Selasa, 31 Maret 2020

Jembatan Wisata Blue Lagoon Sleman Ambrol, Kerugian Sampai Rp 350 Juta

 Jembatan di tempat wisata air Blue Lagoon, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ambrol pada Senin (30/3). Peristiwa ini tak hanya menyebabkan jembatan rusak, dam yang berada di bawah jembatan juga ikut ambrol.
Jembatan Blue Lagoon ini populer di kalangan wisatawan untuk selfie dan meloncat ke air. Ketua Pengelola Blue Lagoon, Suhadi, menuturkan kejadian ambrolnya dam dan jembatan itu terjadi pada malam hari. Suhadi mengatakan, warga sempat mendengar suara seperti batu ditumpahkan dari truk.

"Kejadiannya Senin malam, saat itu kami zikir bersama, tiba-tiba terdengar gemuruh seperti batu ditumpahkan dari truk. Durasinya sekitar 15 menit," kata Suhadi, Selasa (31/3/2020).

Suhadi menceritakan, setelah zikir, warga langsung mencari lokasi sumber suara. Akhirnya diketahui bahwa dam dan jembatan di Blue Lagoon yang berada di aliran Kali Tepus ambrol.

"Kami lihat ternyata dam di bagian tengah patah dan dam sisi timur juga ambrol. Ambrolnya dam itu juga membuat jembatan ikut roboh," jelasnya.

Dia menduga kejadian itu diakibatkan oleh usia dam yang sudah tua. Selain itu, satu bulan yang lalu, aliran air di Kali Tepus sangat deras dan sering terjadi banjir.

"Jadi waktu kejadian itu tidak ada hujan, tidak ada banjir. Tapi memang sebulan terakhir ini sering sekali banjir hingga lama-kelamaan menggerus pinggiran dam," bebernya.

Akibat kejadian itu, pihaknya menaksir kerugian materi sebesar Rp 350 juta. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Dia pun meminta perhatian pemerintah untuk membantu proses perbaikan.

"Kami menunggu bantuan pemerintah. Kalau kami dari pengelola tidak mampu," ungkapnya.

"Blue Lagoon ini kan salah satu destinasi wisata di Sleman dan DIY, semoga hal ini bisa jadi perhatian dan kami warga sekitar juga menggantungkan hidup dari wisata," lanjutnya.

Pantauan detikcom di lokasi, saat ini lokasi yang biasanya untuk berenang wisatawan sudah tidak ada lagi. Air sudah surut. Padahal saat dam tersebut masih ada, ketinggian air bisa sampai 3 meter. Selain itu, panjang jembatan dan dam yang ambrol sekitar 5 meter.

Imbas Corona, PT KAI Daop 5 Purwokerto Batalkan 54 Perjalanan KA

Terus meningkatnya penyebaran virus Corona di tanah air berdampak pada menurunnya okupansi penumpang pada perjalanan kereta api (KA). Sedikitnya 54 perjalanan KA di Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto dibatalkan.
"KAI kembali membatalkan perjalanan KA tujuan Surabaya, Bandung maupun Jakarta, yang melewati Daop 5 Purwokerto. Seiring semakin menurunnya okupansi penumpang kereta api. Saat ini rata-rata penumpang KA di wilayah Daop 5 Purwokerto ada penurunan hingga 74% dibanding tahun lalu sehingga puluhan perjalanan KA dibatalkan perjalanannya," kata Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto ketika dihubungi detikTravel, Selasa (31/3/2020) pagi.

"Hal ini juga sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 atau virus Corona dan sesuai dengan arahan pemerintah dimana masyarakat diminta mengurangi mobilitasnya di luar rumah," lanjutnya.

Total perjalanan KA yang dibatalkan berjumlah 54 perjalanan. Adapun KA yang dibatalkan perjalanannya mulai tanggal 26 Maret 2020 antara lain:
1. KA Taksaka pagi relasi Yogyakarta - Gambir pp
2. KA Taksaka malam relasi Yogyakarta - Gambir pp
3. KA Fajar Utama Yogya relasi Yogyakarta - Pasarsenen pp
4. KA Senja Utama Yogya relasi Yogyakarta - Pasarsenen pp
5. KA Lodaya pagi relasi Solo - Bandung pp
6. KA Lodaya malam relasi Solo - Bandung pp
7. KA bandara YIA relasi Kebumen - Yogyakarta pp
8. KA bandara YIA Kebumen - Yogyakarta pp.

Perhotelan Diprediksi Hanya Sanggup Bertahan Sampai April

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dibuat pusing dengan adanya pandemi Corona. Pasalnya, virus ini telah membuat industri tersebut tak lagi memiliki pendapatan yang cukup.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan umur bisnis hotel dan restoran kemungkinan hanya sampai bulan depan. Setelah itu, perusahaan diklaim tak mampu lagi menampung karyawan.

