Senin, 11 Mei 2020

Muncul Kasus Baru, Korsel Ingatkan Potensi Gelombang 2 Corona

 Korea Selatan memperingatkan potensi gelombang kedua penularan virus corona (Covid-19) setelah menemukan kluster dan lonjakan kasus baru dalam satu bulan terakhir.

"Ini (penularan virus corona) belum berakhir sampai ini benar-benar berakhir," kata Presiden Moon Jae-in pada Minggu (10/5).

Moon mengatakan sebuah kluster baru penularan corona menunjukkan virus dapat menyebar secara luas kapan saja. Ia juga memperingatkan akan potensi gelombang kedua penularan corona pada akhir tahun ini.


Pernyataan Moon itu muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan 34 kasus corona baru. Jumlah itu menjadi yang tertinggi sejak 9 April lalu.

Puluhan kasus baru itu ditemukan di sejumlah kelab malam hingga mendorong pihak berwenang menutup semua fasilitas hiburan malam terutama di sekitar Ibu Kota Seoul.

Lonjakan kasus baru itu, berdasarkan data statistik Worldometers per Senin (11/5), menjadikan jumlah kasus Covid-19 di Korsel mencapai 10.909 dengan 256 kematian.

Penularan baru ini muncul ketika pemerintahan Moon baru melonggarkan sejumlah kebijakan pembatasan pergerakan sosial dan mulai membuka kembali sejumlah sekolah serta bisnis.

"Kita tidak boleh menurunkan tingkat kewaspadaan kita mengenai pencegahan penularan pandemi ini. Kita berada dalam perang yang berkepanjangan. Saya meminta semua orang untuk mematuhi tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan sampai situasi benar-benar berakhir bahkan meski telah melanjutkan aktivitas sehari-hari," kata Moon seperti dilansir AFP.

Moon menegaskan KCDC akan tetap menjadi ujung tombak pemerintah dalam menangani pandemi corona dan dibantu dengan lembaga pemerintah daerah.

Kluster kelab malam ditemukan setelah seorang pria berusia sekitar 20 tahunan dinyatakan positif corona tak lama usai mengunjungi sebuah kelab malam di ibu kota.

Sejak itu, pihak berwenang berupaya melacak para pengunjung kelab tersebut dan menemukan total sedikitnya 54 kasus positif corona.

KCDC mengatakan pihaknya telah melacak sekitar 1.900 dari total setidaknya 7.000 pengunjung kelab dan meminta mereka melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan menjalani pemeriksaan corona.

"Kasus ini sekali lagi menunjukkan penyebaran virus yang cepat serta daya tular yang tinggi," kata Direktur KCDC Jeong Eun-kyeong. 

"Kami sedang berjuang melawan waktu untuk mencegah transmisi tambahan di komunitas masyarakat," paparnya menambahkan.

Korsel sempat menjadi salah satu negara yang sangat terdampak penyebaran wabah corona di masa awal penyebaran pandemi itu. Korsel pernah menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di luar China, tempat virus Covid-19 pertama kali terdeteksi dan menyebar.

Namun, pemerintahan Presiden Moon dianggap cepat dan tepat menanggulangi penyebaran virus serupa SARS tersebut bahkan tanpa menerapkan penguncian wilayah atau lockdown.

Kebijakan penanganan Korea Selatan pun banyak dipuji dan dicontoh negara lain.

Trump Disebut Frustrasi Usai Staf Gedung Putih Positif Corona

Presiden Donald Trump disebut merasa frustrasi lantaran cukup banyak staf Gedung Putih yang terinfeksi virus corona (Covid-19).

Trump merasa khawatir setelah muncul berita bahwa sejumlah staf Gedung Putih yang terinfeksi virus corona disebut bisa merusak rencananya membuka kembali perekonomian di AS. Disamping itu, kabar tersebut memudarkan pesannya yang selama ini mengatakan bahwa penularan Covid-19 telah menurun di Negeri Paman Sam.

