Selasa, 05 Mei 2020

Jet Su-35 Rusia Cegat Pesawat AS di Tengah Pandemi Corona

 Jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dilaporkan mencegat pesawat milik Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Mediterania di tengah pandemi virus corona, Minggu (19/4).

Intersep yang dilakukan pesawat tempur Rusia itu merupakan kali kedua dalam empat hari terakhir.

Dalam siaran pers, Angkatan Laut AS menyatakan pencegatan itu dilakukan secara tidak aman.

Seperti dikutip dari Business Insider, Angkatan Laut AS mengungkapkan bahwa dalam waktu kurang dari dua jam Su-35 Rusia dua kali mencegat pesawat P-8A Poseidon Maritime Patrol and Reconnaissance Aircraft yang terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Mediterania.

Pencegatan pertama diterima, namun Angkatan Laut menganggap intersep yang kedua tidak aman dan tidak profesional.

Dalam pencegatan berisiko itu, Angkatan Laut mengatakan jet tempur Rusia mengeksekusi kecepatan tinggi, manuver bertenaga tinggi yang mengurangi pemisahan pesawat dalam jarak 25 kaki, langsung di depan P-8A, sehingga memicu turbulensi pesawat AS.

"Sebagai tanggapan, P-8A yang beroperasi pada ketinggian dan kecepatan udara konstan, turun untuk memberi ruang dan memastikan keselamatan kedua pesawat. Tindakan yang tidak perlu dari pilot Su-35 Rusia bertentangan dengan peraturan penerbangan internasional, secara serius membahayakan keselamatan penerbangan kedua pesawat," bunyi pernyataan dari Armada ke-6 AS seperti dikutip dari news.usni.org.

Sebelum pencegatan itu, pada 15 April lalu Su-35 juga dilaporkan mencegat P-8A di atas Mediterania, dan melakukan manuver berkecepatan tinggi terbalik, 25 kaki di depan pesawat misi.

Angkatan Laut AS menyebut tindakan pesawat Rusia tidak bertanggung jawab. "Rusia menempatkan pilot dan kru kami dalam bahaya."

Dalam kedua insiden itu, Angkatan Laut mengatakan bahwa pesawat AS tidak melakukan provokasi terhadap Rusia.
Lihat juga:Donald Trump Ancam Konsekuensi untuk China atas Pandemi

AS saat ini tengah dihadapi oleh masalah penyebaran virus corona di dalam negeri. Bahkan AS menjadi negara dengan kasus dan kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia dengan 764.265 kasus dan 40.565 kematian.

Namun militer mereka juga masih harus menghadapi gangguan para 'musuh'.

Rabu pekan lalu, 11 kapal Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Iran disebut melakukan pendekatan berbahaya dan melecehkan kapal Angkatan Laut AS di Teluk Persia.

"Inilah sebabnya saya mengatakan kita harus menjaga kemampuan misi nasional kita - kesiapan kita, kemampuan kita untuk melindungi Amerika Serikat, karena musuh kita tidak mundur," kata Menteri Pertahanan Mark Esper pada NBC's "Today."

Code Blue, Yang Ramai di Medsos saat Didi Kempot Meninggal

Penyanyi Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5). Didi dikabarkan tiba di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah, dalam keadaan henti jantung.

Sementara terkonfirmasi bahwa Didi datang dalam keadaan henti jantung, platform media sosial ramai mengaitkan kepergian penyanyi campursari itu dengan istilah 'code blue'.

Tak ayal, meski belum terkonfirmasi secara resmi oleh pihak rumah sakit, istilah 'code blue' pun membuat netizen penasaran. Apa itu 'code blue' atau 'kode biru'?

Code blue adalah kode yang digunakan rumah sakit untuk memberi tahu keadaan darurat medis yang dialami seorang pasien di rumah sakit. Kondisi darurat medis yang terjadi meliput henti jantung seperti serangan jantung, henti pernapasan, tanda-tanda stroke, dan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba dan parah.

Pada musisi Didi Kempot, dikabarkan bahwa code blue dinyalakan karena henti jantung. Henti jantung atau cardiac arrest berarti kondisi yang membuat jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh tak menerima pasokan darah.

Ahli kardiologi Vito Damay menjelaskan, code blue adalah kondisi yang sangat darurat. "Code blue untuk semua cardiac arrest, untuk henti jantung. Sangat darurat, code blue berarti darurat di ruang perawatan atau di RS," kata Vito kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/5).

