Senin, 15 Juni 2020

Dokter Larang Sentuh Wajah Agar Tidak Mudah Tertular Virus Corona

Selain memakai masker bagi yang sedang sakit dan sering mencuci tangan, para ahli juga mengimbau agar tidak menyentuh wajah sehingga tak mudah tertular virus corona. Menyentuh muka dengan tangan sebenarnya kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan sulit dihilangkan.
Namun tangan bisa membawa virus dan bakteri dari luar sehingga kita dianjurkan untuk tidak sering menyentuh wajah dengan tangan.

Spesialis kulit dan kelamin dari DNI Skin Centre, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, mengatakan saat ini virus corona bisa hidup di lingkungan selama berjam-jam sehingga berisiko melekat pada tangan saat memegang benda.

"Apabila di tangan melekat virus maka sangat berisiko masuk ke dalam tubuh melalui mukosa mata, hidung, mulut yang ada di wajah. Makanya saat ini diedukasi untuk jangan memegang wajah, karena beresiko masuk ke mukosa," katanya saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/3/2020).

Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit juga mengimbau selain cuci tangan, hal penting yang harus dilakukan adalah tidak menyentuh wajah. Sebab orang akan lebih mudah mendapatkan virus saat menyentuh permukaan benda daripada dari droplet seseorang yang terinfeksi.

"Nggak boleh pegang muka, karena resiko virus corona akan mudah masuk ke tubuh lewat wajah," pungkasnya.

Kebiasaan Gigit Kuku Tingkatkan Risiko Tertular Virus Corona COVID-19

Kalau punya kebiasaan gigit kuku, baiknya ditinggalkan dulu ya. Sebab ahli menyebut mereka yang suka gigit kuku berisiko lebih tinggi tertular penyakit menular, seperti yang sedang heboh saat ini, virus corona.
Spesialis penyakit infeksi, Purvi Parikh dari Langone Medical Center Universitas New York, menyebut penggigit kuku punya risiko lebih tinggi karena semua jenis bakteri, virus dan kotoran dapat terkumpul di bawah kukumu. Kalau tidak cuci tangan dengan baik, semua kotoran akan masuk lewat mulut dan meningkatkan risiko tertular penyakit.

"Setiap kali menyentuh wajah terutama aera mulut, hidung, dan mata, kamu bisa memindahkan semua kuman yang ada di kuku. Akan mudah sekali membuatmu sakit," katanya dikutip dari The Cut.

"Ada begitu banyak infeksi yang terjadi sepanjang tahun ini, dari bakteri hingga virus hingga flu. Tetapi selain itu, mengingat sekarang kita memiliki virus corona ini, ada lebih banyak alasan untuk tidak menggigit kuku," tambahnya.

Biar nggak sering gigit kuku, ada baiknya agar menjaga kuku tetap pendek. Bisa juga pakai cat kuku jadi kamu teralihkan karena nggak pengin bahan kimia masuk ke dalam tubuhmu.

Seringkali juga mereka yang punya kebiasaan gigit kuku melakukannya saat sedang bosan atau stres. Jadi daripada menggigit kuku, coba alihkan pikiran atau cari kegiatan lain seperti membaca buku atau nonton tv agar nggak gigit kuku terus-terusan.

Terpopuler Sepekan: Waspada COVID-19, Tangan Penumpang KRL Ini 'Diplastikin'

 Masyarakat Indonesia semakin dibuat khawatir oleh virus corona COVID-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Pasalnya, virus ini kini sudah masuk ke Indonesia dan menyebabkan 4 pasien positif.
Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih ketat dalam menjaga kesehatan dan kebersihan, terutama saat melakukan rutinitas dengan transportasi umum seperti KRL Commuter Line. Tak hanya menggunakan masker, ada juga yang menggunakan alat lain untuk melindungi dirinya.

Salah satunya yang berhasil ditemukan tim detikcom, seorang penumpang bapak-bapak sampai menggunakan sarung tangan plastik saat berpegangan di KRL dengan rute perjalanan Bekasi - Jakarta Kota. Ia masih menggunakannya hingga turun di Stasiun Manggarai.

