Senin, 29 Juni 2020

Terpopuler Sepekan: Dokter Telanjang Kok Malah Diviralkan?

Beberapa waktu lalu sempat viral video yang menunjukkan seorang wanita sedang telanjang di jalanan Surabaya. Sang pengunggah video menyebut wanita itu adalah dokter yang 'stres' karena suami dan anaknya meninggal terinfeksi virus Corona COVID-19.
Ketua RT setempat, Darojat, membenarkan bahwa wanita yang ada di video adalah seorang dokter. Hanya saja ia membantah isu samg wanita mengalami gangguan jiwa karena keluarganya meninggal.

"Tidak benar kalau meninggal karena Corona. Anak dan suaminya masih hidup dan dalam keadaan baik," kata Darojat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, dr Sutrisno, mengatakan saat ini sang dokter wanita sudah ditangani oleh psikiater tanpa dirawat di rumah sakit. Sementara sang pengunggah video ditangkap polisi di kawasan Jakarta Barat pada Minggu (21/6/2020) lalu.

"Sekarang orangnya dirawat. Biarlah dia segera memulihkan dirinya," kata dr Sutrisno.

Menanggapi kejadian viralnya wanita telanjang ini, ahli kesehatan jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari RS dr. H. Marzoeki Mahdi di Bogor mengatakan seharusnya orang-orang segera hubungi petugas dari dinas sosial atau aparat keamanan. Jangan melakukan tindakan yang malah bisa melecehkan harkat dan martabat.

"Mari kita juga menghindari memberikan stigma dan diskriminasi bagi orang dengan gangguan jiwa karena mereka dan keluarganya sudah cukup menderita dengan gangguan jiwa yang dialaminya," kata dr Lahargo saat dihubungi terpisah.

"Bila melihat dan menemukan orang dengan gangguan jiwa, segeralah menghubungi dinas sosial, aparat keamanan, atau pemerintahan setempat agar bantuan dapat segera diberikan. Hindari melakukan hal-hal yang melecehkan dan merendahkan harkat serta martabat mereka sebagai manusia," lanjutnya.

Terpopuler: Cerita Pria Bogor Divonis Tak Bisa Makan Mi Instan Seumur Hidup

Seorang pria berinisial T (23) dari Bogor viral di media sosial. Ia bercerita bagaimana dirinya lebih dari 10 tahun suka mengonsumsi mi instan hingga akhirnya jatuh sakit dan divonis oleh dokter tak bisa makan mi lagi seumur hidup.
"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan baik itu kuah atau goreng. Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tulis T dalam postingan di akun Facebook miliknya.

T mengaku di awal tahun 2020 mulai merasa ada yang aneh dengan kerongkongan dan lambungnya. Bahkan, saat buang air besar (BAB) fesesnya berwarna hitam pekat dan tercium aroma darah keluar dari mulutnya.

"Dokter yang menangani saya ya langsung kasih pantangan. Mulai detik itu juga saya nggak bisa konsumsi mi instan lagi," ucap pria yang juga hobi mengonsumsi makanan pedas, minuman bersoda, dan kopi ini.

Ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan pola makan tak sehat, seperti mengonsumsi mi berlebihan, memang bisa menyebabkan gastroesophageal reflux (GERD). Komplikasi dari kondisi ini mulai dari luka dalam, perubahan struktur kerongkongan, hingga peningkatan risiko kanker.

Spesialis onkologi radiasi dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, mengatakan sebetulnya kandungan pada mi instan tidak berbahaya bila dikonsumsi secara wajar. Hanya saja kadang beberapa orang tidak cermat memperhatikan komposisi makanannya sehingga malah jadi tidak sehat.

Mi instan diketahui memiliki kandungan natrium atau garam yang tinggi. Hal ini bisa jadi salah satu faktor risiko untuk kondisi hipertensi.

"Jadi, kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali, misalnya dalam seminggu satu atau dua masih oke. Tapi, ya jangan pagi, siang, sore, makan mie instan," jelasnya.
https://indomovie28.net/star/john-paul-howard/

Terpopuler Sepekan: Virus Corona Diklaim Melemah, Pendapat Pakar Terbelah

 Beberapa pakar menyatakan bahwa virus Corona semakin lemah dan kurang mematikan. Salah satunya diungkapkan oleh ahli penyakit menular di Italia, Prof Matteo Basseti.
"Itu (virus Corona) yang awalnya di bulan Maret agresif seperti harimau, kini berubah seperti kucing liar," katanya dikutip dari Mirror.

Pernyataan ini disampaikannya setelah beberapa pasien yang berusia 80-90 tahun tak lagi menggunakan alat bantu atau ventilator ketika terinfeksi COVID-19. Prof Basseti juga memprediksi hal tersebut terjadi karena virus Corona bermutasi menjadi lebih lemah saat menyebar ke seluruh dunia.

Senada, dokter di Pusat Medis Universitas Pittsburg (UPMC) menyebut pasien Corona yang dirawat tak lagi memiliki keparahan seperti sebelumnya. Terlihat saat pengujian, jumlah virus yang ada dalam tubuh pasien lebih rendah daripada yang sebelumnya dirawat.

Namun tak sedikit juga para ahli yang meragukan pendapat tersebut. Keraguan ini disampaikan oleh seorang pejabat WHO, Michael Ryan.

"Kita perlu sangat berhati-hati untuk menciptakan kesan bahwa tiba-tiba virus tersebut atas kemauannya sendiri menjadi lebih tidak patogen. Sama sekali tidak seperti itu," kata Ryan dikutip dari Reuters.

Terpopuler Sepekan: Dokter Telanjang Kok Malah Diviralkan?

Beberapa waktu lalu sempat viral video yang menunjukkan seorang wanita sedang telanjang di jalanan Surabaya. Sang pengunggah video menyebut wanita itu adalah dokter yang 'stres' karena suami dan anaknya meninggal terinfeksi virus Corona COVID-19.
Ketua RT setempat, Darojat, membenarkan bahwa wanita yang ada di video adalah seorang dokter. Hanya saja ia membantah isu samg wanita mengalami gangguan jiwa karena keluarganya meninggal.

"Tidak benar kalau meninggal karena Corona. Anak dan suaminya masih hidup dan dalam keadaan baik," kata Darojat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, dr Sutrisno, mengatakan saat ini sang dokter wanita sudah ditangani oleh psikiater tanpa dirawat di rumah sakit. Sementara sang pengunggah video ditangkap polisi di kawasan Jakarta Barat pada Minggu (21/6/2020) lalu.

"Sekarang orangnya dirawat. Biarlah dia segera memulihkan dirinya," kata dr Sutrisno.

Menanggapi kejadian viralnya wanita telanjang ini, ahli kesehatan jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari RS dr. H. Marzoeki Mahdi di Bogor mengatakan seharusnya orang-orang segera hubungi petugas dari dinas sosial atau aparat keamanan. Jangan melakukan tindakan yang malah bisa melecehkan harkat dan martabat.

"Mari kita juga menghindari memberikan stigma dan diskriminasi bagi orang dengan gangguan jiwa karena mereka dan keluarganya sudah cukup menderita dengan gangguan jiwa yang dialaminya," kata dr Lahargo saat dihubungi terpisah.

"Bila melihat dan menemukan orang dengan gangguan jiwa, segeralah menghubungi dinas sosial, aparat keamanan, atau pemerintahan setempat agar bantuan dapat segera diberikan. Hindari melakukan hal-hal yang melecehkan dan merendahkan harkat serta martabat mereka sebagai manusia," lanjutnya.
https://indomovie28.net/star/frederic-buffaras/