Jumat, 03 April 2020

Menikmati Gemerlap Jakarta dari Pulau Onrust Waktu Itu

Sebelum virus Corona mewabah, Pulau Onrust menjadi salah satu pulau terdekat untuk sejenak melarikan diri dari sibuknya ibu kota. Dari pulau itu pula, gemerlap Jakarta bisa dinikmati.

Ada banyak gugusan pulau-pulau kecil yang tersebar di perairan utara Jakarta yang membentuk kepulauan bernama Kepulauan Seribu. Letaknya yang tidak jauh dari ibu kota, hanya sekitar 14 km, membuat pulau-pulau ini menjadi alternatif murah dan mudah untuk liburan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi Pulau Onrust, pulau seluas 7,5 hektar ini, dulunya merupakan pulau persinggahan kapal-kapal Belanda sebelum memasuki Batavia. Pulau ini juga merupakan tempat galangan kapal, pergudangan lengkap, juga tempat bongkar muat komoditas perdagangan. Makanya, aktivitas di pulau ini tak pernah mati. Itu pula pulau ini dinamakan Onrust yang berarti tidak pernah beristirahat.

Untuk menuju Pulau Onrust bisa dengan mudah menyewa perahu melalui pelabuhan Muara Kamal, Tanjung Pasir atau Marina Ancol dengan kapal cepat yang hanya butuh waktu 15-20 menit.
Setibanya disana pun akan dikenakan tarif masuk Taman Arkeologi sekitar Rp 5.000 per orang. Selain itu ada biaya tambahan jika ingin menyewa plaza, ruangan atau taman, yakni harus membayar Rp 1 juta.Tapi, saat itu saya dan teman teman memilih untuk mendirikan tenda serta membawa hammock di pinggir pantai.

Itu agar kami bisa menikmati gemerlap lampu-lampu ibu kota saat malam tiba. Selain itu, kita bisa menikmati lalang pesawat yang mendarat dan terbang membuat pemandangan makin indah dari kejauhan.

Dengan membawa perbekalan lengkap seperti halnya perlatanan kemping dan logistik, juga teman-teman yang menyenagkan, menghabiskan semalam suntuk sambil ngopi di tepian pantai ini menjadi moment liburan singkat yang tak terlupakan.

Semoga wabah segera usai dan kita bisa singgah ke sana lagi.

Gunung Matterhorn di Swiss Berikan Pesan Untuk Tetap di Rumah

Mewabahnya virus Corona terus memprihatinkan. Gunung Matterhorn memiliki pesan untuk masyarakat dalam menghadapi wabah Corona.
Seperti dilansir BBC dan Travel+Leisure, setiap malam dalam minggu ini, gunung paling terkenal di Swiss, yang terletak di Kanton Valais, Swiss, Gunung Matterhorn mengirimkan pesan untuk masyarakat tentang virus Corona yang terus mewabah. Pesan tersebut berupa sinar berwarna merah dengan tulisan-tulisan yang mendukung masyarakat untuk tetap di rumah.

Satu malam pesan yang diberikan bertuliskan "Stay at Home", keesokannya bertuliskan "Hope". Pesan-pesan ini memang sangat dibutuhkan saat kasus Corona telah melewati 15.000 di Swiss dengan 333 pasien meninggal.

Proyeksi yang ditunjukkan di Gunung Matterhorn termasuk gambar bendera Swiss dan bendera Italia. Bendera Italia juga terpilih diproyeksikan karena negara ini menderita jumlah kematian tertinggi di seluruh negara.

Swiss telah melarang pertemuan besar dan menyarankan agar tidak berpergian sejak 4 minggu lalu. Sekolah juga telah ditutup dan semua bisnis yang tidak penting ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Italia Manfaatkan Masker Snorkeling Jadi Ventilator Darurat

Italia menjadi salah satu negara epicenter wabah virus Corona. Kekurangan ventilator, mereka memanfaatkan masker snorkeling.
Alat snorkeling biasa dipakai saat traveler nyemplung ke laut dan melihat dunia bawah laut. Tapi, di saat Italia dihantam virus Corona, seorang insinyur memanfaatkannya sebagai ventilator darurat.

