Jumat, 01 Mei 2020

Dari Dokter ke Bankir, Kakek Ini Jadi Orang Terkaya di Brasil

Aloysio De Andrade Faria adalah seorang bankir sekaligus pengusaha asal Brasil. Pria yang sudah berusia hampir 100 tahun itu adalah salah satu orang terkaya di negaranya.

Faria lahir di Belo Hirizonte, Minas Gerais Brasil pada 9 November 1920. Awalnya dia adalah seorang dokter anak.

Dia masuk ke dunia perbankan setelah ayahnya wafat. Sejak saat itu ia tidak kembali ke dunia kedokteran.

Melansir Forbes, Senin (13/4/2020), nilai kekayaan bersihnya mencapai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 27,2 triliun (kurs Rp 16.000/US$). Kekayaan itu berasal dari banyak bank yang ada di dalam portofolio hartanya.

Hidupnya merupakan kisah yang sangat menginspirasi. Dia berhasil membuktikan bahwa bagaimana seorang profesional medis yang terlatih mampu banting setir menjadi bankir di bawah tekanan keadaan.

Faria memiliki gelar Sarjana Seni/Sains dari Universitas Minas Gerais, dan Master of Science, dari Universitas Northwestern. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia menjadi dokter anak di kota tempat dia tinggal.

Tetapi ia hanya menjalankan profesinya itu selama beberapa tahun saja. Setelah itu ayahnya Clemente Faria meninggal, dan ia menjalankan bisnis keuangan milik ayahnya pada tahun 1949.

Bisnis ayahnya adalah bank berkelas menengah di Minas, Minas Gerais Farming, yang kemudian menjadi Royal Bank. Pada tahun 1978, ia memindahkan kantor pusat bank ke Av. Paulista 1374, dan membeli beberapa sistem pemrosesan data terbaru. Setelah itu, banknya menjadi bank terbesar ke-4 di Brasil.

Pada akhir 1990-an, Faria menjual semua asetnya ke ABN AmroBank, tetapi tetap menahan perusahaannya yang lain di bidang properti, termasuk Real Leasing Co. dan Seguros Real Insurance.

Kemudian, alih-alih pensiun dari bisnisnya, ia kembali berinvestasi dan mendirikan bank investasi baru, Alfa Bank, di New York. Bank itu saat ini menjadi salah satu dari 10 bank teratas.

Dulu Jadi Penjahat, Sekarang Pria Ini Kaya Raya

Tidak ada yang menyangka seorang bocah nakal ini menjadi orang kaya raya. Hal itu terjadi pada Mark Erwin. Selagi muda dirinya akrab dengan banyak tindakan kriminal, tapi di usia tuanya dia berhasil menjadi orang yang kaya raya.
Pada usia 16, Mark Erwin sudah mencicipi dinginnya jeruji besi. Dia tertangkap karena melakukan penipuan dan memalsukan tanda tangan ibunya pada sebuah cek demi mendapatkan uang.

"Saya duduk di penjara karena kejahatan yang memang saya benar-benar lakukan," kata Erwin seperti dilansir dari CNBC, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Karena aksinya tersebut, Erwin dikeluarkan dari sekolahnya. Kejadian itu memperburuk kondisi ekonomi keluarganya, terlebih lagi pada saat itu ibunya merupakan pecandu alkohol berat.

Hukuman yang harus diterima Erwin ternyata menjadi titik balik dia menjadi orang kaya raya. Dia mengaku sambil menunggu keputusan dari hakim setempat, selalu berdoa untuk meminta kesempatan kedua dalam hidupnya.

Doanya pun terkabul pada saat masuk ruang sidang, di mana seorang hakim pada saat itu menawarkan kesempatan untuk berdagang selama empat tahun di penjara dengan imbalan dinas militer di pengadilan. Tanpa pikir panjang, Erwin pun menerimanya dan selama berada di Angkatan Udara, dirinya membaca dua buku yang berhasil mengubah hidupnya.

"Seseorang memberi saya dua buku paperback bertelinga anjing, dan berkata, 'Anda perlu membaca buku-buku ini'," kenang Erwin.

Dalam buku Think and Grow Rich, ada kutipan yang mampu mengubah dirinya yaitu 'Anda bisa menjadikan hidup Anda seperti yang Anda inginkan'. Kutipan tersebut selaras dengan dirinya.

Sebagai seorang remaja, Erwin menyalahkan kesalahan keluarganya atas masalahnya sendiri. Tetapi untuk membuat kesuksesan keuangannya sendiri, dia tahu dia harus mengambil keputusan sendiri atas hidupnya.

"Hal lain yang saya pelajari adalah pentingnya menetapkan tujuan dan memiliki visi, "kata Erwin.

Menurutnya, penulis buku "The Power of Positive Thinking" berhasil memberikan motivasi. Ada kutipan yang membuat dirinya berubah, yakni 'Merumuskan dan membubuhkan dalam pikiran mental keberhasilan. Pegang gambar ini dengan kuat'. Bagi Erwin, kalimat itu mengajarkannya menjadi seorang jutawan.

