Rabu, 06 Mei 2020

Corona Terus Bertambah, Pemerintah Janjikan Pemenuhan APD Tenaga Kesehatan

Kasus virus corona di Indonesia hingga hari ini (28/3/2020) berada di angka 1.155 kasus. Pemerintah memahami betul perlunya kesiapan rumah sakit dan kelengkapan alat pelindung diri (APD).
Juru bicara pemerintah dalam penanganan kasus virus corona COVID-19, dr Achmad Yurianto, menegaskan pemerintah tengah berusaha untuk memaksimalkan kebutuhan medis di tengah wabah corona.

"Ini yang menjadi penting dalam kaitan menyiapkan kondisi RS sudah barang tentu khususnya APD menjadi bagian penting bagi tenaga kesehatan yang melakukan kegiatan perawatan," jelasnya di konferensi pers BNPB pada Sabtu (28/3/2020).

"Kita akan berusaha sepenuhnya untuk memenuhi, mematuhi, melengkapi penggunaan APD Ini. Sudah barang tentu ada SOP standar siapa yang harus menggunakan APD siapa yang tidak perlu menggunakan APD, ini menjadi penting," lanjutnya.

Viral Video Haru Dokter Tak Bisa Peluk Anak yang Menyambutnya Pulang

 Viral video haru seorang dokter di Arab Saudi yang tak bisa memeluk anaknya karena takut menularkan virus corona. Ia menolak pelukan anaknya yang terlihat antusias menyambutnya saat pulang kerja.
Video tersebut dibagikan oleh Michael Doran, seorang analis Amerika tentang politik internasional di Timur Tengah dalam akun Twitter-nya @Doranimated. Berdasarkan pantauan detikcom pada Sabtu (23/3/2020) videonya sudah dilihat lebih dari 4 juta orang dan dibagikan lebih dari 70 ribu kali.


Mike
@Doranimated
A Saudi doctor returns home from the hospital, tells his son to keep his distance, then breaks down from the strain.

Video terlekat
308 rb
02.51 - 27 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
117 rb orang memperbincangkan tentang ini

Mengutip Gulf News Saudi, dokter dalam video viral itu bernama Nasser Ali Shahrani. Dokter tersebut diketahui bertugas di Rumah Sakit King Salman, Riyadh.

"Tujuan dari klip itu adalah untuk membuat warga sadar akan bahaya virus corona, dan untuk mematuhi peraturan, dan instruksi dari Kementerian Kesehatan," kata dr Nasser Ali Al Shahrani, kepada surat kabar Saudi Okaz.

Dokter tersebut mengaku sebelum ada wabah corona, sang anak dan istri memang selalu menyambutnya pulang. Namun semenjak ia menangani pasien corona, ia selalu meminta istrinya tak menyambutnya pulang sampai ia selesai mengganti pakaian medisnya, mensterilkan tangannya, dan selesai mandi.

"Semua kolega harus menghindari mendekati anak-anak dan keluarga mereka sampai mereka mencuci tangan," tutupnya.

Jokowi Ingatkan #JagaJarakDulu, Saling Melindungi dari Virus Corona

Imbauan jaga jarak digencarkan pemerintah demi menangani kasus corona yang semakin meningkat di Indonesia. Sebelumnya juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona COVID-19, dr Achmad Yurianto, pun menilai kasus yang meningkat menandakan kontak dekat dengan positif masih terjadi di masyarakat.
Presiden Republik Indonesia (RI) menegaskan pentingnya jaga jarak melalui media sosial Twitter. Dalam postingan tersebut, kebiasaan 'jaga jarak' menjadi penting selama pandemi corona belum usai.

"Beberapa yang perlu kita jadikan kebiasaan selama pandemi korona belum berlalu. Tidak sulit menerapkannya, hanya membutuhkan kedisiplinan yang kuat. Jaga jarak, karena kita saling menjaga," tulisnya di akun Twitter @jokowi pada Sabtu (28/3/2020).


Joko Widodo
@jokowi
Beberapa yang perlu kita jadikan kebiasaan selama pandemi korona belum berlalu. Tidak sulit menerapkannya, hanya membutuhkan kedisiplinan yang kuat. 

Jaga jarak, karena kita saling menjaga.

Video terlekat
38 rb
09.19 - 28 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
12,8 rb orang memperbincangkan tentang ini

Bersama postingan tersebut, ada sebuah video tentang imbauan jaga jarak. Dalam video tergambar jaga jarak adalah cara untuk melindungi dari penyebaran virus corona.

