Minggu, 21 Juni 2020

Unggah Video di Medsos, Ini Doa Sri Mulyani di Ulang Tahun Jokowi

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini berulang tahun yang ke-59. Para menteri dan tokoh pun mengucapkan selamat sambil mengirimkan doa untuk orang nomor 1 di Indonesia itu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati misalnya, melalui akun Instagramnya mengunggah kumpulan potongan-potongan video Jokowi. Dia juga menyertakan kalimat di postingannya berupa doa untuk Jokowi.

"Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kesehatan dan segala kebaikan kepada Bapak dalam memimpin Indonesia menghadapi masa sulit ini," tulis Sri Mulyani dalam akun Instagramnya, Minggu (21/6/2020).

Sri Mulyani menilai, Jokowi merupakan pribadi yang ramah dan terbuka. Meski begitu sebagai pemimpin, Jokowi dinilai tegas mengawal anak bangsa dalam keberagaman.

"Pemimpin negara yang amanah memperjuangkan Indonesia Maju. Selamat ulang tahun ke 59 Presiden RI, Bapak Joko Widodo @jokowi," tuturnya.

Genjot Daya Saing, Bank KEB Hana Ganti Nama

Bank asal Korea Selatan di Indonesia, PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank KEB Hana) mengumumkan perubahan merek. Kini Bank KEB Hana berubah menjadi Bank Hana.
Direktur Utama Bank Hana Park Sung Ho mengatakan penyatuan visi dan misi perusahaan sebagai Bank Hana diyakini mampu menciptakan solusi untuk layanan yang lebih baik dan memperkuat daya saing perusahaan di kelas global.

"Bank Hana merupakan merek yang sudah digunakan sejak lama yang memiliki arti dalam Bahasa Korea yakni Satu. Kami senang dengan perubahan merek ini karena dengan ini berarti semakin satu visi dan misi dengan grup. Kami berharap rebranding Bank Hana dapat menghilangkan ketidaknyamanan sekaligus dapat meningkatkan daya saing di Indonesia maupun global melalui konsistensi merek yang telah digunakan oleh grup," ujar Park Sung Ho dalam keterangannya, Minggu (21/6/2020).

Dia mengatakan, logo Bank Hana memiliki lima filosofi yang diusung perusahaan yakni Leader berarti bank terkemuka di domestik maupun internasional; Human-Touch berarti bank yang fokus terhadap kebahagiaan nasabah; Trust berarti bank terpercaya yang merupakan inti dari industri keuangan; Dynamic berarti bank dinamis yang terus mengembangkan teknik finansial terdepan dengan memegang visi yang jelas serta perencanaan perubahan positif; dan terakhir Global berarti menjadi industri keuangan global yang terdepan.

Sementara itu, Direktur Keuangan Bank Hana Park Jong Jin menjelaskan dengan perubahan merek ini tidak mengubah posisi saham perusahaan yakni Bank KEB Hana Korea 69,01%, LINE Financial 20%, International Finance Corporation (IFC) 9,98%, dan 1,01% adalah milik perseorangan.

Bank Hana di Indonesia saat ini memiliki jaringan sebanyak 59 kantor layanan di seluruh Indonesia. Tak hanya di ATM milik perusahaan, Bank Hana juga dapat diakses di lebih dari 120 ribu ATM PRIMA, lebih dari 1,9 juta ATM dalam jaringan VISA, serta lebih dari 80 ribu ATM Bersama.

"Kami yakin dengan perubahan merek ini dapat dapat mendorong perekonomian Indonesia lebih baik lagi dengan mengutamakan layanan dan perlindungan kepada nasabah," kata Park Jong Jin.

Park Sung Ho pun menambahkan penguatan merek menjadi salah satu cara perusahaan untuk mendorong perekonomian di Indonesia meski dalam situasi pandemi.

"Dengan lahir kembali sebagai One Bank, kami berharap dapat membawa suka cita di tengah situasi perekonomian tidak menentu karena pandemi serta menjadi optimisme baru bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutup Park Sung Ho.
https://nonton08.com/cast/shun-takagi/

Dahlan Iskan Bicara Taktik Pertamina Danai Proyek Ratusan Triliun

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali berbicara tentang PT Pertamina (Persero). Dia mengutarakannya melalui web pribadinya disway.id.
Seperti dikutip detikcom, Minggu (21/6/2020), Dahlan memberi judul tulisannya itu 'Ledakan Momentum'. Fokus tulisannya mengenai cara Pertamina menggarap 3 proyek kilang besar yang membutuhkan dana jumbo.