Adapun seorang ibu yang mulai melakukan kebiasaan baru sebelum naik ke KRL. Saat hendak naik ke KRL, ia menggunakan hand sanitizer terlebih dahulu di kedua tangannya.

"Dikasih anak saya, disuruh pakai sebelum naik kereta. Ya mau aja serem juga kan," ujar ibu yang diketahui bernama Sulaihah pada detikcom, beberapa waktu lalu.

Tapi, meskipun masker dan hand sanitizer sudah mulai langka dan mahal, masyarakat yang menggunakan transportasi umum seperti ini masih terlihat santai seperti biasanya. Mereka hanya mulai sering menggunakan hand sanitizer yang disediakan di stasiun ataupun di dalam KRL yang dinaikinya.

Sama-sama Dansa, Ini Bedanya Dance Sport Vs Social Dance

Empat kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia saling terhubung dalam sebuah acara dansa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Tidak banyak yang tahu, sebenarnya dansa juga termasuk olahraga lho!
Ada berbagai jenis dansa yang dikenal, ada yang kompetitif dan ada yang nonkompetitif. Dansa yang kompetitif biasa disebut 'dance sport' dan dinaungi oleh Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI). Sedangkan dansa yang nonkompetitif biasa disebut social dance dan sering dilakukan di pesta-pesta.

Titanno Bayuseto Dahono, seorang atlet dansa yang tergabung dalam IODI, menjelaskan bahwa olahraga dansa tak ubahnya seperti olahraga beladiri, misalnya wushu dan karate, yang memadukan olahraga dan seni. Klub dansa saat ini sudah cukup banyak, bahkan ada di kampus-kampus.

"Olahraga dansa bahkan di salah satu kampus sudah jadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Rencananya sih kami inginnya nanti bisa masuk ke sekolah-sekolah juga. Supaya lebih banyak lagi atlet muda olahraga dansa," kata Titan, ditemui detikcom di Jalan Gedung Raya Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (7/3/2020).

Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional.Sebagai cabang olahraga, dansa juga dikompetisikan hingga level internasional. Foto: Ari Saputra/detikHealth
Salah satu jenis dansa yang kompetitif adalah Cha Cha Cha yang juga termasuk kategori Latin Dance. Ciri khasnya adalah gerakan yang energetik dan cepat, dan dibawakan oleh dua orang secara berpasangan.

"Walaupun ada banyak jenis variasi lagu, namun hitungan cha-cha-cha selalu sama yaitu 'two, three, four, and one' atau 'two, three, Cha-cha-cha!'. Itu kenapa disebut cha-cha-cha," jelas Titan yang turut memperkuat kontingen Timnas Dancesport Indonesia di Sea Games 2019.

Ingin mengenal lebih dalam olahraga dansa? Ikuti terus ulasannya di detikHealth.

Dokter Larang Sentuh Wajah Agar Tidak Mudah Tertular Virus Corona

Selain memakai masker bagi yang sedang sakit dan sering mencuci tangan, para ahli juga mengimbau agar tidak menyentuh wajah sehingga tak mudah tertular virus corona. Menyentuh muka dengan tangan sebenarnya kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan sulit dihilangkan.
Namun tangan bisa membawa virus dan bakteri dari luar sehingga kita dianjurkan untuk tidak sering menyentuh wajah dengan tangan.

Spesialis kulit dan kelamin dari DNI Skin Centre, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, mengatakan saat ini virus corona bisa hidup di lingkungan selama berjam-jam sehingga berisiko melekat pada tangan saat memegang benda.

"Apabila di tangan melekat virus maka sangat berisiko masuk ke dalam tubuh melalui mukosa mata, hidung, mulut yang ada di wajah. Makanya saat ini diedukasi untuk jangan memegang wajah, karena beresiko masuk ke mukosa," katanya saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/3/2020).

Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit juga mengimbau selain cuci tangan, hal penting yang harus dilakukan adalah tidak menyentuh wajah. Sebab orang akan lebih mudah mendapatkan virus saat menyentuh permukaan benda daripada dari droplet seseorang yang terinfeksi.

"Nggak boleh pegang muka, karena resiko virus corona akan mudah masuk ke tubuh lewat wajah," pungkasnya.
https://indomovie28.net/the-high-frontier/