Minggu, 29 Maret 2020

Cegah Corona, Lion Air Minta Penumpang #JagaJarakDulu

Sebagai langkah preventif penyebaran virus Corona, maskapai Lion Air meminta semua penumpang melakukan 'Physical Distancing' dari ruang tunggu hingga di pesawat.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona COVID-19, Lion Air Group melakukan pengaturan jarak aman antar penumpang (physical distancing) dalam operasional penerbangan. Pengaturan jarak ini berlaku kepada semua penumpang, baik saat check in sampai boarding.

Dalam keterangan pers yang diterima detikTravel, Minggu (29/3/2020), pengaturan jarak untuk penumpang dimulai dengan pengaturan nomor kursi saat pelaporan (check-in), baik penumpang yang check-in di konter check-in, web check in, maupun fasilitas self-check-in yang tersedia di bandara.

Selain itu, pengaturan jarak penumpang juga berlaku ketika berada di ruang tunggu, saat proses masuk ke dalam kabin pesawat (boarding), baik yang menggunakan garbarata dan tangga biasa.

Di dalam bus yang akan mengantar traveler menuju ke pesawat atau membawa traveler ke dari pesawat ke terminal bandara, pengaturan jarak penumpang juga dilakukan.

Dengan pengaturan nomor kursi saat check-in, maka terdapat jarak antar penumpang saat duduk di dalam pesawat. Untuk alasan keselamatan dan keseimbangan (weight balance) pesawat saat lepas landas dan mendarat, penumpang dapat dipindahkan sesuai instruksi petugas darat atau awak kabin.

Sistem pengaturan kursi penumpang ini juga ada beberapa ketentuan, terutama bila ada keadaan darurat. Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, pun memberi penjelasan.

"Kursi yang berada di baris pintu dan jendela darurat harus terisi, dengan kriteria dewasa (minimal 18 tahun). Diutamakan penumpang yang tidak bepergian bersama keluarga, sehat jasmani dan rohani, orang berprofesi militer atau polisi, awak pesawat yang tidak bertugas (crew member) dan memahami instruksi dari awak kabin dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," kata Danang.

"Untuk penumpang yang membutuhkan penanganan khusus (special handling) tetap harus mengikuti arahan dan instruksi awak kabin," imbuhnya.

"Barang bawaan penumpang harus diletakkan di tempat penyimpanan bagasi di atas atau di bagian bawah depan kursi penumpang (agar tidak menghalangi pergerakan dalam keadaan darurat)," pungkas Danang.

Drama Paspor Hilang di Pesawat, Pasangan Ini Batal Liburan di Yunani

Berkaca pengalaman mereka, pasangan ini wanti-wanti agar traveler tak ceroboh menjaga paspor. Mereka batal liburan karena paspor hilang di pesawat.
Pasangan traveler yang bernasib sial itu adalah Lewis Mundy dan Kimberly Floyd. Pasangan dari Inggris itu berencana untuk menginap di Hotel Akti di Kepulauan Kos, Yunani.

Dengan antusias, mereka terang dari Bandara London Gatwick ke Yunani. Saat naik pesawat dan duduk di kursi masing-masing, mereka meletakkan paspor dan tiket di saku sandaran kursi tepat di depan mereka. Ritual berikutnya seperti jamaknya penumpang, memasang sabuk pengaman, berbincang, tidur sejenak, hingga pesawat landing.

Nah, saat mendarat itulah masalah dimulai. Mereka lupa mengambil paspor dari saku sandaran kursi saat turun.

Setelah ingat paspor tertinggal, mereka segera menghubungi staf maskapai yang mereka gunakan itu. Tapi, ternyata saat dicek oleh staf maskapai, paspor mereka tak ditemukan.

Selanjutnya, mereka tak bisa masuk Yunani karena tidak memiliki identitas. Sebaliknya, mereka dikirim pulang ke Inggris dengan penerbangan 30 menit kemudian.

"Seharusnya, kami berjemur di Yunani tetapi malah berakhir di Stansted," kata Mundy seperti dikutip Daily Mail.

"Tidak ada tanda-tanda keberadaan paspor kami dan kami tidak mendapatkan bantuan apapun, tidak ada kompensasi, tidak ada. Kami sudah melakukan semua yang kami bisa, tetapi tampaknya tidak ada yang peduli," Mundy menambahkan.

Lebih buruk lagi, pasangan itu tak bisa me-refund pemesanan hotel senilai USD 1.800 atau sekitar

"Mereka tidak peduli, mereka menyerahkan boarding pass dan melemparkan kami ke penerbangan berikutnya, kami tidak punya pilihan," kata Floyd.

