Minggu, 07 Juni 2020

Singapura Bakal Luncurkan Wearable untuk Contact Tracing COVID-19

Pemerintah Singapura berencana merilis perangkat wearable yang berfungsi untuk melakukan contact tracing demi menekan penyebaran virus Corona.
Jika terbukti efektif, perangkat tersebut bakal diluncurkan untuk dipakai oleh 5,7 juta penduduk negara tersebut, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Jumat (5/6/2020).

"Kami sedang mengembangkan dan dalam waktu dekat bakal merilis sebuah perangkat wearable portabel yang tak bergantung pada ponsel. Saya pikir ini akan lebih inklusif dan memastikan kita semua terlindungi," ujar Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Singapura.

Perangkat ini bakal menjadi percobaan baru untuk metode contact tracing. Perangkatnya sendiri bisa disimpan di tas, atau dipakai sebagai gelang. Keberadaan perangkat ini dinilai perlu karena aplikasi TraceTogether yang dirilis pada Maret lalu dinilai kurang efektif.

Pasalnya aplikasi ini tak banyak dipakai oleh warga Singapura, dan juga tak bisa berfungsi di perangkat iOS. Penyebabnya adalah Apple tak mengizinkan adanya aktivitas Bluetooth yang berjalan di background.

Padahal aplikasi TraceTogether mengandalkan Bluetooth untuk terhubung antara satu perangkat dengan perangkat lain.

Singapura sendiri adalah negara banyak dijadikan patokan karena penanganan pandemi Coronanya dianggap bagus. Salah satu cara yang diterapkan di negara tersebut adalah 'mempekerjakan' robot anjing buatan Boston Dynamics di taman-taman kota untuk memperingatkan para pengujung untuk melakukan pembatasan sosial.

Kasus Positif Tembus 31 Ribu, Ini Wilayah Indonesia yang Nihil Kasus Baru 7 Juni

 Indonesia kembali mencatatkan penambahan kasus virus Corona COVID-19. Ada wilayah yang melaporkan banyak kasus baru, ada juga yang sama sekali tidak ada kasus.
Hingga Minggu (7/6/2020) setidaknya sudah ada 31.186 kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi. Dari jumlah tersebut, 10.498 orang sembuh sementara 1.851 lainnya meninggal dunia.

Berikut wilayah yang melaporkan tidak adanya penambahan kasus baru pada 7 Juni.

Aceh
Bengkulu
Jambi
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Riau
Nusa Tenggara Timur
Sedangkan wilayah di Indonesia yang melaporkan peningkatan jumlah kasus terbanyak:

1. Jawa Timur = 113 kasus

2. DKI Jakarta = 163 kasus

3. Sulawesi Selatan = 64 kasus

4. Papua = 59 kasus

5. Jawa Tengah = 51 kasus

6. Kalimantan Selatan = 38 kasus

7. Jawa Barat = 28 kasus

8. Sumatera Selatan = 25 kasus

9. Bali = 25 kasus

10. Sulawesi Utara = 25 kasus

Rekor Terbanyak dalam Sehari, Pasien Corona RI yang Sembuh Tembus 10 Ribu

 Jumlah pasien virus Corona COVID-19 yang sembuh di Indonesia bertambah 591 menjadi 10.498. Ini adalah rekor penambahan jumlah pasien sembuh terbanyak sejauh ini.
Rekor sebelumnya dicatatkan pada jumat (5/6/2020) dengan penambahan sebanyak 551 kasus, dan Sabtu (30/5/2020) sebanyak 523 kasus.

Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona COVID-19 pada Minggu (7/6/2020):

1. Jumlah kasus positif bertambah 672 menjadi 31.186.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 591 menjadi 10.498.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 50 menjadi 1.851.

Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

Sebelumnya pada Sabtu (6/6/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 30.514, dengan 9.907 di antaranya sembuh dan 1.801 meninggal.
https://cinemamovie28.com/sword-art-online-alternative-gun-gale-online-episode-4/

Mengenal Heli Mi-17 yang Jatuh di Kendal

- Helikopter TNI-AD bertipe Mi-17 jatuh di Kendal Jawa Tengah. Begini spesifikasi dan teknologi yang ada di heli buatan Rusia itu.
Mi-17 adalah heli yang didesain oleh Mil Moscow Helicopter Plant dan dibuat oleh Kazan Helicopter Plant, yang mempunyai pabrik di Kazan dan Ulan-Ude, Rusia. Heli ini dikembangkan dari rangka yang dipakai oleh Mi-8, dan pertama diperkenalkan ke publik pada tahun 1981.