Menurut sumber yang berbicara dengan Trump pada akhir pekan kemarin, Trump heran mengapa tidak ada orang yang meminta para staf Gedung Putih yang positif corona, termasuk ajudan pribadinya, menggunakan masker sepekan sebelum didiagnosa terinfeksi Covid-19.


Trump dikabarkan memberi tahu orang-orang di sekelilingnya bahwa ia tidak ingin berada di dekat siapa pun yang belum melakukan pemeriksaan corona. 

Sumber itu menuturkan presiden berusia 73 tahun itu juga disebut merasa tidak nyaman menjalin kontak dengan beberapa orang di Gedung Putih.

Dilansir CNN, Trump percaya pemulihan ekonomi AS bisa dilakukan hanya ketika para gubernur negara bagian memutuskan mencabut pembatasan pergerakan. 

Sementara itu, Presiden AS ke-45 itu disebut cemas jika tanda-tanda penularan virus corona muncul kembali di AS yang sampai saat ini masih menemukan peningkatan kasus baru dan angka kematian akibat Covid-19.

Setelah ajudan pribadi Trump terinfeksi virus corona, seorang staf urusan media Wakil Presiden Mike Pence juga dikabarkan positif Covid-19. Namun, Pence tidak berencana mengisolasi diri meski salah satu stafnya itu telah terinfeksi corona.

Selain itu, seorang asisten putri Trump, Ivanka Trump, juga dinyatakan positif corona. Laporan itu muncul setelah sang asisten tidak terlihat bekerja selama beberapa pekan.

Diketahui, asisten Ivanka ternyata merupakan pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala. ebelum dinyatakan positif, Ivanka dan asistennya melakukan pekerjaan secara teleworking selama dua bulan sambil mengikuti prosedur tes Covid-19.

Saat hasil tes uji Covid-19 keluar dan hasilnya positif, Ivanka beserta suaminya yakni Jared Kushner buru-buru melakukan tes. Pada hari Jumat (8/5) waktu setempat, keduanya terbukti negatif.

Data statistik Worldometers mencatat saat ini AS memiliki 1.366.760 kasus positif virus corona. Sekitar 80.757 orang meninggal dan 255.654 pasien sembuh. 

Muncul Kasus Baru, Korsel Ingatkan Potensi Gelombang 2 Corona

 Korea Selatan memperingatkan potensi gelombang kedua penularan virus corona (Covid-19) setelah menemukan kluster dan lonjakan kasus baru dalam satu bulan terakhir.

"Ini (penularan virus corona) belum berakhir sampai ini benar-benar berakhir," kata Presiden Moon Jae-in pada Minggu (10/5).

Moon mengatakan sebuah kluster baru penularan corona menunjukkan virus dapat menyebar secara luas kapan saja. Ia juga memperingatkan akan potensi gelombang kedua penularan corona pada akhir tahun ini.


Pernyataan Moon itu muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan 34 kasus corona baru. Jumlah itu menjadi yang tertinggi sejak 9 April lalu.

Puluhan kasus baru itu ditemukan di sejumlah kelab malam hingga mendorong pihak berwenang menutup semua fasilitas hiburan malam terutama di sekitar Ibu Kota Seoul.

Lonjakan kasus baru itu, berdasarkan data statistik Worldometers per Senin (11/5), menjadikan jumlah kasus Covid-19 di Korsel mencapai 10.909 dengan 256 kematian.

Penularan baru ini muncul ketika pemerintahan Moon baru melonggarkan sejumlah kebijakan pembatasan pergerakan sosial dan mulai membuka kembali sejumlah sekolah serta bisnis.

"Kita tidak boleh menurunkan tingkat kewaspadaan kita mengenai pencegahan penularan pandemi ini. Kita berada dalam perang yang berkepanjangan. Saya meminta semua orang untuk mematuhi tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan sampai situasi benar-benar berakhir bahkan meski telah melanjutkan aktivitas sehari-hari," kata Moon seperti dilansir AFP.