Senin, 15 Juni 2020

Dirawat 2 Bulan karena Corona, Total Perawatan Pria Ini Capai Rp 14 M

 Usai dirawat intensif selama 2 bulan karena virus Corona COVID-19, ternyata total biaya perawatan pria 70 tahun ini mencapai 14,1 miliar rupiah. Pria bernama Michael Flor dari Amerika Serikat (AS) ini kondisinya sempat memburuk bahkan kritis.

Dikutip dari AFP, ia pertama kali masuk rumah sakit pada 4 Maret lalu. Usai dirawat 62 hari, Flor bisa bertahan dan sembuh dari virus Corona COVID-19.

Namun pada 5 Mei, ia terkejut mendapati tagihan biaya rumah sakit dengan total 14,1 miliar rupiah. Tagihan ini termasuk Rp 137,5 juta per hari untuk ruang perawatan intensif, Rp1,1 miliar untuk penggunaan ventilator selama 29 hari, dan nyaris Rp 1,4 miliar selama dua hari ketika prognosisnya memburuk, dan lain-lain.

Beruntungnya, biaya tersebut ditanggung oleh program asuransi pemerintah untuk lanjut usia, Medicare. Flor dikatakan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk tagihan dengan total Rp 14,1 miliar.

"Itu adalah satu juta dolar untuk menyelamatkan saya, dan tentu saja saya akan bilang uang itu dihabiskan dengan berguna. Tetapi saya juga tahu saya mungkin hanya satu-satunya yang mengatakan itu," kata Flor.

Sama-sama Dansa, Ini Bedanya Dance Sport Vs Social Dance

Empat kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia saling terhubung dalam sebuah acara dansa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Tidak banyak yang tahu, sebenarnya dansa juga termasuk olahraga lho!
Ada berbagai jenis dansa yang dikenal, ada yang kompetitif dan ada yang nonkompetitif. Dansa yang kompetitif biasa disebut 'dance sport' dan dinaungi oleh Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI). Sedangkan dansa yang nonkompetitif biasa disebut social dance dan sering dilakukan di pesta-pesta.

Titanno Bayuseto Dahono, seorang atlet dansa yang tergabung dalam IODI, menjelaskan bahwa olahraga dansa tak ubahnya seperti olahraga beladiri, misalnya wushu dan karate, yang memadukan olahraga dan seni. Klub dansa saat ini sudah cukup banyak, bahkan ada di kampus-kampus.

"Olahraga dansa bahkan di salah satu kampus sudah jadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Rencananya sih kami inginnya nanti bisa masuk ke sekolah-sekolah juga. Supaya lebih banyak lagi atlet muda olahraga dansa," kata Titan, ditemui detikcom di Jalan Gedung Raya Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (7/3/2020).

Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional.Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional. Foto: Ari Saputra/detikHealth
Salah satu jenis dansa yang kompetitif adalah Cha Cha Cha yang juga termasuk kategori Latin Dance. Ciri khasnya adalah gerakan yang energetik dan cepat, dan dibawakan oleh dua orang secara berpasangan.

"Walaupun ada banyak jenis variasi lagu, namun hitungan cha-cha-cha selalu sama yaitu 'two, three, four, and one' atau 'two, three, Cha-cha-cha!'. Itu kenapa disebut cha-cha-cha," jelas Titan yang turut memperkuat kontingen Timnas Dancesport Indonesia di Sea Games 2019.

Ingin mengenal lebih dalam olahraga dansa? Ikuti terus ulasannya di detikHealth.

Apakah Vaksin Satu-satunya Cara untuk Akhiri Pandemi Corona?

Dunia kini tengah berjuang melawan pandemi Corona. Para ilmuwan dan peneliti mencoba cara terbaik untuk mengembangkan vaksin yang efektif dengan beberapa tahap uji coba.

Namun yang masih menjadi pertanyaan hingga kini adalah apakah vaksin menjadi satu-satunya solusi untuk mengakhiri pandemi Corona? Apakah jika vaksin sudah tersedia, dapat dengan cepat mengatasi pandemi Corona?

Mengutip Medical Daily, saat ini 159 kandidat vaksin Corona tengah melakukan uji coba. Tren menunjukkan vaksin dilihat sebagai salah satu cara terbaik untuk mengatasi virus Corona.

