Senin, 11 Mei 2020

Lockdown Dilonggarkan, Kasus Corona di Jerman Bertambah Lagi

 Jerman melaporkan penambahan kasus baru virus corona setelah beberapa hari terakhir secara bertahap membuka kembali aktivitas bisnis.

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel baru-baru ini melaporkan klaster baru kasus virus corona di rumah potong hewan dan panti jompo.

Institut Kesehatan Publik Robert Koch (RKI) mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan adanya gelombang kedua virus corona. Namun adanya laporan infeksi baru membuat pemerintah dan warga perlu mewaspadai potensi perkembangannya dalam beberapa hari mendatang.


Mengutip AFP, RKI mengatakan tingkat reproduksi virus corona (R0) di Jerman telah naik menjadi 1,1, yang berarti 10 orang dengan Covid-19 menginfeksi rata-rata 11 orang lainnya. Angka tersebut meningkat dibandingkan sehari sebelumnya dengan tingkat reproduksi virus corona masih di bawah satu.

Kendati demikian, Robert Koch memperingatkan agar tingkat infeksi masih terkendali dan melambat maka R0 harus tetap di bawah satu. Pada Rabu pekan lalu, Jerman mencatat tingkat penularan mencapai 0,65.

Laporan ini memicu kekhawatiran lantaran Merkel pada Rabu lalu mengumumkan pelonggaran pembatasan sosial setelah kurva virus corona mencatat penurunan.

Sebagian besar toko dan taman bermain telah dibuka kembali , sekolah-sekolah secara bertahap telah dibuka kembali. Sementara restoran, gimnasium, dan tempat ibadah di beberapa negara bagian juga mulai dibuka dengan menerapkan prosedur kesehatan tambahan.

Selain itu, kompetisi sepak bola Bundesliga juga akan kembali dimulai terhitung pada 16 Mei dengan batasan penonton yang ketat.

Namun, pemerintah lokal mengatakan sepakat untuk memberlakukan kembali pebatasan sosial jika tingkat infeksi meningkat di atas 50 kasus per 100 ribu penduduk selama sepekan.

Data yang dirilis Worldometers mencatat Jerman berada di urutan ketujuh kasus virus corona tertinggi di dunia dengan 171.879 kasus, 7.569 kematian dan 144.400 pasien sembuh.

Jerman dianggap terdepan dalam penanganan pasien Covid-19, terlihat dari rendahnya angka kematian dan upaya penanggulangan penyebaran virus. Sejumlah ahli mengatakan rendahnya tingkat kematian di Negeri Panser disebabkan cakupan pengujian secara luas.

Direktur Insitute Epidemiologi University Dietrich Rothenbacher mengatakan strategi pengujian Jerman jauh lebih luas dibanding negara lain, termasuk Italia dan Spanyol.

Pengujian hingga ke tingkat negara bagian dan pelosok juga diikuti oleh perusahaan swasta yang bergerak cepat memproduksi sekitar 1,4 juta alat tes massal.

Pada 20 Maret, Presiden Utama Badan Kesehatan Masyarakat Jerman, Lothar Wieler mengatakan laboratorium memiliki kapasitas pengujian 160 ribu per minggu. Jerman juga memberlakukan aturan pembatasan lebih cepat dan akurat karena pengujian luas tersebut. 

Jokowi Minta Izin Riset Vaksin Virus Corona Dipercepat

Presiden Joko Widodo meminta proses perizinan seluruh hasil riset dan inovasi terkait virus corona (covid-19) dipercepat. Saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan pengujian plasma darah hingga tahapan pengujian vaksin corona.

"Saya minta seluruh hasil riset dan inovasi ini didukung penuh, proses perizinannya cepat, dan disambungkan ke industri baik BUMN maupun swasta," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 yang melalui siaran langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5).

Jokowi mengklaim berbagai proses pengujian plasma hingga tahapan vaksin itu mengalami kemajuan signfikan.

"Yang rencananya akan diuji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit dan steam cell untuk gantikan jaringan paru yang rusak," katanya.

Uji plasma daerah merupakan terapi dengan pengambilan plasma darah pasien yang sembuh dari corona dan pemberian kepada pasien yang masih sakit atau dirawat.

Selain uji plasma, Jokowi juga menyinggung kemajuan pengujian genome sequencing sebagai tahapan untuk menemukan vaksin corona.

"Kemajuan juga terjadi untuk pengujian genome sequencing, ini tahapan sangat penting untuk ke tahap berikutnya, untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita," katanya.

