Sabtu, 02 Mei 2020

Indonesia Jadi Prioritas Korsel Soal Ekspor Produk Alat Tes Virus Corona

Korea Selatan (Korsel) memasukkan Indonesia dalam daftar prioritas sebagai negara tujuan ekspor barang-barang bersifat kemanusiaan yang dibutuhkan selama masa karantina menghadapi pandemi virus corona COVID-19. Korsel disebut sebagai salah satu produsen dari barang-barang penanggulangan pandemi COVID-19 seperti alat tes hingga alat pelindung diri (APD) yang semakin langka.
Korsel menempatkan tiga negara sebagai tujuan prioritas ekspor mereka, yaitu Amerika Serikat, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia.

Sebanyak 117 negara sejauh ini berupaya mengimpor test kit COVID-19 dan barang-barang lainnya atau menerimanya sebagai bantuan kemanusiaan dari Korsel, baik melalui saluran pemerintah atau lewat jalur swasta.

"Negara yang kami prioritaskan adalah AS, karena telah ada lonjakan infeksi baru di sana, dan Presiden Donald Trump juga telah membuat permintaan sendiri kepada kami, sementara AS belum melarang masuknya warga kami, dan telah mencapai kesepakatan pertukaran mata uang dengan Korea Selatan," kata Pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel pada Jumat (27/3/2020) seperti dilansir dari The Korea Herald.

UEA juga masuk daftar prioritas, menurut pejabat tersebut, karena telah mempertahankan kerja sama di berbagai sektor.

Negara lain yang juga jadi prioritas adalah Indonesia, yang dianggap sebagai rekan kunci untuk meningkatkan kerja sama Kebijakan Selatan Baru Seoul (Seoul's New Southern Policy) bersama dengan 10 anggota PBB Asia Tenggara.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel memastikan ekspor akan dilakukan dengan tetap memperhatikan kebutuhan pasokan di dalam negeri. Dia menyebutkan prinsip utamanya adalah keputusan apapun tentang ekspor dilakukan hanya setelah ada jaminan bahwa ekspor tidak akan menyebabkan kekurangan di dalam negeri.

"Kami telah membentuk tim. Kami berpikir bahwa dukungan itu tidak hanya kepentingan soal diplomatik tetapi juga kepentingan ekonomi praktis, dan memaksimalkan kekuatan kami sebagai negara maju dalam hal keahlian karantina," katanya.

Dari 117 negara, ada 31 negara yang disebut telah menghubungi Korsel menyatakan diri ingin mengimpor produk tersebut. Sementara itu, ada 30 negara yang meminta produk tersebut sebagai bantuan kemanusiaan.

Tak berhenti di sana, 20 negara berharap dapat mengimpor produk-produk tersebut dan menerimanya sebagai bantuan kemanusiaan. Sementara 36 negara lain berupaya mencari barang-barang tersebut melalui kerja sama sektor sipil.

Pria Ini Mengalami 2 Pandemi Semasa Hidupnya, Kini Sembuh dari Corona

Seorang pria 101 tahun di Italia dinyatakan sembuh dari virus corona COVID-19. Semasa hidup ia mengalami 2 pandemi karena lahir saat flu spanyol menewaskan 50 juta penduduk dunia.
Pria asal Rimini di timur laut Italia ini lahir pada 1919 saat dunia tengah bergelut dengan wabah mematikan flu spanyol. Saat ini ia menjadi pasien tertua yang sembuh dari COVID-19, pandemi kedua dalam hidupnya.

Pandemi flu spanyol yang terjadi pada 1918-1919 merupakan salah satu pandemi terburuk dalam sejarah manusia. Sekitar 50 juta orang di seluruh dunia tewas dan sepertiga penduduk dunia terinfeksi penyakit ini.

Wakil Wali Kota Rimini, Gloria Lisi, mengatakan pria yang disebut sebagai Mr P ini dipulangkan dari rumah sakit awal pekan ini dan telah kembali ke keluarganya. Kesembuhannya jadi sorotan karena biasanya lansia rentan mengalami dampak fatal dari virus corona.

