Minggu, 28 Juni 2020

Escort Cantik Jadi Kontroversi Dikabarkan Dihamili Pemain Liga Inggris

Seorang escort jadi kontroversi karena dikabarkan dihamili oleh pemain liga Inggris yang namanya dirahasiakan. Seorang sumber menyebut bahwa Katy Morgan tidur dengan pesepak bola yang telah memiliki pasangan.

Katy telah melahirkan pada bulan Maret. Seperti dikutip The Sun, wanita 26 tahun itu bahkan telah melakukan tes DNA dan dikonfirmasi bahwa ayah dari anaknya adalah sang pesepak bola.

Menurut sumber terdekat Katy mengungkapkan bahwa pemain liga Inggris itu syok saat diberitahu Katy tengah mengandung anaknya. "Dia tidak mempercayai bahwa anak yang dikandung Katy adalah anaknya," ucap sumber yang menirukan perkataan Katy.

Hal tersebut seperti memalukan untuk pesepak bola misterius itu karena mengetahui teman-teman pemain sepak bolanya juga klien Katy. Katy sendiri diketahui sebagai escort dengan bayaran 1.500 poundsterling atau sekitar Rp 26 juta semalam.

Katy Morgan dan pemain bola tersebut kabarnya bermesraan sebanyak tiga kali pada 2019. Saat tahu hamil, Katy yakin bahwa bayi yang dikandungnya adalah anak dari pemain liga Inggris tersebut.

"Aku yakin saya hamil bulan Juli setelah dia menyewaku untuk bergabung di sebuah festival musik. Aku mengatakan padanya di akhir Agustus dan aku yakin ini anaknya," ungkap sumber.

Sumber menambahkan bahwa sang pesepak bola setuju akan membiayai anaknya setiap bulannya. Katy pun kini telah berhenti menjadi escort. Ia kini fokus untuk menjadi ibu dan merawat bayinya.

Sedotan Ramah Lingkungan Berbahan Unik yang Bisa Dimakan

Mengganti sedotan plastik sekali pakai dengan sedotan yang bisa digunakan berulang kali merupakan salah satu langkah kecil untuk membantu menyelamatkan lingkungan. Ada beberapa pilihan sedotan ramah lingkungan yang bisa dipakai seperti sedotan metal, fiber glass atau sedotan bambu.

Kini ada alternatif sedotan yang tak hanya ramah lingkungan tapi juga bisa dimakan. Perusahaan asal Malaysia menciptakan sedotan berbahan unik dari beras dan tapioka yang diberi nama Fan-Straws.

Andre dan Melissa, dua penciptanya, menemukan metode pembuatan sedotan berbahan makanan pada Februari 2020. Sedotan memiliki bentuk dan tekstur mirip sedotan plastik tapi aman untuk dimakan setelah minuman habis.

Jika tidak ingin dimakan, sedotan bisa dibuang dan tak akan menjadi timbunan sampah, karena 100 persen biodegradable atau mudah terurai. Bahkan bisa dijadikan pupuk bagi tanaman.

Seperti dikutip dari World of Buzz, sedotan keluaran Naked Wonders ini 100 persen organik dan akan terurai dalam waktu 90 hari setelah dibuang. Saat dibuang ke laut sedotan juga masih aman bagi lingkungan karena akan larut dan menjadi makanan bagi biota laut.

"Sedotan bisa bertahan 2-4 jam di minuman dingin dan 1-2 jam di minuman panas. Bagian terbaiknya adalah sedotan ini sama sekali tidak akan memengaruhi rasa minuman," kata Andre, salah satu pendiri Naked Wonders.

Karena terbuat dari pati, sedotan mungkin memiliki warna yang kurang elok bagi beberapa orang. Campuran beras dan tapioka menghasilkan warna nude atau putih off-white. Tapi justru warna alami itulah yang menginspirasi mereka untuk membuat nama brand dengan Naked Wonders.

Andre dan Melissa berharap bisa bekerjasama dengan industri lokal di bidang kuliner untuk menyediakan sedotan ini di restoran atau bisnis mereka. Saat ini sejumlah restoran lokal di Kuching, Malaysia, sudah menggunakan sedotan yang bisa dimakan ini di tempat mereka.
https://nonton08.com/bem-episode-6-subtitle-indonesia/

Kisah Wanita Tak Pernah Keluar Rumah Selama 26 Tahun karena Ibu Protektif

Menjadi orangtua tidaklah selalu mudah, terutama bagi mereka yang memiliki anak perempuan. Pastinya ada ketakutan-ketakutan tersendiri yang dirasakan.