Caranya dengan bekerja dan belajar dari rumah, beribadah dari rumah. Jika harus berinteraksi, jaga jarak minimal satu meter. Apabila menaiki transportasi umum masyarakat diimbau untuk sebisa mungkin jangan berdekatan.

"Ingat selalu, jaga jarak, kita saling menjaga," tulis imbauan dalam video tersebut.

Tingkat Kematian Corona di Indonesia 8,83 Persen, Negara Lain Berapa?

 Hingga Jumat (28/3/2020) tercatat 102 kematian terkait virus corona COVID-19 di Indonesia. Dengan total 1.155 kasus, tingkat kematian berada di angka 8,83 persen.
"Dilaporkan kasus kematian pada periode ini sebanyak 15 orang sehingga total kematian menjadi 102 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, Sabtu (28/3/2020).

Secara global, total kasus positif saat ini berada di angka 598.236. Dengan 27.372 kematian, case fatality rate (CFR) saat ini berada di angka 4,58 persen.

Salah satu episentrum virus corona di Eropa, Italia, mencatatkan 86.498 kasus dengan 9.134 kematian. Tingkat kematian berdasarkan data tersebut adalah 10,56 persen.

Wilayah lain di Eropa yang melaporkan jumlah kasus kematian tertinggi adalah Spanyol dengan 5.138 kasus. Dengan total kasus positif, tingkat kematian di Spanyol berada di angka 7,82 persen.

Corona Terus Bertambah, Pemerintah Janjikan Pemenuhan APD Tenaga Kesehatan

Kasus virus corona di Indonesia hingga hari ini (28/3/2020) berada di angka 1.155 kasus. Pemerintah memahami betul perlunya kesiapan rumah sakit dan kelengkapan alat pelindung diri (APD).
Juru bicara pemerintah dalam penanganan kasus virus corona COVID-19, dr Achmad Yurianto, menegaskan pemerintah tengah berusaha untuk memaksimalkan kebutuhan medis di tengah wabah corona.

"Ini yang menjadi penting dalam kaitan menyiapkan kondisi RS sudah barang tentu khususnya APD menjadi bagian penting bagi tenaga kesehatan yang melakukan kegiatan perawatan," jelasnya di konferensi pers BNPB pada Sabtu (28/3/2020).

"Kita akan berusaha sepenuhnya untuk memenuhi, mematuhi, melengkapi penggunaan APD Ini. Sudah barang tentu ada SOP standar siapa yang harus menggunakan APD siapa yang tidak perlu menggunakan APD, ini menjadi penting," lanjutnya.

Viral Video Haru Dokter Tak Bisa Peluk Anak yang Menyambutnya Pulang

 Viral video haru seorang dokter di Arab Saudi yang tak bisa memeluk anaknya karena takut menularkan virus corona. Ia menolak pelukan anaknya yang terlihat antusias menyambutnya saat pulang kerja.
Video tersebut dibagikan oleh Michael Doran, seorang analis Amerika tentang politik internasional di Timur Tengah dalam akun Twitter-nya @Doranimated. Berdasarkan pantauan detikcom pada Sabtu (23/3/2020) videonya sudah dilihat lebih dari 4 juta orang dan dibagikan lebih dari 70 ribu kali.


Mike
@Doranimated
A Saudi doctor returns home from the hospital, tells his son to keep his distance, then breaks down from the strain.

Video terlekat
308 rb
02.51 - 27 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
117 rb orang memperbincangkan tentang ini

Mengutip Gulf News Saudi, dokter dalam video viral itu bernama Nasser Ali Shahrani. Dokter tersebut diketahui bertugas di Rumah Sakit King Salman, Riyadh.

"Tujuan dari klip itu adalah untuk membuat warga sadar akan bahaya virus corona, dan untuk mematuhi peraturan, dan instruksi dari Kementerian Kesehatan," kata dr Nasser Ali Al Shahrani, kepada surat kabar Saudi Okaz.

Dokter tersebut mengaku sebelum ada wabah corona, sang anak dan istri memang selalu menyambutnya pulang. Namun semenjak ia menangani pasien corona, ia selalu meminta istrinya tak menyambutnya pulang sampai ia selesai mengganti pakaian medisnya, mensterilkan tangannya, dan selesai mandi.

"Semua kolega harus menghindari mendekati anak-anak dan keluarga mereka sampai mereka mencuci tangan," tutupnya.