"Itu adalah mimpi buruk, yang terbesar yang bisa kau bayangkan," Mundy menimpali.

Maskapai yang mereka tumpangi, TUI Inggris, bersimpati kepada pasangan itu. Tapi, mereka tak bisa berbuat apa-apa.

Teruntuk yang Rindu Perjalanan, Ini Rekomendasi Game Traveling Virtual

 Untuk membunuh kebosanan saat karantina mandiri, traveler bisa mencoba permainan yang akan membawa jalan-jalan keliling dunia. Apa saja?
Melewati masa karantina mandiri dan physical distancing di masa wabah virus Corona memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bagi traveler yang biasanya aktif jalan-jalan.

Nah, agar masa-masa ini dapat dilalui dengan lebih mengasyikkan, traveler dapat mencoba berbagai permainan yang akan membawa traveler jalan-jalan secara virtual.

Dirangkum dari Travel and Leisure, inilah lima permainan virtual traveling:

1. Geoguessr
Permainan ini akan menempatkan traveler di lokasi acak berdasarkan Google Street View. Traveler punya satu tugas nih, yaitu menebak suatu lokasi di bumi ini hanya berdasarkan petunjuk yang ada di sekitar traveler.

Melalui permainan ini, pengetahuan akan travel, budaya, dan linguistikmu akan diuji. Saat akan menebak, sematkan pin di peta dunia dan koordinat traveler yang sebenarnya akan terungkap.

Traveler akan mendapatkan poin berdasarkan jarak (dalam mil) antara tebakanmu dengan jawaban lokasi yang benar. Dengan bermain Geoguessr, traveler akan diajak menjelajahi dunia secara virtual. Traveler bisa mampir ke desa terpencil di Filipina, kota di Rumania, dan lain-lain.

2. MapCrunch
Permainan yang satu ini cocok untuk traveler yang punya jiwa petualang tinggi. Melalui MapCrunch, traveler akan ditempatkan di lokasi acak melalui Google Street View. Tugasnya, traveler harus pergi dari negara tempat traveler berada dengan naik pesawat.

Untuk cara mainnya, pertama, aturlah mode menjadi 'stealth'. Ini berfungsi agar MapCrunch tidak memberikan spoiler. Lalu, gunakan tombol anak panah sebagai navigasi yang akan menuntun traveler menuju bandara.

Selain bisa jalan-jalan, permainan ini juga dapat melatih kesabaran dan dedikasi, terutama saat traveler berada di jarak yang jauh dari bandara.

Cegah Corona, Lion Air Minta Penumpang #JagaJarakDulu

Sebagai langkah preventif penyebaran virus Corona, maskapai Lion Air meminta semua penumpang melakukan 'Physical Distancing' dari ruang tunggu hingga di pesawat.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona COVID-19, Lion Air Group melakukan pengaturan jarak aman antar penumpang (physical distancing) dalam operasional penerbangan. Pengaturan jarak ini berlaku kepada semua penumpang, baik saat check in sampai boarding.

Dalam keterangan pers yang diterima detikTravel, Minggu (29/3/2020), pengaturan jarak untuk penumpang dimulai dengan pengaturan nomor kursi saat pelaporan (check-in), baik penumpang yang check-in di konter check-in, web check in, maupun fasilitas self-check-in yang tersedia di bandara.

Selain itu, pengaturan jarak penumpang juga berlaku ketika berada di ruang tunggu, saat proses masuk ke dalam kabin pesawat (boarding), baik yang menggunakan garbarata dan tangga biasa.

Di dalam bus yang akan mengantar traveler menuju ke pesawat atau membawa traveler ke dari pesawat ke terminal bandara, pengaturan jarak penumpang juga dilakukan.

Dengan pengaturan nomor kursi saat check-in, maka terdapat jarak antar penumpang saat duduk di dalam pesawat. Untuk alasan keselamatan dan keseimbangan (weight balance) pesawat saat lepas landas dan mendarat, penumpang dapat dipindahkan sesuai instruksi petugas darat atau awak kabin.

Sistem pengaturan kursi penumpang ini juga ada beberapa ketentuan, terutama bila ada keadaan darurat. Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, pun memberi penjelasan.

"Kursi yang berada di baris pintu dan jendela darurat harus terisi, dengan kriteria dewasa (minimal 18 tahun). Diutamakan penumpang yang tidak bepergian bersama keluarga, sehat jasmani dan rohani, orang berprofesi militer atau polisi, awak pesawat yang tidak bertugas (crew member) dan memahami instruksi dari awak kabin dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," kata Danang.