Selasa, 17 Maret 2020

Desa Miskin yang Jadi Kaya di China

Di China ada Desa Xitaishan yang hidup miskin. Namun kini masyarakatnya hidup sejahtera. Warga desa jadi punya uang banyak karena pariwisata.

Berada di sebelah barat Kota Longhu, Provinsi Henan, China bagian tengah timur, ada Desa Xitaishan yang sangat miskin. Dataran gersang yang membentang sepanjang desa menjadi sumber penghasilan masyarakatnya sebagai pengeruk batu. Namun, itu hanyalah cerita masa lalu. Kini masyarakat desa Xitaishan hidup dalam kemakmuran. Bahkan mereka tidak perlu meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan.

Adalah Qiao Zongwang, Sekretaris Partai Komunis Desa Xitaishan, sebagai penggagas kemajuan desa. Awalnya ia adalah seorang pengusaha yang tinggal di luar kota. Setelah kaya, pada tahun 2006 ia kembali ke tanah kelahirannya untuk membangun desanya.

Dengan modal yg dimilikinya, ia mengajak seluruh masyarakat ikut serta membangun desa. Dengan semangat melayani masyarakat, ia memberi pengarahan dalam pembangunan desa.

Tiga strategi yang diterapkan dalam membangun desanya adalah mengembangkan 3 pilar industri, yaitu industri pelatihan, industri pariwisata dan industri pertanian. Semua industri dikembangkan dalam skala kecil.

Selain menghijaukan kawasan bukit tandus, memanen buah dan palawija, atraksi budaya telah diciptakan. Sepanjang perjalanan menuju Desa Xitaishan kini tampak bukit yang menghijau. Selain itu, desa ini juga mendirikan usaha air minum kemasan sebagai penghasilan desa. Rumah tangga ikut terlibat dalam kegiatan pengembangan pariwisata desa.

Ketiga industri tersebut mampu menciptakan 1.000 lapangan kerja. Masyarakat desa yang dulunya hanya mengandalkan pekerjaan sebagai pengeruk batu kini tidak perlu keluar desa mencari pekerjaan. Dengan mengelola sumber daya alam yang ada, desa ini berhasil menciptakan kemakmuran bagi warganya.

Adapun target pembangunannya adalah kemakmuran untuk semua dan kehidupan yang harmonis. Dedikasi yang tinggi dari masyarakat dan sikap melayani masyarakat sebagai prinsip partai komunis, menjadi motor pengerak keberhasilan pembangunan. Selain itu, dukungan Partai Komunis China ikut menjadi kunci kesuksesan pembangunan desa.

Tahun 2017 nilai output Desa Xitaishan mencapai RMB 80 juta (setara Rp 176 miliar) setiap tahunnya. Dalam kurun satu dasawarsa, nilai pendapatan per kapita meningkat 5 kali lipat menjadi RMB 10.000 (Rp 22 juta). Berkat kepemimpinan Qiao Zongwang, desa ini berhasil meraih tiga penghargaan di tingkat Provinsi, yaitu sebagai Desa Peradaban Ekologi, Desa Demonstrasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Unit Konstruksi Baru Pedesaan Canggih.

Ketika saya dan delegasi Belt and Road Forum for International Think Tank Cooperation mengunjungi desa wisata tersebut, jagung sedang dipanen. Tampak puluhan ton jagung dipajang di depan gerbang dan sepanjang desa wisata. Berbagai produk lokal dapat dijumpai. Misalnya, produk makanan dari biji-bijian, suvenir khas masa Mao Zedong, dan atraksi pembuatan mie.

Ada Kerangka Tyrannosaurus Rex di Bandung!

Liburan sambil belajar, kenapa tidak. Di Museum Geologi Bandung, traveler bisa menambah ilmu tentang batuan, sumber daya mineral, maupun fosil dinosaurus.

Berwisata ke kota Bandung, tidak hanya identik dengan wisata kuliner yang lezat, belanja pakaian di factory outlet atau berkunjung ke kawasan wisata. Sambil berwisata, traveler bisa sambil belajar mengenai aneka batuan serta material tambang dan aneka fosil sejak zaman purbakala di Museum Geologi Bandung.

Gedung Museum Geologi dibangun pada tahun 1928 dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. Bangunan dengan gaya arsitektur Art Deco ini adalah hasil karya dari arsitek  Ir Menalda van Schouwenburg. Museum Geologi sempat ditutup selama satu tahun pada tahun 1999 untuk renovasi dan dibuka kembali pada tahun 2000.

Saat pertama kali memasuki areal dalam museum, seakan membawa pengunjung berada di setting lokasi film Night at The Museum, sebab kita akan disambut dengan fosil gajah zaman purba.

Sementara Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruangan yang meliputi ruang Geologi Indonesia, Sumber Daya Mineral/Sumber Daya Energi, Manfaat dan Bencana Geologi, serta Sejarah Kehidupan.

Di Museum Geologi, traveler bisa melihat langsung aneka logam dan material asli yang mungkin selama ini hanya dikenal melalui buku pelajaran, ataupun sudah dalam bentuk olahan industri.

Pada lantai satu tepatnya di bagian Geologi, kita bisa mengenal beraneka macam batuan, baik yang berasal dari dalam bumi, maupun bebatuan antariksa seperti meteorit maupun bebatuan alam yang terbentuk akibat benturan meteorit atau disebut juga tektite.

Selain itu masih banyak berbagai macam bebatuan alam seperti Gamping, Granit, Kars, Stalaktit, Stalagmit dan bahkan terumbu karang  dengan bentuk yang indah.

Dengan penataan yang apik, ditunjang dengan penggunaan teknologi modern dalam penyampaian informasi koleksi museum, serta pendingin udara yang sejuk dan nyaman, sungguh membuat betah untuk berada di museum ini, sambil menambah pengetahuan kita.

Di lantai dua, traveler bisa menjumpai beraneka sumber daya alam dan sumber daya energi, seperti Timah, Nikel, Batubara dan masih banyak lagi. Disamping itu pengunjung juga diberikan penjelasan detil serta ilustrasi terbentuknya minyak dan gas bumi. Bahkan di museum ini juga terdapat replika miniatur pengeboran lepas pantai.

Masih di lantai dua, terdapat ruang bertema Manfaat dan Bencana Geologi, yang berisikan benda-benda sisa musibah letusan Gunung Merapi. Selain itu terdapat simulator gempa, yang bisa dicoba oleh pengunjung.

Di samping itu, ada juga beraneka logam mulia seperti emas maupun perak serta batuan mulia seperti safir dan giok yang masih dalam bentuk aslinya, maupun yang sudah diolah menjadi perhiasan yang indah dan mempesona.

Selain bebatuan dan mineral, di Museum Geologi terdapat beraneka macam fosil maupun kerangka hewan dan manusia sejak zaman purbakala. Bahkan di museum ini, traveler bisa menemukan kerangka Tyrannosaurus Rex.