Pemerintah sebelumnya menyatakan Lembaga Biologi Molekular Eijkman Institute tengah mengembangkan vaksin untuk mencegah berkembangnya virus di Indonesia. Untuk meneliti pembuatan vaksin itu, Eijkman akan menggandeng lembaga internasional.

Eijkman juga melakukan whole genome sequencing (WGS) yang nantinya diperlukan untuk mendeteksi seperti apa virus corona yang berkembang di Indonesia. 

Sebulan Nihil, Gelombang Kedua Corona Kembali Muncul di China

 Setelah sebulan tanpa kasus infeksi baru, China kembali mengumumkan terdapat kasus virus corona yang berlokasi di Wuhan.

Menyusul satu orang yang dinyatakan positif Covid-19 di Wuhan, Minggu (10/5), pihak berwenang kembali memastikan lima kasus baru pada Senin.

Pejabat kesehatan setempat menyatakan kasus-kasus baru tersebut berasal dari kompleks perumahan yang sama dan menyerang orang-orang berusia lanjut.


Dikutip dari AFP, China juga mengumumkan 11 kasus orang tanpa gejala baru di Provinsi Hubei.

Kemunculan kasus-kasus baru tersebut lantas dikaitkan dengan gelombang baru yang sebelumnya telah diperingatkan para ahli kesehatan menyusul pelonggaran lockdown di beberapa tempat.

Di China pemberlakuan lockdown sudah mereda dalam beberapa pekan terakhir karena penyebaran COVID-19 dinilai sudah bisa dikendalikan, sekolah kembali dibuka dan perjalanan antarkota kembali diizinkan.

Disneyland di Shanghai juga sudah kembali beroperasi dan pemerintah mengisyaratkan bakal membolehkan pemutaran film di bioskop serta kegiatan di tempat-tempat olahraga.

Sementara di banyak negara seluruh dunia juga sudah mulai mengkaji kebijakan pencabutan penguncian atau pembatasan pergerakan, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat.

Secara global, virus corona hingga kini telah menginfeksi lebih dari empat juta orang dan merenggut lebih dari 280 ribu nyawa sejak pertama muncul pada akhir tahun 2019.

Di China terdapat lebih dari 80 ribu kasus dengan lebih 4.600 orang meninggal. Kini Setidaknya ada lebih dari 1,3 juta jiwa terinfeksi dan 79 ribu meninggal.

Pandemi virus corona membuat China menghadapi kritik karena dituding menganggap remeh virus dan menyembunyikan informasi ketika pertama kali muncul di Wuhan, namun tuduhan tersebut dibantah pemerintah China yang menegaskan pihaknya selalu berkomunikasi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara lain.

Lockdown Dilonggarkan, Kasus Corona di Jerman Bertambah Lagi

 Jerman melaporkan penambahan kasus baru virus corona setelah beberapa hari terakhir secara bertahap membuka kembali aktivitas bisnis.

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel baru-baru ini melaporkan klaster baru kasus virus corona di rumah potong hewan dan panti jompo.

Institut Kesehatan Publik Robert Koch (RKI) mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan adanya gelombang kedua virus corona. Namun adanya laporan infeksi baru membuat pemerintah dan warga perlu mewaspadai potensi perkembangannya dalam beberapa hari mendatang.


Mengutip AFP, RKI mengatakan tingkat reproduksi virus corona (R0) di Jerman telah naik menjadi 1,1, yang berarti 10 orang dengan Covid-19 menginfeksi rata-rata 11 orang lainnya. Angka tersebut meningkat dibandingkan sehari sebelumnya dengan tingkat reproduksi virus corona masih di bawah satu.

Kendati demikian, Robert Koch memperingatkan agar tingkat infeksi masih terkendali dan melambat maka R0 harus tetap di bawah satu. Pada Rabu pekan lalu, Jerman mencatat tingkat penularan mencapai 0,65.

Laporan ini memicu kekhawatiran lantaran Merkel pada Rabu lalu mengumumkan pelonggaran pembatasan sosial setelah kurva virus corona mencatat penurunan.

Sebagian besar toko dan taman bermain telah dibuka kembali , sekolah-sekolah secara bertahap telah dibuka kembali. Sementara restoran, gimnasium, dan tempat ibadah di beberapa negara bagian juga mulai dibuka dengan menerapkan prosedur kesehatan tambahan.

Selain itu, kompetisi sepak bola Bundesliga juga akan kembali dimulai terhitung pada 16 Mei dengan batasan penonton yang ketat.

Namun, pemerintah lokal mengatakan sepakat untuk memberlakukan kembali pebatasan sosial jika tingkat infeksi meningkat di atas 50 kasus per 100 ribu penduduk selama sepekan.