Tentu saja, vaksinasi adalah cara yang hemat biaya untuk mencegah penyakit menular. Namun, dibutuhkan sekitar 5 hingga 10 tahun untuk dapat melewati berbagai tahap pengembangan klinis sampai akhirnya disetujui dan digunakan.

"Kita perlu menyadari bahwa pada saat vaksin tersedia, mungkin beban pandemi akan berkurang dan sebagian besar populasi akan mengembangkan kekebalan kawanan melalui infeksi subklinis atau klinis," kata ilmuwan India dari Rumah Sakit Appolo, menulis dalam sebuah artikel untuk The Quint.

Dirawat 2 Bulan karena Corona, Total Perawatan Pria Ini Capai Rp 14 M

 Usai dirawat intensif selama 2 bulan karena virus Corona COVID-19, ternyata total biaya perawatan pria 70 tahun ini mencapai 14,1 miliar rupiah. Pria bernama Michael Flor dari Amerika Serikat (AS) ini kondisinya sempat memburuk bahkan kritis.

Dikutip dari AFP, ia pertama kali masuk rumah sakit pada 4 Maret lalu. Usai dirawat 62 hari, Flor bisa bertahan dan sembuh dari virus Corona COVID-19.

Namun pada 5 Mei, ia terkejut mendapati tagihan biaya rumah sakit dengan total 14,1 miliar rupiah. Tagihan ini termasuk Rp 137,5 juta per hari untuk ruang perawatan intensif, Rp1,1 miliar untuk penggunaan ventilator selama 29 hari, dan nyaris Rp 1,4 miliar selama dua hari ketika prognosisnya memburuk, dan lain-lain.

Beruntungnya, biaya tersebut ditanggung oleh program asuransi pemerintah untuk lanjut usia, Medicare. Flor dikatakan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk tagihan dengan total Rp 14,1 miliar.

"Itu adalah satu juta dolar untuk menyelamatkan saya, dan tentu saja saya akan bilang uang itu dihabiskan dengan berguna. Tetapi saya juga tahu saya mungkin hanya satu-satunya yang mengatakan itu," kata Flor.

Sama-sama Dansa, Ini Bedanya Dance Sport Vs Social Dance

Empat kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia saling terhubung dalam sebuah acara dansa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Tidak banyak yang tahu, sebenarnya dansa juga termasuk olahraga lho!
Ada berbagai jenis dansa yang dikenal, ada yang kompetitif dan ada yang nonkompetitif. Dansa yang kompetitif biasa disebut 'dance sport' dan dinaungi oleh Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI). Sedangkan dansa yang nonkompetitif biasa disebut social dance dan sering dilakukan di pesta-pesta.

Titanno Bayuseto Dahono, seorang atlet dansa yang tergabung dalam IODI, menjelaskan bahwa olahraga dansa tak ubahnya seperti olahraga beladiri, misalnya wushu dan karate, yang memadukan olahraga dan seni. Klub dansa saat ini sudah cukup banyak, bahkan ada di kampus-kampus.

"Olahraga dansa bahkan di salah satu kampus sudah jadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Rencananya sih kami inginnya nanti bisa masuk ke sekolah-sekolah juga. Supaya lebih banyak lagi atlet muda olahraga dansa," kata Titan, ditemui detikcom di Jalan Gedung Raya Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (7/3/2020).

Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional.Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional. Foto: Ari Saputra/detikHealth
Salah satu jenis dansa yang kompetitif adalah Cha Cha Cha yang juga termasuk kategori Latin Dance. Ciri khasnya adalah gerakan yang energetik dan cepat, dan dibawakan oleh dua orang secara berpasangan.

"Walaupun ada banyak jenis variasi lagu, namun hitungan cha-cha-cha selalu sama yaitu 'two, three, four, and one' atau 'two, three, Cha-cha-cha!'. Itu kenapa disebut cha-cha-cha," jelas Titan yang turut memperkuat kontingen Timnas Dancesport Indonesia di Sea Games 2019.

Ingin mengenal lebih dalam olahraga dansa? Ikuti terus ulasannya di detikHealth.
https://indomovie28.net/zero-days/