"Situasi ini makin lama makin tidak kondusif. Bulan April adalah bulan yang umumnya terakhir kekuatan dari pengusaha bisa men-support karyawannya. Setelah itu mungkin kekuatan nggak ada," kata Maulana kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Menurutnya, kalau kondisi masih seperti ini dalam batas maksimal bulan Mei, apalagi tanpa ada bantuan dari pemerintah, bisa saja semua hotel dan restoran akan tutup. Pasalnya jika buka pun hanya membayar biaya operasional tanpa ada pemasukan yang cukup.

"Hotel dan restoran umumnya (saat ini) masih punya keuntungan year on year. Untuk tahun 2020 yaitu di bulan Januari dan Februari. Nah keuntungan itu lah yang mereka buat untuk bertahan hidup di Maret dan April, mungkin terakhir sampai Mei lah. Selebihnya dari itu tentu mereka nggak bisa lagi bertahan. Akhirnya mereka harus tutup karena jika mereka tetap hidup tentu ada operational cost yang harus mereka selesaikan di situ," terangnya.

Untuk itu, Maulana berharap pemerintah segera memberikan relaksasi kepada pengusaha. Seperti penghapusan rumus pemakaian minimum listrik. Sehingga hotel dan restoran hanya membayar listrik sesuai pemakaian.

"PLN beban minimumnya tuh dihapusin dong tolong, karena kita kan nggak akan memenuhi kuota itu. Nggak akan sanggup perusahaan mengurus itu karena pendapatannya nggak ada," sebutnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta keringanan agar perusahaan tidak perlu membayar iuran BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan untuk sementara waktu.

"Itu yang kita minta kepada pemerintah, tolong dikeluarkan satu kebijakan BPJS itu dikasih relaksasi, kita dibebaskan dari iuran dulu. Kemudian laporan perusahaannya itu juga diabaikan dulu," ucapnya.

Jembatan Wisata Blue Lagoon Sleman Ambrol, Kerugian Sampai Rp 350 Juta

 Jembatan di tempat wisata air Blue Lagoon, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ambrol pada Senin (30/3). Peristiwa ini tak hanya menyebabkan jembatan rusak, dam yang berada di bawah jembatan juga ikut ambrol.
Jembatan Blue Lagoon ini populer di kalangan wisatawan untuk selfie dan meloncat ke air. Ketua Pengelola Blue Lagoon, Suhadi, menuturkan kejadian ambrolnya dam dan jembatan itu terjadi pada malam hari. Suhadi mengatakan, warga sempat mendengar suara seperti batu ditumpahkan dari truk.

"Kejadiannya Senin malam, saat itu kami zikir bersama, tiba-tiba terdengar gemuruh seperti batu ditumpahkan dari truk. Durasinya sekitar 15 menit," kata Suhadi, Selasa (31/3/2020).

Suhadi menceritakan, setelah zikir, warga langsung mencari lokasi sumber suara. Akhirnya diketahui bahwa dam dan jembatan di Blue Lagoon yang berada di aliran Kali Tepus ambrol.

"Kami lihat ternyata dam di bagian tengah patah dan dam sisi timur juga ambrol. Ambrolnya dam itu juga membuat jembatan ikut roboh," jelasnya.

Dia menduga kejadian itu diakibatkan oleh usia dam yang sudah tua. Selain itu, satu bulan yang lalu, aliran air di Kali Tepus sangat deras dan sering terjadi banjir.

"Jadi waktu kejadian itu tidak ada hujan, tidak ada banjir. Tapi memang sebulan terakhir ini sering sekali banjir hingga lama-kelamaan menggerus pinggiran dam," bebernya.

Akibat kejadian itu, pihaknya menaksir kerugian materi sebesar Rp 350 juta. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Dia pun meminta perhatian pemerintah untuk membantu proses perbaikan.

"Kami menunggu bantuan pemerintah. Kalau kami dari pengelola tidak mampu," ungkapnya.

"Blue Lagoon ini kan salah satu destinasi wisata di Sleman dan DIY, semoga hal ini bisa jadi perhatian dan kami warga sekitar juga menggantungkan hidup dari wisata," lanjutnya.

Pantauan detikcom di lokasi, saat ini lokasi yang biasanya untuk berenang wisatawan sudah tidak ada lagi. Air sudah surut. Padahal saat dam tersebut masih ada, ketinggian air bisa sampai 3 meter. Selain itu, panjang jembatan dan dam yang ambrol sekitar 5 meter.