Pertama Sejak 30 Tahun, Kapal Perang AS Berlayar Dekat Rusia

 Angkatan Laut Amerika Serikat mengerahkan empat kapal perang ke Laut Barents dekat utara Rusia pada pekan ini untuk melakukan operasi keamanan Kutub Utara. 

Pelayaran kapal perang ke dekat daratan Rusia ini merupakan kali pertama sejak tiga dekade terakhir. AS tak sendiri, operasi itu juga turut menyertakan kapal Angkatan Laut Inggris.

"Keempat kapal bersama dengan kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris melakukan operasi di kawasan Arktik yang terus menjadi kawasan strategis demi menegaskan kebebasan bernavigasi dan menunjukkan integrasi tanpa batas di antara para sekutu (AS)," bunyi pernyataan Angkatan Laut AS seperti dilansir dari AFP pada Selasa (5/5).


Keempat kapal AS itu terdiri dari tiga kapal perusak rudal dan sebuah kapal pendukung. Sementara itu, Angkatan Laut Inggris mengerahkan satu kapal fregat dalam operasi tersebut.

Angkatan Laut AS menuturkan operasi militer di Laut Barents ini merupakan yang pertama sejak pertengahan 1980-an. Negeri Paman Sam menganggap operasi keamanan semacam itu diperlukan demi mempertahankan agar wilayah itu tetap familiar.

AS menuturkan Rusia telah diberitahu terkait rencana operasi pengamanan tersebut.

"Dalam masa-masa yang penuh tantangan ini sangat penting bagi kami untuk mempertahankan operasi pengamanan secara rutin di seluruh wilayah Eropa dengan tetap mengambil langkah-langkah bijaksana untuk melindungi kesehatan para kru dan pasukan kami," ujar Wakil Laksamana Lisa Franchetti dari Angkatan Laut AS.

Pengerahan kapal perang ini berlangsung ketika AS menganggap China dan Rusia semakin menguji tekad pertahanannya akibat manuver udara laut dan udara mereka yang dinilai memprovokasi dalam beberapa waktu terakhir selama pandemi virus corona (Covid-19).

Operasi Barents ini juga dilakukan tak lama setelah AS melakukan operasi serupa di Laut China Selatan. Latihan itu dilakukan AS berdekatan dengan pulau-pulau yang selama ini diklaim oleh China.

"China sedikit lebih provokatif di wilayah tersebut," ucap Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada awal pekan ini.

Menurutnya, tindakan China "sangat agresif dan tidak konsisten dengan aturan internasional yang seharusnya diikuti."

Esper juga menuturkan Rusia baru-baru ini melakukan berbagai upaya untuk menyelidiki wilayah udara AS di Arktik dan sekitar Alaska.

Sementara di wilayah Asia, dia mengatakan AS telah meningkatkan kegiatan militer di udara dan laut demi menegaskan kehadiran Negeri Paman Sam di kawasan.

"Kami ingin memastikan bahwa kami menjaga hukum dan aturan internasional yang telah mendukung kami dengan sangat baik selama beberapa dekade terakhir," ujarnya. 

Jet Su-35 Rusia Cegat Pesawat AS di Tengah Pandemi Corona

 Jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dilaporkan mencegat pesawat milik Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Mediterania di tengah pandemi virus corona, Minggu (19/4).

Intersep yang dilakukan pesawat tempur Rusia itu merupakan kali kedua dalam empat hari terakhir.

Dalam siaran pers, Angkatan Laut AS menyatakan pencegatan itu dilakukan secara tidak aman.

Seperti dikutip dari Business Insider, Angkatan Laut AS mengungkapkan bahwa dalam waktu kurang dari dua jam Su-35 Rusia dua kali mencegat pesawat P-8A Poseidon Maritime Patrol and Reconnaissance Aircraft yang terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Mediterania.

Pencegatan pertama diterima, namun Angkatan Laut menganggap intersep yang kedua tidak aman dan tidak profesional.

Dalam pencegatan berisiko itu, Angkatan Laut mengatakan jet tempur Rusia mengeksekusi kecepatan tinggi, manuver bertenaga tinggi yang mengurangi pemisahan pesawat dalam jarak 25 kaki, langsung di depan P-8A, sehingga memicu turbulensi pesawat AS.

"Sebagai tanggapan, P-8A yang beroperasi pada ketinggian dan kecepatan udara konstan, turun untuk memberi ruang dan memastikan keselamatan kedua pesawat. Tindakan yang tidak perlu dari pilot Su-35 Rusia bertentangan dengan peraturan penerbangan internasional, secara serius membahayakan keselamatan penerbangan kedua pesawat," bunyi pernyataan dari Armada ke-6 AS seperti dikutip dari news.usni.org.