Rabu, 17 Juni 2020

Awas! Salah Posisi Duduk Ternyata Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Beberapa orang melakukan aktivitas atau pekerjaan dengan duduk berjam-jam dan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Padahal duduk adalah salah satu faktor penting yang menentukan kesehatan kita.
Selain harus memperhatikan durasi atau lamanya saat duduk, kita juga harus memperhatikan posisi duduk kita. Posisi duduk yang salah dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Mengapa?

Anjasmara, seorang aktor sinetron yang saat ini juga bekerja sebagai instruktur yoga mengatakan bahwa posisi duduk yang terlalu bungkuk akan menekan jantung kita dan menyebabkan serang jantung.

"Posisi duduk yang salah akan menyebabkan serangan jantung. Karena posisi kita terlalu bungkuk akan menekan bagian jantung," ujar Anjasmara saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).

Selain itu, menurutnya posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti sakit pada punggung dan kelelahan. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa kita harus mulai memperhatikan posisi duduk kita dan melakukan sedikit olahraga ringan di tempat duduk.

Simulasi Penanganan Corona di RSUD Seoselo Tegal

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeselo Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menggelar simulasi penanganan pasien yang terserang virus corona, Rabu (4/3/2020) siang. Simulasi ini sebagai langkah antisipasi jika terjadi lonjakan penderita yang tertular virus corona dari kalangan Tenaga Kerja Indonesia.
Simulasi ini dihadiri Wakil Bupati Tegal, Sabililah Ardi, Dirut dan jajaran medis RSUD Soeselo, Kepala Dinas Kesehatan, serta anggota Komisi IX DPRRI, Dewi Aryani. Kegiatan simulasi ini sekaligus melakukan pengecekan kesiapan RSUD Soeselo sebagai rumah sakit rujukan pasien virus corona yang meng-cover empat kabupaten dan kota di wilayah pantura barat.

Simulasi menggunakan skenario pasien datang sendiri tanpa rujukan dari Faskes lain. Diperankan, pasien dengan kondisi batuk, pilek, sesak nafas, datang ke IGD dan diterima oleh satpam. Kemudian di screening oleh satpam, selanjutnya diberi masker, dan diantar ke ruang Triase IGD.

Proses berikutnya dilakukan sampai pasien ini ditempatkan di ruang isolasi dan diperiksa laboratorium. Selama di ruang perawatan isolasi, pasien diawasi secara ketat dan tidak boleh melakukan kontak dengan siapapun.

Dirut RSUD Soeselo dr Guntur MT mengatakan, saat ini pihaknya sudah siap dalam menangani pasien virus corona. Termasuk ketersediaan tenaga medis dan fasilitas lainnya.

"Kebetulan hari ini dapat undangan work shop untuk penanganan terbaru covid 19 di kementeriabn kesehatan," ujar dr Guntur MT kepada wartawan.

Dirut RSUD Soeselo menambahkan, meski secara umum sudah siap, namun ada hal yang masih dianggap kurang, yakni ketersediaan APD. Alat pelindung diri yang ada di rumah sakit ini masih belum mencukupi jika terjadi lonjakan pasien.

"Alatnya ini kan disposible atau sekali pakai. Kami perlu antisipasi jika terjadi lonjakan pasien," imbuhnya.

Tidak menutup kemungkinan, lanjut dr Guntur, ke depan akan ada lonjakan pasien yang terkena virus corona. Perkiraan lonjakan pasien corona ini didasari banyaknya warga Kabupaten Tegal yang bekerja di luar negeri sebagai TKI.

"Dengan jumlah TKI asal Kabupaten Tegal sekitar 50 ribu orang, kita harus antisipasi. Makanya kita butuh dukungan pemerintah untuk APD. Kita pesen (APD) dimanapun sudah tidak ada," tuturnya.

Soal kekhawatiran terjadinya lonjakan pasien dari kalangan TKI dan minimnya APD, Anggota Komisi IX, Dewi Aryani akan menyampaikan masalah ini langsung ke Kementerian Kesehatan. Masalah ini, menurut Dewi Aryani mendesak harus diperhatikan karena wilayah pantura barat baik Kabupaten Tegal, dan Brebes memiliki jumlah TKI yang cukup besar.

"Kita harus antisipasi barangkali ada serbuan pasien. Terutama di Kabupaten Tegal dan Brebes, banyak warga yang bekerja di negara negara yang terkena corona. Contohnya ABK baik kapal nelayan maupun niaga juga berlayarnya di Eropa, Hongkong, Taiwan, dan bahkan China. TKI perempuan banyak yang kerja di Hongkong Malaysia, China dan Singapura," bebernya.

