dan Keindahan Pantai Gigi Hiu yang Magis

Lampung terus bersinar lewat alam-alamnya yang indah. Yang selalu manis dan punya pemandangan magis, inilah Pantai Gigi Hiu.

Bicara tempat yang pas buat menenangkan pikiran, saya lebih suka tempat yang sepi dan anginnya sepoi-sepoi. Selagi masih di Lampung, salah seorang teman baru mengajak kami untuk menghabiskan hari di Pantai Karang Gigi Hiu.

Kami yang penasaran dengan pantai yang namanya agak seram itu memutuskan untuk berangkat menuju lokasi yang ternyata sangat jauh dari permukiman.

Pantai ini berada di Desa Pegadungan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Untuk menuju Desa Pegadungan, dibutuhkan waktu 3,5-4 jam dari kota Bandar Lampung.

Jalan menuju pantai dari Desa Pegadungan ternyata tak semulus yang saya harapkan. Jalanan yang berlubang dan becek menjadi teman perjalanan kami sepanjang rute menuju ke pantai.

Ditambah lagi dengan banyaknya persimpangan membuat kami semakin bingung mau mengarahkan motor ke arah mana. Setelah melalui rute hutan sekitar 50 menit, kami harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki selama 20 menit menuju pantai tersebut.

Setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan, saya akhirnya sampai di pantai yang membuat saya langsung terpana. Saya gak menyangka!

Ternyata dibalik jalanan jelek yang saya lalui, di balik hutan yang hampir menyesatkan kami, di tempat terpencil, saya menemukan satu lagi surga tersembunyi yang ada di Indonesia. Seakan semua keletihan yang kami alami selama perjalanan sirna seketika dibayar tuntas tanpa hutang oleh keindahan alam yang sangat memukau!.

Saya gak bisa mendeskripsikan keindahan alam pantai ini dengan kata-kata. Gugusan batu karang yang yang berbentuk lancip saling tertata rapi.

Pantai yang diterpa ombak membuat pemandangan ini seolah-olah seperti gigi hiu yang sangat tajam dari kejauhan. Angin laut yang dingin serta suara ombak yang menghempas karang membuat saya mampu bernostalgia dan menikmati hidup ini kembali.

Pikiran saya seakan dicuci dan hati saya dibersihkan kembali oleh indahnya alam Indonesia.

Secangkir kopi panas di Pantai Karang Gigi Hiu sangat ampuh untuk menikmati hari yang indah ini.

Travel Advice yang Bikin Menteri Pariwisata Sedih

Menteri Pariwisata Arief Yahya curhat. Khususnya satu hal yang bisa bikin sedih, soal travel advice. Ada apa?

"Satu hal yang tidak saya sukai dan bikin sedih adalah Travel Advice," katanya pada 'Rapat Koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Selat Sunda Bangkit' di Marbella Hotel, Anyer, Jumat (11/1/2019) kemarin.

Arief memberikan kisah tentang erupsi Gunung Agung di tahun 2017. Ketika itu, Gunung Agung erupsi secara terus menerus dari Agustus sampai November. Sehingga, tak sedikit negara mengeluarkan Travel Advice.

Travel Advice merupakan imbauan yang dikeluarkan negara kepada warganya saat mau traveling ke suatu negara. Bentuknya masih imbauan, belum berupa larangan (Travel Advice). Meski begitu, bisa juga turis tidak benar-benar pergi ke negara tujuan jika ada suatu Travel Advice.

"Saat erupsi Gunung Agung di Bali kala itu, China mengeluarkan Travel Advice. Bayangkan, turis China datang ke Bali sebanyak 200 ribu sebulan. Saat itu, nol alias tidak ada karena turis China mematuhi Travel Advice yang dikeluarkan negaranya. Stress saya," papar Arief.

Cara mengantisipasinya, adalah dengan memberikan image yang baik. Pemantauan bencananya pun terus dilakukan dan memberikan informasi terkini. Sehingga, membuat turis tahu bagaimana perkembangannya dan perlahan Travel Advice bisa dicabut.

