Sembuh dari virus Corona COVID-19 bukanlah jaminan seseorang bisa kebal dari penyakit ini. Bahkan pasien yang telah sembuh bisa mengalami reinfeksi atau tertular kembali.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan seseorang bisa terpapar kembali, meski telah melakukan karantina mandiri selama dua minggu setelah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Kalau sistem kekebalan yang dimiliki tidak terlalu baik, maka mungkin saja dia terpapar lagi dan bisa sakit lagi," kata Prof Amin kepada detikcom, Rabu (15/4/2020).
Menurutnya meski seharusnya pasien yang sudah sembuh itu memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, kemungkinan reinfeksi tetap bisa terjadi.
"Ada beberapa yang ada antibodinya, tapi tidak cukup atau mungkin terkena paparan virus dalam jumlah yang sangat besar," ucapnya.
Prof Amin juga menjelaskan ada teori yang mengatakan reinfeksi bisa terjadi karena virus sudah bermutasi, sehingga kekebalan tubuh tidak mampu menahan infeksi tersebut.
"Bisa saja karena virusnya sudah bermutasi. Artinya kekebalan itu memang ada, tetapi terhadap virus yang menyerangnya pertama," jelasnya.
"Tapi virus yang menyerangnya kedua mungkin ada sedikit perubahan, jadi tidak sepenuhnya terlindungi oleh sistem kekebalan yang dia miliki," tuturnya.
Kerja dari Rumah Bisa Memicu 'Burnout', Kenali Ciri-cirinya
Selama berlangsungnya wabah virus Corona COVID-19, beberapa perusahaan memutuskan untuk menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan mereka. Ini merupakan upaya untuk memutus rantai penyebaran virus Corona COVID-19.
Selama diterapkannya WFH atau bekerja di rumah, beberapa pekerja mungkin mengalami kelelahan atau 'burnout' tanpa disadari. Burnout sendiri diartikan sebagai suatu kondisi psikologis di mana seseorang tidak berhasil mengatasi stres sehingga menyebabkan stres berkepanjangan dan menimbulkan gejala seperti emosi secara fisik maupun mental.
Seperti yang jelaskan psikolog klinis dewasa Arrundina Puspita Dewi, MPsi, ada beberapa ciri ketika kamu mengalami burnout saat WFH. Mulai dari fisik yang melemah hingga kekebalan tubuh yang menurun.
"Gejala fisiknya merasa lelah dan kehabisan tenaga sepanjang waktu, meskipun sedang WFH dan aktivitas tidak sebanyak biasanya, kekebalan tubuh menurun akibat stres berkepanjangan," ujar Arrundina kepada detikcom, Rabu (15/4/2020).
Apa saja ciri-cirinya?
1. Lelah sepanjang waktu
Menurut Arrundina, burnout ditandai dengan fisik yang terus menerus merasa lelah seperti kehabisan tenaga sepanjang waktu meskipun aktivitas tidak sebanyak dari biasanya.
2. Flu ringan, sakit perut, dan sariawan
Burnout mengakibatkan kekebalan tubuh menurun akibat stres berkepanjangan. Hal ini biasanya menimbulkan adanya keluhan fisik seperti flu ringan, sakit perut, dan sariawan.
3. Selalu merasa gagal
Timbulnya perasaan merasa gagal dan ragu dengan kemampuan yang dimiliki. Hal ini ditandai dengan perasaan merasa tidak berdaya, merasa terjebak, kesepian bahkan hingga kehilangan motivasi.
4. Menghindari pekerjaan
Seperti menunda waktu penyelesaian tugas, terlambat ikut meeting online, atau perilaku lainnya yang terlihat menghindar dari tanggung jawab pekerjaan.