Angkatan bersenjata Rusia sendiri masih menggunakan heli ini untuk operasionalnya, hanya saja mereka lebih mengenalnya dengan nama Mi-8MT, sementara Mi-17 sendiri memang ditujukan untuk keperluan ekspor.

Aslinya, Mi-17 adalah heli yang dibuat untuk keperluan transportasi, namun ada juga versi yang dimodifikasi dengan berbagai senjata sebagai helikopter yang dipergunakan untuk memberikan dukungan udara bagi pasukan yang ada di darat.

Dari segi desain, Mi-17 punya satu keunikan. Yaitu rotor yang ada di ekornya diposisikan di ujung ekornya yang lazim disebut port, bukan di bagian starboard. Mesin, rotor, dan transmisi utamanya adalah Klimov TV3-117MT.

Ada juga opsi mesin yang lebih bertenaga, yaitu Isotov TV3-117VM yang bertenaga 1545 kW. Juga Klimov VK-2500PS-03 yang bertenaga 1800kW (2400 hp). Kecepatan maksimalnya adalah 280 km/jam, dengan cruise speed sebesar 260 km/jam.

Jarak tempuh maksimal Mi-17 adalah 800 km, dengan jumlah penumpang maksimal 24 orang atau bobot internal maksimal 4 ton dan bobot eksternal maksimal 5 ton. Dimensi helikopter ini adalah panjang 18,4 meter dan tinggi 5,65 meter dengan diameter rotor sepanjang 21,25 meter.

Mi-17 (dan Mi-8MT) mempunyai puluhan varian dengan berbagai peruntukan dan mesin yang berbeda. Dari mulai versi standar sebagai heli transpor, rumah sakit, SAR, dan heli untuk perang elektronik.

Ada lebih dari 60 negara yang tercatat mengoperasikan Mi-17, baik untuk keperluan militer ataupun sipil salah satunya Amerika Serikat. Bahkan pasukan khusus AS (US Special Forces) pun tercatat beberapa kali menggunakan Mi-17 milik CIA dalam Operation Enduring Freedom di Afganistan.

Mi-17 milik TNI-AD yang jatuh di Kendal sedang melakukan latihan terbang endurance kedua. Helikopter dengan nomor registrasi HA 5141 tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah. Misi ini sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1.

Helikopter itu terbakar usai jatuh di Kawasan Industri Kendal. Akibat peristiwa ini, empat prajurit TNI AD gugur dan lima orang luka-luka. Empat prajurit yang gugur yakni Kapten Cpn Kadek, Kapten Cpn Fredi, Kapten Cpn Y Hendro, dan Lettu Cpn Wisnu.

Singapura Bakal Luncurkan Wearable untuk Contact Tracing COVID-19

Pemerintah Singapura berencana merilis perangkat wearable yang berfungsi untuk melakukan contact tracing demi menekan penyebaran virus Corona.
Jika terbukti efektif, perangkat tersebut bakal diluncurkan untuk dipakai oleh 5,7 juta penduduk negara tersebut, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Jumat (5/6/2020).

"Kami sedang mengembangkan dan dalam waktu dekat bakal merilis sebuah perangkat wearable portabel yang tak bergantung pada ponsel. Saya pikir ini akan lebih inklusif dan memastikan kita semua terlindungi," ujar Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Singapura.

Perangkat ini bakal menjadi percobaan baru untuk metode contact tracing. Perangkatnya sendiri bisa disimpan di tas, atau dipakai sebagai gelang. Keberadaan perangkat ini dinilai perlu karena aplikasi TraceTogether yang dirilis pada Maret lalu dinilai kurang efektif.

Pasalnya aplikasi ini tak banyak dipakai oleh warga Singapura, dan juga tak bisa berfungsi di perangkat iOS. Penyebabnya adalah Apple tak mengizinkan adanya aktivitas Bluetooth yang berjalan di background.

Padahal aplikasi TraceTogether mengandalkan Bluetooth untuk terhubung antara satu perangkat dengan perangkat lain.

Singapura sendiri adalah negara banyak dijadikan patokan karena penanganan pandemi Coronanya dianggap bagus. Salah satu cara yang diterapkan di negara tersebut adalah 'mempekerjakan' robot anjing buatan Boston Dynamics di taman-taman kota untuk memperingatkan para pengujung untuk melakukan pembatasan sosial.
https://cinemamovie28.com/sword-art-online-alternative-gun-gale-online-episode-2/