Rabu, 01 April 2020

Oase di Tengah Kota Bandung, Tahura Djuanda

 Bandung adalah ibu kota Jawa Barat yang tidak pernah sepi. Bandung memiliki sejuta daya tarik yang mengundang banyak wisatawan dari berbagai penjuru. Setiap akhir pekan, Kota Bandung selalu dipadati pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di tengah padatnya Kota Bandung, Anda dapat menemukan ruang hijau yang sangat cocok untuk refreshing. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang cukup besar. Taman seluas 526,98 hektare ini terletak di Kecamatan Cimenyan Bandung, Kecamatan Lembang Bandung, dan Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini merupakan taman terbesar di Bandung. Taman ini menawarkan pemandangan hijau, sangat cocok bagi Anda yang ingin kabur dari rutinitas sehari-hari dan menikmati udara segar tanpa harus menempuh jarak terlalu jauh.

Tahura Djuanda berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota. Penulis menyarankan Anda menggunakan motor karena akses jalan yang sempit dan minimnya lahan parkir.

Tahura Djuanda telah dibangun sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Pada awalnya, taman ini merupakan hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Pulosari. Hutan Lindung Pulosari diubah menjadi taman hutan wisata alam sekaligus kebun raya yang berawal dari gagasan Gubernur Jawa Barat Mashudi pada tahun 1960.

Berawal dari konsep hutan lindung, Tahura Djuanda memiliki koleksi flora yang beragam seperti pohon Pinus, Kaliandra, Mahoni, dan Kayu Manis. Koleksi fauna taman ini pun tak kalah beragam. Fauna yang dapat Anda temui adalah berbagai macam kupu-kupu, tupai, musang, dan rusa.

Tidak hanya koleksi flora dan fauna, Tahura Djuanda juga memiliki beberapa objek bersejarah seperti Gua Belanda, Gua Jepang, dan Tebing Keraton. Gua Belanda dan Gua Jepang terletak berdekatan sehingga Anda dapat mengunjungi keduanya dengan mudah.

Namun, Tebing Keraton terletak agak jauh dari pintu masuk utama Tahura Djuanda. Saat berkunjung ke sana, penulis mengira Tebing Keraton tidak termasuk kawasan Tahura Djuanda karena letaknya yang berjauhan. Dari kawasan utama Tahura Djuanda, penulis harus naik motor untuk sampai ke pintu masuk Tebing Keraton.

Tebing Keraton menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa. Jika Anda berkunjung di pagi hari, Anda dapat melihat kawasan hutan yang ditutupi kabut. Tebing Keraton merupakan objek wisata populer yang instagramable bagi wisatawan.

Jika Anda sudah lelah berkeliling, Anda dapat beristirahat di warung-warung yang ada di kawasan Tahura Djuanda. Warung-warung ini menyediakan minuman kemasan, makanan instan, sampai jagung bakar! Tidak perlu repot repot keluar kawasan hutan untuk mencari tempat beristirahat.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda buka setiap hari, mulai dari jam 08.00-18.00 dengan harga tiket masuk Rp 15.000. Simpan baik-baik tiket Anda agar tidak perlu lagi membeli tiket untuk masuk ke atraksi wisata yang letaknya berjauhan dari pintu masuk utama Tahura Djuanda seperti Tebing Keraton dan Curug Dago.

Ada banyak rute yang dapat Anda lalui untuk mencapai Tahura Djuanda, antara lain:
1. Melalui Terminal Dago. Ini merupakan rute termudah dan paling cepat. Berjarak hanya sekitar 2 kilometer, dengan jalan yang mulus dan dapat dilewati berbagai macam kendaraan.
2. Melalui Jalan Ciumbuleuit. Merupakan jalan alternatif berjarak 6 kilometer dengan kondisi jalanan yang belum diaspal dan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua.
3. Melalui Lembang. Berjarak 4 kilometer dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua, empat, dan bus.