Itulah yang kemudian membuat orangtua menjadi lebih protektif kepada sang anak. Walaupun memiliki maksud yang baik, terkadang ada saja orangtua yang sikap protektifnya berlebihan hingga terkesan menghalangi kebebasan sang anak.

Seperti kisah miris yang satu ini. Warga desa Arefinsky, Rusia, digegerkan dengan kemunculan seorang wanita berusia 42 tahun, yang untuk pertama kalinya keluar rumah setelah bertahun-tahun.

Nadezhda Bushueva tidak pernah menghirup udara luar selama 26 tahun. Bukan karena penyakit atau keterbatasan yang dimilikinya, melainkan karena sang ibu yang melarangnya keluar rumah.

Sejak Nadezhda Bushueva berusia 16 tahun atau duduk di kelas 2 SMP, ibunya yang kelewat protektif tidak pernah membiarkannya keluar dari rumahnya yang berada di desa Arefinsky, Rusia Barat. Hal itu membuat Nadezhda berhenti sekolah dan bergaul dengan teman-teman seusianya. Alasannya, sang ibu yang bernama Tatyana, ingin melindungi putrinya tersebut dari kejahatan di dunia luar.

Satu-satunya alasan Nadezhda akhirnya bisa pergi keluar rumah adalah ketika ibunya sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Saat dirinya keluar rumah, semua tetangga merasa kaget ketika melihatnya, terutama karena Nadezhda terlihat sangat lusuh, seperti orang yang tidak mandi dalam waktu yang lama. Para tetangganya pun lantas membawa Nadezhda ke kepala pemerintah setempat, Vasily Tovarnov.

Ketika berbicara dengan Vasily, Nadezhda mengaku bahwa dirinya tidak pernah cuci rambut selama 12 tahun, tidak mengganti pakaiannya selama lebih dari 12 tahun, mengonsumsi makanan kucing selama bertahun-tahun, serta berbagi tempat tidur bersama ibu dan kucing-kucing mereka. Lebih mengerikannya lagi, beberapa kucing tersebut diakuinya sudah mati.

"Jadi bagaimana jika ada kucing mati di sofa? Mungkin saya akan segera mati di sofa ini juga. Hidup saya lebih buruk daripada kucing. Seekor kucing memiliki lebih banyak hak. Saya tidak hidup, saya bahkan tidak ada. Saya orang mati yang berjalan," kata Nadezhda Bushueva.

Tidak ada yang tahu pasti bagaimana cara sang ibu membuat putrinya itu mau mengikuti perintahnya untuk tetap tinggal di dalam rumah. Namun yang jelas, saat sudah keluar rumah pun, Nadezhda tetap terlihat tidak ingin mengubah gaya hidupnya tersebut.

Larisa Mikheeva, direktur layanan jaminan sosial wilayah Vachsky, mengatakan kepada RIA Novosty bahwa wanita 42 tahun itu tidak bisa dipaksa untuk menjalani rehabilitasi. Sejauh ini, Nadezhda sendiri sudah menolak segala macam bantuan yang ditujukan kepadanya dan mengatakan bahwa dirinya menyukai dan merasa cocok dengan kehidupannya saat ini.

"Dia tidak cacat, dia tidak memiliki penyakit mental. Dia sudah dewasa, dia hanya tinggal bersama ibunya dan terbiasa dengan gaya hidup ini. Seseorang harus secara sukarela setuju untuk menerima beberapa layanan sosial. Jika mereka secara mental tidak dapat mengambil keputusan, kami tidak dapat memaksa mereka secara hukum," jelas Larisa.

Kisah mengejutkan Nadezhda Bushueva ini awalnya ditampilkan di sebuah acara televisi di Rusia 'By the Way' sekitar seminggu yang lalu. Sejak itu kisahnya kemudian menjadi viral dan beredar luas di media dan internet.
https://nonton08.com/eldlive-episode-10-subtitle-indonesia/