Minggu, 29 Maret 2020

Danau Semayang yang Baru & Menawan di Kalimantan

Ada destinasi wisata baru di Kutai Kartanegara, yaitu Danau Semayang. Di danau ini kita bisa melihat pesut Mahakam yang langka.

Untuk bertualang ke danau Semayang, kita bisa mulai dari Kota Samarinda. Ada jalur darat dengan kendaraan dan jalur sungai dengan kapal.

Cara paling mudah adalah menggunakan kendaraan roda dua atau empat dari Samarinda yang memerlukan waktu 3-4 jam perjalanan menuju Kota Bangun. Sekarang sudah dilengkapi dengan papan plang penunjuk arah untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung ke Desa wisata Pela.

Setelah sampai di Kota Bangun, ikuti papan penunjuk arah menuju desa Liang tempat ferry penyeberangan enuju desa Sangkuliman dan Desa Pela. Jika ingin membawa kendaraan roda 2, maka harus menyeberang dengan kapal kelotok ke Desa Sangkuliman terlebih dahulu baru ke Desa Pela. Biaya penyeberangan Kendaraan roda 2 dengan kapal hanya Rp 5.000, untuk penumpang gratis naik kapal.

Jika tidak ingin membawa kendaraan roda 2, bisa menyewa langsung kapal dari Pokdarwis Desa Pela untuk menjemput di Desa Liang dengan Biaya Rp 150.000 dengan kapal yang berkapasitas 10 penumpang. Kendaraan roda 2 akan dititipkan di rumah warga Desa Liang.

Setelah sampai di desa wisata Pela yang menjadi pintu masuk ke danau Semayang, maka wisatawan bisa melihat pesut Mahakam hilir mudik di jam-jam tertentu pagi dan sore. Cukup duduk di deretan rumah apung atau keramba ikan milik warga desa Pela, kita bisa melihat rombongan kecil pesut Mahakam yang keluar masuk antara danau Semayang dan sungai Mahakam.

Jika ingin melihat lebih dekat dan mengabadikan foto pesut Mahakam yang langka dan berstatus terancam punah bisa menyewa kapal pokdarwis desa Pela. Motoris memiliki pengetahuan lokasi dan waktu kemunculan pesut Mahakam.

Motoris juga mengikuti aturan untuk melihat pesut dari jarak yang aman. Jadi siapkan kamera dengan lensa tele, karena pesut Mahakam adalah hewan yang agak susah untuk di foto.

Pesut Mahakam tidak seperti lumba-lumba laut yang bisa melompat keluar dari air. Pesut Mahakam hanya muncul untuk bernafas yang dapat dilihat dengan kemunculan sirip punggung, kepala dan ekornya.

Desa wisata Pela tidak hanya wisata tentang menikmati pesut Mahakam saja. Desa pela memiliki jalanan kayu yang panjang dan berpemandangan indah. Ada sentra pembuatan ikan asin. Ada jembatan warna warni. Ada museum nelayan Pela.

Pada musim tertentu, kita bisa mengikuti kegiatan memancing tradisional menggunakan tangan kosong bersama warga desa pela. Ada spot tanjung tamannoh yang menjadi lokasi perkemahan bagi wisatawan dan tempat terbaik untuk menikmati momen matahari tenggelam di cakrawala danau Semayang yang luas seperti laut air tawar. Mari berkunjung ke danau Semayang.

Sebelum Ada Corona, Wisata Korea Selatan Baik-baik Saja

Sebelum merebaknya virus Corona, pariwisata di Korea Selatan baik-baik saja. Simak pengalaman kami menjelajahi kawasan Insadong di Kota Seoul berikut ini.

Insadong adalah salah satu distrik di Kota Seoul, Korea Selatan yang terkenal dengan barang-barang kerajinan tradisionalnya. Ada beberapa cara untuk menuju Insadong, namun yang paling mudah dengan menggunakan kereta bawah tanah yakni Seoul Subway.

Pertama adalah dengan menggunakan Line Nomor 1 dan berhenti di Jonggak Station kemudian keluar ke pintu 3 atau menggunakan Line Nomor 3 dan berhenti di Anguk Station lalu keluar ke pintu 6.

Pada saat memasuki area Insadong, saya dan istri menyempatkan diri untuk mencicipi snack khas korea yakni Topoyaki. Saat udara dingin menerpa di musim gugur adalah saat yang tepat untuk mencicipi topoyaki.