Saat ini, tandas Dewi, mungkin belum terlihat adanya lonjakan, namun menjelang puasa dan lebaran akan banyak yang pulang kampung, sehingga harus antisipasi.

"Untuk saat saat ini sih cukup. Tapi nanti kalau terjadi lonjakan, rumah sakit jangan sampai tidak siap dalam menangani," tambahnya.
https://nonton08.com/the-caretaker/

Bukan Panic Buying, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan untuk Cegah Virus Corona

Munculnya kasus virus corona baru di Indonesia banyak membuat sebagian warga panik. Beberapa di antaranya bahkan ada yang sampai membeli masker, hand sanitizer, dan kebutuhan lainnya dengan jumlah yang begitu banyak.
Sebenarnya bukan itu langkah yang tepat untuk cegah penularan COVID-19. Berikut 5 langkah yang perlu kamu perhatikan untuk cegah virus corona baru, dikutip dari Health:

1. Kenali gejala virus corona COVID-19
Gejala COVID-19 sangat mirip dengan pilek atau flu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pecegahan Penyakit AS (CDC), gejala dari virus corona baru meliputi demam, batuk, dan sesak napas. Namun di sebagian kasus ditemukan kalau mereka yang terinfeksi COVID-19 mengalami diare dan muntah satu atau dua hari sebelum muncul demam dan kesulitan bernapas.

COVID-19 memiliki masa inkubasi yang lebih lama, mirip dengan virus corona mematikan lainnya yaitu MERS-CoV. CDC mengatakan bahwa gejala COVID-19 dapat muncul hanya dalam dua hari, atau selama 14 hari, setelah terpapar virus. Bahkan di beberapa kasus ada yang sama sekali tidak menunjukkan gejala yaitu disebut asimtomatik.

2. Waspada bagaimana virus menyebar
Menurut CDC, COVID-19 menyebar antarmanusia melalui droplet atau tetesan yang keluar saat batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi. Perlu diingat kalau kontak dekat ini diartikan berada dalam jarak kurang lebih enam kaki. Penelitian baru juga menunjukkan kalau COVID-19 ini dapat menyebar melalui penularan tinja, serta melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi.

3. Batasi perjalanan
COVID-19 telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional oleh WHO. Baiknya hindari perjalanan ke tempat di mana pasien COVID-19 terinfeksi.

4. Lakukan langkah-langkah pecegahan
Daripada menggunakan masker, CDC menyarankan langkah yang lebih efektif untuk mencegah tertularnya virus corona baru. Berikut beberapa hal pencegahan yang perlu kamu tahu:

- Jika tidak enak badan, alangkah baiknya untuk berdiam diri di rumah sampai sembuh.
- Menjaga kontak dengan orang sakit.
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air.
- Penggunaan hand sanitizer bisa menjadi alternatif asal memiliki kandungan alkohol setidaknya 60 persen.
- Bersihkan benda-benda yang sering disentuh.

5. Jangan diskriminasi pasien COVID-19
WHO mengimbau publik untuk tidak mendiskriminasi orang yang terinfeksi virus corona baru. Hal ini bisa membuat pasien nantinya cenderung menyembunyikan penyakit mereka dan akhirnya tidak mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin karena takut dibully.

Awas! Salah Posisi Duduk Ternyata Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Beberapa orang melakukan aktivitas atau pekerjaan dengan duduk berjam-jam dan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Padahal duduk adalah salah satu faktor penting yang menentukan kesehatan kita.
Selain harus memperhatikan durasi atau lamanya saat duduk, kita juga harus memperhatikan posisi duduk kita. Posisi duduk yang salah dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Mengapa?

Anjasmara, seorang aktor sinetron yang saat ini juga bekerja sebagai instruktur yoga mengatakan bahwa posisi duduk yang terlalu bungkuk akan menekan jantung kita dan menyebabkan serang jantung.

"Posisi duduk yang salah akan menyebabkan serangan jantung. Karena posisi kita terlalu bungkuk akan menekan bagian jantung," ujar Anjasmara saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).

Selain itu, menurutnya posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti sakit pada punggung dan kelelahan. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa kita harus mulai memperhatikan posisi duduk kita dan melakukan sedikit olahraga ringan di tempat duduk.
https://nonton08.com/knight-of-cups/