"Saya salut. Proyek kilang besar Pertamina ternyata tidak dihentikan. Khususnya yang di Balikpapan dan Cilacap. Dan juga Tuban. Hanya yang Bontang saya belum tahu. Dari mana dananya? Bukankah tiga proyek raksasa itu perlu --total-- sekitar Rp 450 triliun?" tulis Dahlan.

Menurutnya, terkait dana untuk kebutuhan proyek kilang tersebut kini penyelesaiannya bukan hanya masalah teknis tapi adalah taktik. Dalam taktik ini dibutuhkan ilmu entrepreneurship bukan lagi kemampuan manajerial.

"Ups... Bukan ilmu entrepreneurship, tapi kemampuan entrepreneurship. Ada perbedaan antara ilmu, skill, dan kemampuan. Dari tiga level itu entrepreneurship adalah kasta tertingginya. Jadi, dari mana pendanaannya? Bukankah kilang Balikpapan saja perlu USD 6,9 miliar? Cilacap USD 8,5 miliar? Dan Tuban USD 15,7 miliar? Ini sudah menyangkut bukan dari mana dananya. Tapi bagaimana taktik pendanaannya," tambahnya.

Dia menduga Pertamina menggunakan ilmu seperti yang digunakan pengusaha real estate. Ketika ada pembangunan perusahaan senilai Rp 100 triliun, saat memulai proyek pengusaha tersebut pasti hanya memegang usang secuil dari nilai proyek tersebut.

"Paling ia baru punya izin lokasi. Ditambah uang untuk membebaskan secuil tanah. Yakni tanah yang di posisi-posisi kunci saja. Sekaligus untuk mengunci tanah di belakangnya. Untuk membebaskan tanah selebihnya? Untuk membuat infrastruktur? Untuk membangun rumah atau apartemennya? Ia belum punya uang! Kok sudah dimulai? Sudah pula dijajakan kepada konsumen? Itulah kasta entrepreneur," terangnya.

Cara itu diyakininya juga diterapkan Pertamina. Proyek di tiga kilang itu tetap dijalankan meskipun dana internal tidak ada.

Meski tidak punya uang sebanyak itu, tapi Pertamina memiliki nama yang besar. Dengan modal itu tentu para kontraktor hingga pemasok rela antre demi mendapatkan proyek dari Pertamina.

"Lewat nama besar Pertamina itu, kontraktor, dan pemasok masih percaya. Tagihan pasti akan dibayar. Meski kadang harus kapan-kapan. Kontraktor dan pemasok masih akan rebutan. Inilah nafas proyek Pertamina yang sesungguhnya," tuturnya.

Dengan adanya kontraktor dan pemasok maka proyek kilang itu masih bisa jalan. Terutama bagi kontraktor dan pemasok yang rela dibayar kapan-kapan.

Itu baru sebagian dari sumber modal Pertamina untuk membangun 3 kilang tersebut. Sisanya, Dahlan yakin diambil dari keuntungan penjualan harian BBM yang dinilai harganya tidak wajar.

"Sebagian lagi kan dari Anda. Lewat pembelian BBM yang harganya lebih mahal dari seharusnya itu. Pertamina punya dana internal. Yang sebagian adalah pendapat harian jualan BBM itu," terangnya.

Dahlan mengaku mendukung taktik pendanaan seperti itu. Agar proyek tetap jalan Pertamina sedang menjalankan kemampuan entrepreneurial-nya.

Pertamina diuntungkan dengan jaminan produknya pasti terjual habis dengan cepat. Itu artinya Pertamina bisa menjaminkan punya pendapatan pasti.

Di titik itu Pertamina sudah berbeda dengan perusahaan properti yang tadi dijelaskan. Menurut Dahlan di titik itu Pertamina kalah kelas dengan perusahaan properti yang menjual rumah mengikuti harga pasar.

"Yang saya dukung adalah taktik entrepreneurship-nya di tiga proyek itu. Bukan soal harga jual yang dibuat kemahalan itu," ucapnya.
https://nonton08.com/cast/alan-oppenheimer/