"Pada usia 18 tahun, saya mengembangkan visi saya saat masih di Angkatan Udara, visi saya adalah mengembalikan kekayaan dan prestige keluarga saya," kata Erwin.

Teh Susu Bikin Pria Ini Masuk Jajaran Terkaya di China

Jiang Jianqi, seorang pedagang yang sukses masuk dalam deretan orang terkaya di China hanya karena berjualan teh susu saja. Berdasarkan catatan Forbes, Jianqi berada di urutan ke 318 orang terkaya di China dengan total kekayaan mencapai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun mengacu kurs Rp 16.000 per dolar AS.

Apa yang membuat bisnis teh susu milik Jianqi ini mampu menghantarnya menjadi salah satu orang terkaya di Negeri Tirai Bambu ?

Untuk diketahui, Jianqi merupakan salah satu pendiri dan pemimpin Xiangpiaopiao Food, pemasok teh susu instan terbesar di China. Saking lakunya, perusahaan tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek Shanghai sejak 30 November 2017 lalu.

Xiangpiaopiao memiliki 1.095 distributor di China pada akhir September 2017 yang mencakup semua provinsi di sana.

Maka tak heran, bisnis itu mampu membuat Jianqi jadi salah satu orang tajir di China. Namun, ternyata kesuksesan tersebut tidak ia peroleh secara instan.

Berasal dari Provinsi Zhejiang, Jiang sebelumnya bekerja untuk Administrasi Kereta Api Shanghai setelah lulus dari sekolah teknik menengah.

Tak lama dia bekerja di sana lalu memutuskan untuk mencoba bekerja di pabrik pembuatan mangkok nasi dari besi hingga pabrik makanan.

Singkat cerita, dia mulai menekuni bisnisnya sendiri, dia sempat menjajal bisnis es krim. Namun lambat laun disadari bahwa es adalah produk musiman. Penjualannya pada musim dingin akan turun tajam.

Suatu hari, dia tidak sengaja melihat deretan kedai teh susu. Dia melihat orang-orang berbaris cukup panjang di sana. Tidak mau dibawa rasa penasaran, dia memutuskan ikut antre membeli secangkir teh susu.

Dalam antrian panjang, dirinya menyadari bahwa ada ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Dia menangkap peluang bisnis tersebut hingga akhirnya pada Agustus 2005, Jiang mendirikan Hong fluttering tea.

Dengan sabar dia mencoba berbagai cara untuk sukses di bisnis teh susu. Tak sia-sia, setelah berjalan 11 tahun, lebih dari 1 miliar gelas teh susu terjual dalam setahun.

Dari Dokter ke Bankir, Kakek Ini Jadi Orang Terkaya di Brasil

Aloysio De Andrade Faria adalah seorang bankir sekaligus pengusaha asal Brasil. Pria yang sudah berusia hampir 100 tahun itu adalah salah satu orang terkaya di negaranya.

Faria lahir di Belo Hirizonte, Minas Gerais Brasil pada 9 November 1920. Awalnya dia adalah seorang dokter anak.

Dia masuk ke dunia perbankan setelah ayahnya wafat. Sejak saat itu ia tidak kembali ke dunia kedokteran.

Melansir Forbes, Senin (13/4/2020), nilai kekayaan bersihnya mencapai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 27,2 triliun (kurs Rp 16.000/US$). Kekayaan itu berasal dari banyak bank yang ada di dalam portofolio hartanya.

Hidupnya merupakan kisah yang sangat menginspirasi. Dia berhasil membuktikan bahwa bagaimana seorang profesional medis yang terlatih mampu banting setir menjadi bankir di bawah tekanan keadaan.

Faria memiliki gelar Sarjana Seni/Sains dari Universitas Minas Gerais, dan Master of Science, dari Universitas Northwestern. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia menjadi dokter anak di kota tempat dia tinggal.

Tetapi ia hanya menjalankan profesinya itu selama beberapa tahun saja. Setelah itu ayahnya Clemente Faria meninggal, dan ia menjalankan bisnis keuangan milik ayahnya pada tahun 1949.

Bisnis ayahnya adalah bank berkelas menengah di Minas, Minas Gerais Farming, yang kemudian menjadi Royal Bank. Pada tahun 1978, ia memindahkan kantor pusat bank ke Av. Paulista 1374, dan membeli beberapa sistem pemrosesan data terbaru. Setelah itu, banknya menjadi bank terbesar ke-4 di Brasil.

Pada akhir 1990-an, Faria menjual semua asetnya ke ABN AmroBank, tetapi tetap menahan perusahaannya yang lain di bidang properti, termasuk Real Leasing Co. dan Seguros Real Insurance.

Kemudian, alih-alih pensiun dari bisnisnya, ia kembali berinvestasi dan mendirikan bank investasi baru, Alfa Bank, di New York. Bank itu saat ini menjadi salah satu dari 10 bank teratas.