Dikutip dari Dailymail, hampir 86 persen kematian pada pasien virus corona terjadi pada pasien di atas usia 70 tahun. Italia menjadi negara dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) tertinggi di dunia yakni 10,56 persen karena populasinya didominasi lansia.

Terlalu Panik Corona Justru Sebabkan Sistem Imun Lemah, Kok Bisa?

Kehadiran virus corona yang kian bertambah membuat masyarakat cemas akan penularannya. Dalam keadaan panik, masyarakat berbondong-bondong berburu stok makanan dan alat kesehatan dalam jumlah banyak.
Selain itu, dalam keadaan panik pula banyak orang yang percaya begitu saja pada setiap informasi yang diterima melalui media sosial. Banyak pula informasi hoax, termasuk soal corona yang beredar sehingga menambah rasa kecemasan.

Perlu diwaspadai, kecemasan berlebihan justru membuat sistem imun menurun. Padahal, untuk mencegah virus diperlukan daya tahan tubuh yang baik.

Dikutip dari Healthline, kecemasan dapat memicu respons stres dan melepaskan banyak bahan kimia dan hormon, seperti adrenalin ke dalam sistem tubuh Anda. Dalam jangka pendek, ini meningkatkan denyut nadi dan laju pernapasan, sehingga otak Anda bisa mendapatkan lebih banyak oksigen.

Sistem kekebalan tubuh bahkan mendapatkan dorongan singkat. Dengan stres sesekali, tubuh Anda kembali berfungsi normal ketika stres berlalu. Tetapi jika Anda berulang kali merasa cemas dan stres atau itu berlangsung lama, tubuh Anda tidak pernah mendapat sinyal untuk kembali berfungsi normal.

Ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi virus dan penyakit. Bahkan, vaksin virus pun disebut-sebut tidak berfungsi dengan baik jika Anda memiliki kecemasan berlebihan.

Dikutip juga dari Cleveland Clinic, tingkat kecemasan yang tinggi juga dapat menyebabkan depresi, bahkan bisa mengarah ke tingkat peradangan yang lebih tinggi. Dalam jangka panjang, tingkat peradangan tinggi mengarah ke sistem kekebalan yang terlalu banyak bekerja dan lelah yang tidak dapat melindungi tubuh dengan baik.

Untuk itu, ahli imunologi klinis, Leonard Calabrese, DO menyarankan 2 hal efektif mencegah kepanikan di tengah pemberitaan negatif, seperti
meditasi. Bermeditasi selama 10 menit hingga 15 menit, tiga atau empat kali seminggu untuk menurunkan stres Anda. Ini mengurangi kadar kortisol dan mengurangi peradangan. Penelitian juga menunjukkan itu membantu mencegah kerusakan kromosom Anda yang mengarah pada kanker dan penuaan dini.

Kemudian, berlatih yoga juga dapat menurunkan kadar hormon stres dan menenangkan sistem saraf Anda untuk mengurangi peradangan. Napas dalam membantu meningkatkan daya tahan Anda terhadap infeksi. Pose terbalik dalam yoga membantu sirkulasi cairan melalui sistem limfatik Anda, menyaring racun.

Selain itu, tubuh juga membutuhkan vitamin C yang dikatakan oleh peneliti memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jika pada aktivitas normal tubuh dapat mengonsumsi dosis vitamin C 500mg, namun pada aktivitas padat, musim pancaroba dan banyak virus seperti saat ini, vitamin C 1000 mg dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Pastikan juga vitamin C yang dikonsumsi juga aman di lambung, seperti Blackmores Bio C 1000 mg yang mengandung Citrus Bioflavonoid untuk meningkatkan kinerja vitamin C serta antioksidan alami (rutin, hesperidin, ekstrak rosehips, dan acerola). Penderita sakit lambung juga aman mengonsumsi ini karena Blackmores Bio C 1000 mg dilapisi mineral askorbat sehingga tidak asam.