Topoyaki terbuat dari tepung dengan tekstur kenyal dicampur dengah kuah saos yang panas. Dengan 4.000 won atau sekitar Rp 40.000 kami berdua menikmati satu porsi topoyaki yang cukup banyak.

Setelah menikmati topoyaki, kami singgah di toko emperan yang menjual tas di depan area Insadong. Tas-tas wanita buatan korea di toko ini dibandrol dengan harga 5.000 won atau Rp 50.000, padahal di Indonesia tas ini dijual dengan harga Rp 100.000-an.

Setelah belanja tas, kami disambut dengan Korea Tourism Organization (KTO) Office di depan pintu masuk Insadong. Korea Selatan sadar betul akan pentingnya pusat informasi di tempat-tempat wisatanya.

Wujud Patung Joko Dolog yang Terkenal di Surabaya

Akhirnya terkabul juga keinginan melihat patung Joko Dolog yang terkenal itu. Sosok ini dipercaya sebagai perwujudan Raja Kertanegara yang dibuat tahun 1289.

Terletak di pusat kota Surabaya, yang hanya selemparan batu dari taman Apsari. Taman Apsari sendiri terletak di seberang kantor Gubernuran Jawa Timur dan terdapat sebuah patung pak Suryo, Gubernur Jawa Timur yang pertama.

Dua buah pohon beringin yang besar dan rindang ini berada di dalam sebuah taman kecil yang dipagari dengan plang tertera "Patung Joko Dolog - Perwujudan Raja Kertanegara".

Taman kecil ini menjadi oase tersendiri di tengah teriknya kota Surabaya di musim kemarau. Tidak banyak orang yang tahu dan tidak banyak wisatawan yang datang ke lokasi yang berada di tengah kota ini. Padahal lokasi ini begitu bersejarah karena banyak menyimpan relik dari era peradaban kerajaan Singosari di abad ke 12.

Patung ini dibuat tahun 1211 Saka atau 1289 Masehi di makam Wurarare yang merupakan rumah Mpu Baradah di desa Kedungwulan, Jawa Timur. Patung tersebut dibuat untuk menghormati Raja Kertanegara Putra Wisnu Wardhana - raja terkenal dari Singosari.

Beliau terkenal akan kebijakasanaannya dalam memimpin kerajaan di tahun 1176 Saka atau 1254 M. Keinginan Kertanegara untuk mempersatukan nusantara di zamannya, serta pengetahuan yang luas terhadap hukum dan ketaatannya pada agama Budha, dianggap sudah berada di titik Jina Mahasobya (Budha Agung).

Sehingga, dibuatlah patung tersebut untuk mengenang Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara Wikrama Dharmatunggadewa. Bahkan konon pembuatan patung tersebut untuk mengakhiri kutukan dari Mpu Baradadah akibat perbuatan keji Ken Arok (Sri Rajasa Sang Amurwabhumi) - pendiri dinasti Rajasa yang tidak lain masih keturunan langsung dari Kertanegara.

Hingga di suatu masa, patung Budha tersebut terkubur oleh tanah dan debu akibat faktor alam dijamannya. Dan ditemukan didaerah Kandang Gajah wilayah desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto - Jawa Timur pada tahun 1817 M serta diangkat dan diletakan dihalaman rumah residen Belanda, Baron A.M. Th. De Salls di kota Surabaya. Ketika pengangkatan dilakukan dijaman Belanda, juga ditemukan sejumlah patung Siwa.

Hingga suatu saat patung tersebut hendak dibawa ke Belanda melalui pelabuhan Tanjung Perak, tetapI arca tersebut tidak dapat diangkut dengan berbagai macam cara telah dilakukan dan hasilnya tetap nihil. Akhirnya diputuskan untuk tidak jadi di  bawa kekapal menuju Belanda dan ditempatkan di sebErang rumah karesidenan Belanda di Surabaya.

Patung tersebut awalnya hanya ditempatkan di tanah tanpa alas, tetapi pada tahun 1957 diberikan alas duduk dari batu. Dan pada tahun 1998, diberikan atap joglo untuk melindungi patung Joko Dolog.

Nama Joko Dolog diberikan masyarakat setempat kepada arca tersebut sesuai legenda terkenal. Jadi ketika berkunjung ke kota Surabaya, sempatkanlah mengunjungi lokasi bersejarah yang terletak di tengah kota ini.