Ventilator menjadi salah satu kebutuhan krusial saat pandemi coronavirus (COVID-19), khususnya di salah satu rumah sakit di Lombardy. Rumah sakit itu membutuhkan katup untuk respiratornya untuk mendukung pasien positif Covid 19 agar mudah bernapas.

Salah satu perusahaan yang ada Brescia, Isinnova, membuat inovasi untuk merespons kebutuhan itu. Perusahaan itu pun menghubungi Decathlon, produsen dan pemasok masker snorkeling Easybreath, untuk meminta desain dalam bentuk 3D. Dalam prosesnya, Decathlon setuju untuk memasok gambar topeng CAD.

Insinyur di Isinnova itu berhasil merekayasa versi cetak 3D dari bagian yang disebut katup venturi. Mereka mengubah masker snorkeling menjadi ventilator darurat.

Setelah melalui beberapa kali uji coba dan terbukti berhasil, perusahaan mencetak 100 buah ventilator dan menyerahkannya kepada rumah sakit.

Suku cadang cetak 3D baru semestinya harus disertifikasi secara resmi, tetapi karena kondisi darurat yang disepakati di tingkat nasional Italia maka memungkinkan persyaratan tersebut dihapuskan. Isinnova telah mematenkan inovasi sebagai katup Charlotte dan memberikan secara gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan.

Menikmati Gemerlap Jakarta dari Pulau Onrust Waktu Itu

Sebelum virus Corona mewabah, Pulau Onrust menjadi salah satu pulau terdekat untuk sejenak melarikan diri dari sibuknya ibu kota. Dari pulau itu pula, gemerlap Jakarta bisa dinikmati.

Ada banyak gugusan pulau-pulau kecil yang tersebar di perairan utara Jakarta yang membentuk kepulauan bernama Kepulauan Seribu. Letaknya yang tidak jauh dari ibu kota, hanya sekitar 14 km, membuat pulau-pulau ini menjadi alternatif murah dan mudah untuk liburan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi Pulau Onrust, pulau seluas 7,5 hektar ini, dulunya merupakan pulau persinggahan kapal-kapal Belanda sebelum memasuki Batavia. Pulau ini juga merupakan tempat galangan kapal, pergudangan lengkap, juga tempat bongkar muat komoditas perdagangan. Makanya, aktivitas di pulau ini tak pernah mati. Itu pula pulau ini dinamakan Onrust yang berarti tidak pernah beristirahat.

Untuk menuju Pulau Onrust bisa dengan mudah menyewa perahu melalui pelabuhan Muara Kamal, Tanjung Pasir atau Marina Ancol dengan kapal cepat yang hanya butuh waktu 15-20 menit.
Setibanya disana pun akan dikenakan tarif masuk Taman Arkeologi sekitar Rp 5.000 per orang. Selain itu ada biaya tambahan jika ingin menyewa plaza, ruangan atau taman, yakni harus membayar Rp 1 juta.Tapi, saat itu saya dan teman teman memilih untuk mendirikan tenda serta membawa hammock di pinggir pantai.

Itu agar kami bisa menikmati gemerlap lampu-lampu ibu kota saat malam tiba. Selain itu, kita bisa menikmati lalang pesawat yang mendarat dan terbang membuat pemandangan makin indah dari kejauhan.

Dengan membawa perbekalan lengkap seperti halnya perlatanan kemping dan logistik, juga teman-teman yang menyenagkan, menghabiskan semalam suntuk sambil ngopi di tepian pantai ini menjadi moment liburan singkat yang tak terlupakan.

Semoga wabah segera usai dan kita bisa singgah ke sana lagi.