"Kita harus hati-hati menetapkan status bencana di suatu daerah. Ada yang pariwisatanya terkena dampak, ada yang tidak," terang Arief.

Liburan Singkat di Malaysia, Ini Destinasi Populernya

Suasana tempat menunggu bus di area Genting Highland cukup bersih dan nyaman. Sambil menunggu para penumpang pun dapat melihat jadwal kedatangan bus. Oh ya transportasi di Malaysia cukup mudah dan terhubung kemana saja. Jadi jangan takut bagi kamu para traveler yang ingin mencoba solo traveling.

Tujuan berikutnya adalah Pettaling Street. Kali ini saya memilih penginapan di kawasan ini karena lokasinya cukup strategis dan dekat dengan stasiun LRT Pasar Seni.

Suasana di petaling street cukup ramai terutama mulai di sore hari hingga malam. Kamu dapat berbelanja dan membeli oleh-oleh khas malaysia dan untuk harganyapun bisa ditawar.

Selain itu banyak makanan dijajajakan begitu lezat dan berfariasi terutama menu oriental. Tidak salah jika ingin menikmati suasana yang berbeda dan berburu oleh-oleh di kawasan ini.

Di ujung Pettaling Street terdapat kuil Guan Di. Ini merupakan kuil Taoist yang dibangun pada tahun 1888. Kemudian terdapat pula kuil Sri Mahamariamman.

Kuil yang dibangun pada tahun 1873 ini merupakan kuil Hindu tertua dan terkaya di Kuala Lumpur dengan ornamen menara Raja Gopuram, ciri khas kuil di India Selatan.

Selanjutnya perjalanan terakhir adalah menuju ke Batu Caves. Dari stasiun pasar seni saya menuju ke KL sentral terlebih dahulu untuk menuju ke batu caves.

Tiket dapat dibeli dengan harga RM 2.6. Perjalanan ditempuh kurang lebih setengah jam. Tidak terasa akhirnyapun sampai di stasiun Batu Caves. Jarak Batu Caves dari stasiun sangatlah dekat.

Tiba di depan Batu Caves kita akan disuguhkan dengan pemandangan bukit batu kapur yang besar dengan nuansa Hindu yang kental dan disambut oleh patung Dewa Muragan setinggi 42 meter.

Banyak sekali wisatawan berfoto di depan patung ini. Warna emas yang berkilau dan latar belakang anak tangga yang berwarna warni membuat berfoto menjadi semakin cantik dan menarik.

Temple Cave merupakan gua utama yang bisa dicapai dengan menaiki 272 anak tangga. Gua ini dijadikan kuil umat Hindu dan dipersembahkan kepada Dewa Muragan.

Ada pemandangan yang menarik yaitu banyak burung-burung merpati didepan area batu caves dan bila melanjutkan untuk menaiki anak tangga, hati-hati ya, karena banyak kera-kera yang berkeliaran, mereka akan menghampiri bila kamu memberi makan.

Tapi tenang saja, kera-kera itu cukup jinak. Akhirnya sampai juga dipuncak Batu Caves. Kita bisa menikmati pemandangan pusat kota yang indah.

Di dalam Batu Caves terdapat banyak pedagang yang menjual souvenir khas India dan melihat orang-orang Hindu India berdoa di sana.

Setelah puas melihat-lihat di dalam gua yang indah dan berfoto, akhirnya saya putuskan untuk kembali ke penginapan untuk istirahat. Dari tempat penginapan di kawasan Pettaling Street, saya kembali menuju ke KL sentral untuk naik bus menuju ke Airport KLIA2.

Tiket dapat dibeli dengan harga RM 12, perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam. Akhirnya sampai juga di KLIA2. Karena pesawat saya malam dan diairport sangat dingin, maklum saya sedikit alergi dengan ac. Jadi agar tidak eneg dan masuk angin, saya minum tolak angin.

Walaupun perjalanan kali ini singkat tapi bagi saya ini sangat menyenangkan.