Bunga Sakura Mulai Merekah di Wuhan

Bunga sakura memang identik dengan Jepang. Tapi, bunga ini juga bisa menghiasi Kota Wuhan di China. Dilansir CNN Senin (30/3/2020), ketika bunga sakura mekar adalah momen di mana sangat dinanti-nantikan turis seluruh dunia. Sebagai penanda musim semi telah tiba, tiap orang pasti keluar rumah untuk melihatnya.
Kota Wuhan yang telah ditutup sejak 24 Januari karena pandemi Corona atau COVID-19 kini dihiasi bunga sakura. Bunga itu sedang mekar di sana saat ini.

Kota Wuhan seperti menerima pesan harapan dan pembaruan. Itu melebihi kota-kota lain karena telah menjadi kota dengan infeksi Corona paling tinggi.

Salah satu tempat terbaik untuk menikmati bunga sakura di Kota Wuhan ada di Universitas Wuhan. Biasanya, wisatawan sudah memenuhi kawasan itu hanya untuk melihat bunga sakura.

Musim ini, meski berangsur normal, komplek Universitas Wuhan hampir tak ada yang mengunjungi karena masih lockdown. Momen-momen indahnya diabadikan sebagian kecil orang. Siapa?

Li Hao, seorang guru yang tinggal di kampus selama lockdown yang merekamnya. Ia, merekam menggunakan drone dan melihat bunga-bunga pink muda yang menakjubkan.

"Saya percaya bahwa setiap bencana atau tantangan pada akhirnya akan berakhir," kata Li kepada CNN.

"Sama seperti bunga sakura ini, cepat atau lambat, mereka akan selalu mekar. Itulah yang saya yakini, selama kita tidak menyerah dalam mengejar kehidupan yang indah, selama kita melanjutkan upaya kita untuk mewujudkannya," imbuh dia.

Menurut media pemerintah China, ada lebih dari 1.000 pohon sakura tersebar di Universitas Wuhan. Beberapa yang pohon tertua diberikan oleh Jepang pada tahun 1970-an, ketika China dan Jepang menjalin hubungan diplomatik.

Lockdown hingga 8 April
Wuhan memiliki populasi sekitar 11 juta orang. Adalah kota China pertama yang ditutup dari dunia saat virus Corona mulai menyebar. Semua penerbangan, kereta api, dan bus dibatalkan. Pintu masuk jalan raya atau tol diblokir.

Dua bulan berlalu, pandemi terburuk tampaknya telah berlalu di daratan China dan para pejabat telah mengumumkan akan mencabut lockdown pada 8 April.

Selama masih masa karantina, bunga sakura ini dapat dinikmati secara online, di sini. Universitas Wuhan telah menyiapkan banyak kamera di sekitar kampus, menawarkan berbagai pemandangan bunga sakura mekar di beberapa aplikasi, termasuk Taobao dan WeChat.

Oase di Tengah Kota Bandung, Tahura Djuanda

 Bandung adalah ibu kota Jawa Barat yang tidak pernah sepi. Bandung memiliki sejuta daya tarik yang mengundang banyak wisatawan dari berbagai penjuru. Setiap akhir pekan, Kota Bandung selalu dipadati pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di tengah padatnya Kota Bandung, Anda dapat menemukan ruang hijau yang sangat cocok untuk refreshing. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang cukup besar. Taman seluas 526,98 hektare ini terletak di Kecamatan Cimenyan Bandung, Kecamatan Lembang Bandung, dan Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini merupakan taman terbesar di Bandung. Taman ini menawarkan pemandangan hijau, sangat cocok bagi Anda yang ingin kabur dari rutinitas sehari-hari dan menikmati udara segar tanpa harus menempuh jarak terlalu jauh.

Tahura Djuanda berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota. Penulis menyarankan Anda menggunakan motor karena akses jalan yang sempit dan minimnya lahan parkir.

Tahura Djuanda telah dibangun sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Pada awalnya, taman ini merupakan hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Pulosari. Hutan Lindung Pulosari diubah menjadi taman hutan wisata alam sekaligus kebun raya yang berawal dari gagasan Gubernur Jawa Barat Mashudi pada tahun 1960.