Senin, 29 Juni 2020

Terpopuler: Cerita Pria Bogor Divonis Tak Bisa Makan Mi Instan Seumur Hidup

Seorang pria berinisial T (23) dari Bogor viral di media sosial. Ia bercerita bagaimana dirinya lebih dari 10 tahun suka mengonsumsi mi instan hingga akhirnya jatuh sakit dan divonis oleh dokter tak bisa makan mi lagi seumur hidup.
"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan baik itu kuah atau goreng. Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tulis T dalam postingan di akun Facebook miliknya.

T mengaku di awal tahun 2020 mulai merasa ada yang aneh dengan kerongkongan dan lambungnya. Bahkan, saat buang air besar (BAB) fesesnya berwarna hitam pekat dan tercium aroma darah keluar dari mulutnya.

"Dokter yang menangani saya ya langsung kasih pantangan. Mulai detik itu juga saya nggak bisa konsumsi mi instan lagi," ucap pria yang juga hobi mengonsumsi makanan pedas, minuman bersoda, dan kopi ini.

Ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan pola makan tak sehat, seperti mengonsumsi mi berlebihan, memang bisa menyebabkan gastroesophageal reflux (GERD). Komplikasi dari kondisi ini mulai dari luka dalam, perubahan struktur kerongkongan, hingga peningkatan risiko kanker.

Spesialis onkologi radiasi dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, mengatakan sebetulnya kandungan pada mi instan tidak berbahaya bila dikonsumsi secara wajar. Hanya saja kadang beberapa orang tidak cermat memperhatikan komposisi makanannya sehingga malah jadi tidak sehat.

Mi instan diketahui memiliki kandungan natrium atau garam yang tinggi. Hal ini bisa jadi salah satu faktor risiko untuk kondisi hipertensi.

"Jadi, kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali, misalnya dalam seminggu satu atau dua masih oke. Tapi, ya jangan pagi, siang, sore, makan mie instan," jelasnya.

13 Provinsi Ini Laporkan Pasien Corona Sembuh Lebih Banyak dari Positif

Pasien virus Corona yang sembuh di beberapa provinsi ini disebut lebih banyak daripada kasus positif Corona. Pemerintah pada Minggu (28/6/2020) mengummkan penambahan kasus baru Corona sebanyak 1.198 orang, 1.027 dinyatakan sembuh, dan 34 meninggal dunia.
"Total sembuh hari ini dilaporkan adalah 1.027 sehinga akumulasinya untuk kasus sembuh sebanyak 22.936 orang," ujar Yuri dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Minggu (28/6/2020).

Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia pada Minggu (28/6/2020):

1. Jumlah kasus positif bertambah 1.198 menjadi 54.010.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 1.027 menjadi 22.936.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 35 menjadi 2.754.

Total ada 13 provinsi yang melaporkan penambahan kasus sembuh Corona lebih banyak dibandingkan kasus positif. Berikut sebaran provinsi yang melaporkan penambahan kasus sembuh lebih banyak dibandingkan kasus positif per 28 Juni:

Banten
- Sembuh: 17
- Kasus baru: 3

DI Yogyakarta
- Sembuh: 3
- Kasus baru: 2

DKI Jakarta
- Sembuh: 255
- Kasus baru: 125

Kalimantan Barat
- Sembuh: 8
- Kasus baru: 0

Kalimantan Timur
- Sembuh: 11
- Kasus baru: 9

Kalimantan Selatan
- Sembuh: 80
- Kasus baru: 73
https://indomovie28.net/star/melanie-papalia/

Terpopuler Sepekan: Dokter Telanjang Kok Malah Diviralkan?

Beberapa waktu lalu sempat viral video yang menunjukkan seorang wanita sedang telanjang di jalanan Surabaya. Sang pengunggah video menyebut wanita itu adalah dokter yang 'stres' karena suami dan anaknya meninggal terinfeksi virus Corona COVID-19.
Ketua RT setempat, Darojat, membenarkan bahwa wanita yang ada di video adalah seorang dokter. Hanya saja ia membantah isu samg wanita mengalami gangguan jiwa karena keluarganya meninggal.

"Tidak benar kalau meninggal karena Corona. Anak dan suaminya masih hidup dan dalam keadaan baik," kata Darojat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, dr Sutrisno, mengatakan saat ini sang dokter wanita sudah ditangani oleh psikiater tanpa dirawat di rumah sakit. Sementara sang pengunggah video ditangkap polisi di kawasan Jakarta Barat pada Minggu (21/6/2020) lalu.

"Sekarang orangnya dirawat. Biarlah dia segera memulihkan dirinya," kata dr Sutrisno.

Menanggapi kejadian viralnya wanita telanjang ini, ahli kesehatan jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari RS dr. H. Marzoeki Mahdi di Bogor mengatakan seharusnya orang-orang segera hubungi petugas dari dinas sosial atau aparat keamanan. Jangan melakukan tindakan yang malah bisa melecehkan harkat dan martabat.

"Mari kita juga menghindari memberikan stigma dan diskriminasi bagi orang dengan gangguan jiwa karena mereka dan keluarganya sudah cukup menderita dengan gangguan jiwa yang dialaminya," kata dr Lahargo saat dihubungi terpisah.

"Bila melihat dan menemukan orang dengan gangguan jiwa, segeralah menghubungi dinas sosial, aparat keamanan, atau pemerintahan setempat agar bantuan dapat segera diberikan. Hindari melakukan hal-hal yang melecehkan dan merendahkan harkat serta martabat mereka sebagai manusia," lanjutnya.

Terpopuler: Cerita Pria Bogor Divonis Tak Bisa Makan Mi Instan Seumur Hidup

Seorang pria berinisial T (23) dari Bogor viral di media sosial. Ia bercerita bagaimana dirinya lebih dari 10 tahun suka mengonsumsi mi instan hingga akhirnya jatuh sakit dan divonis oleh dokter tak bisa makan mi lagi seumur hidup.
"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan baik itu kuah atau goreng. Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tulis T dalam postingan di akun Facebook miliknya.

T mengaku di awal tahun 2020 mulai merasa ada yang aneh dengan kerongkongan dan lambungnya. Bahkan, saat buang air besar (BAB) fesesnya berwarna hitam pekat dan tercium aroma darah keluar dari mulutnya.

"Dokter yang menangani saya ya langsung kasih pantangan. Mulai detik itu juga saya nggak bisa konsumsi mi instan lagi," ucap pria yang juga hobi mengonsumsi makanan pedas, minuman bersoda, dan kopi ini.

Ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan pola makan tak sehat, seperti mengonsumsi mi berlebihan, memang bisa menyebabkan gastroesophageal reflux (GERD). Komplikasi dari kondisi ini mulai dari luka dalam, perubahan struktur kerongkongan, hingga peningkatan risiko kanker.

Spesialis onkologi radiasi dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, mengatakan sebetulnya kandungan pada mi instan tidak berbahaya bila dikonsumsi secara wajar. Hanya saja kadang beberapa orang tidak cermat memperhatikan komposisi makanannya sehingga malah jadi tidak sehat.

Mi instan diketahui memiliki kandungan natrium atau garam yang tinggi. Hal ini bisa jadi salah satu faktor risiko untuk kondisi hipertensi.

"Jadi, kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali, misalnya dalam seminggu satu atau dua masih oke. Tapi, ya jangan pagi, siang, sore, makan mie instan," jelasnya.
https://indomovie28.net/star/john-paul-howard/