Jumat, 03 Juli 2020

Studi: Mutasi Corona 3-9 Kali Lebih Mudah Menular Tapi Tak Lebih Berbahaya

 Sebuah studi menemukan bahwa mutasi virus Corona kini lebih mudah menular. Namun para ahli meyakini tampaknya mutasi tersebut tidak membuat virus Corona lebih berbahaya dibanding sebelumnya.
"Kami tahu bahwa virus baru (virus Corona COVID-19) telah bermutasi. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium, yang bekerja pada penelitian ini, mengatakan kepada CNN.

Mutasi disebut mempengaruhi protein spike, struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi. Para peneliti juga mempelajari apakah mutasi virus Corona ini dapat berpengaruh pada pengembangan vaksin Corona.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell, mengkonfirmasi bahwa mutasi virus Corona membuat Corona lebih cepat menyebar. Para peneliti menyebut mutasi baru G614 lebih menular daripada D614 yang ditemukan menyebar di Eropa dan AS.

"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 telah menyebar lebih cepat daripada D614," kata ahli biologi teoritis Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.

"Kami menafsirkan ini berarti bahwa virus itu kemungkinan lebih menular," tambah mereka.

"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit. Ini bisa menjadi kabar baik," kata Lawrence Young, seorang profesor onkologi medis di Universitas Warwick di Inggris.

Menurut para peneliti mutasi Corona G614 tiga hingga sembilan kali lebih menular dan berkembang biak lebih cepat di saluran pernapasan bagian atas hidung dan tenggorokan. Hal inilah yang kemudian menyimpulkan mengapa mutasi virus Corona lebih mudah menular.

David Montefiore dari Duke University dan rekannya juga menguji virus Corona di laboratorium. Mereka meneliti lebih jauh apakah jenis mutasi Corona berbentuk G memang lebih mudah menular daripada bentuk D.

"Kami dapat menguji apakah bentuk G dari virus lebih menular daripada bentuk D," kata Montefiore, direktur Laboratorium untuk Penelitian dan Pengembangan Vaksin AIDS, mengatakan kepada CNN.

"Semua hasil sepakat bahwa bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D. Kami sekarang memiliki bukti yang mendukung terkait analisis tentang urutan jenis virus Corona di seluruh dunia - bentuk G memiliki keunggulan yaitu lebih mudah menular," lanjutnya.

Kandidat Vaksin Corona Andalan WHO Tunda Uji Coba Tahap Akhir

Uji coba tahap akhir atau fase 3 kandidat vaksin Corona potensial produksi Moderna yang melibatkan 30 ribu partisipan diperkirakan akan dilakukan pada 9 Juli mendatang disebut ditunda pelaksanaanya.
Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat ini membuat perubahan rencana uji coba yang disebut Protocol, sehingga memundurkan tahap uji klinis fase tiga. Seorang peneliti yang tidak ingin disebutkan namanya dan terlibat dalam pembuatan vaksin tersebut menekankan perubahan ini bersifat umum tapi masih tidak jelas kapan uji coba akan dilaksanakan.

"Pemahaman saya adalah bahwa mereka ingin uji coba vaksin pertama pada Juli dan mereka mengatakan masih berkomitmen untuk itu," kata peneliti tersebut dikutip dari STAT News.

Pihak Moderna hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penundaan uji coba tersebut. Masih tidak jelas apakah penundaan dilakukan karena berhubungan dengan alasan keselamatan.

Mengembangkan dan memproduksi vaksin dalam skala besar memang merupakan tantangan tersendiri dan selalu ada halangan yang tak terduga. Misalnya uji coba pada hewan tampak menjanjikan tapi tidak memberikan hasil yang baik pada manusia. Atau bisa saja ada masalah dalam produksi vaksin.

Sebelumya Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan ada dua kandidat terdepan vaksin COVID-19, salah satunya yang dikembangkan oleh Moderna.

"Kami juga tahu vaksin Moderna juga akan masuk ke uji klinis fase tiga, mungkin mulai pertengahan Juli, dan agar calon vaksin tidak jauh di belakang," kata Chief scientistWHO) Soumya Swaminathan, dikutip dari Reuters.
https://cinemamovie28.com/search-out/

Ahli Bedah Berhasil Sambungkan Mr P yang Putus, Bisa Ereksi Lagi

Ahli bedah di Inggris telah berhasil menyambungkan kembali penis seorang laki-laki yang sudah putus selama hampir satu hari. Ini adalah waktu terlama sebuah organ tubuh kembali terpasang setelah terlepas dari tubuh tanpa adanya pasokan darah.
Bukan hanya berhasil terpasang dan bisa berfungsi sebagai saluran pembuangan urine, Mr P pasien tersebut juga bisa mengalami ereksi. Hal ini berkaitan karena pemasangan pembuluh darah arteri dan vena yang berhasil disambung kembali.

"Keberhasilan pembedahan ini seharusnya menyemangati para dokter untuk mencoba replantasi penis, bahkan dalam keadaan iskemia (kehilangan suplai darah) dalam waktu lama, karena adanya kemungkinan sukses dan potensi fisik dan efek psikososial dari kehilangan organ bagi pasien," tulis tim bedah dari University Hospitals Birmingham NHS Foundation Trust, Inggris, seperti dikutip Science Alert, Jumat (3/7/2020).

Perekatan kembali penis, atau replantasi, biasanya jarang terjadi. Namun saat amputasi penis terjadi, penting untuk tim medis bertindak cepat untuk memberikan kesempatan terbaik bagi jaringan tubuh yang akan direplantasi agar bisa tetap bertahan hidup.

Pemasangan kembali yang berhasil adalah prosedur darurat yang membutuhkan bedah mikro yang rumit, dengan masukan spesialis dari ahli bedah urologi dan plastik, sesegera mungkin.

Sayangnya prosedur ini kerap kali terlambat, karena tidak banyak dokter yang familiar dengan tindakan penyambungan kembali organ tubuh yang sudah terlepas. Ditambah dengan kondisi darurat ini tidak terdokumentasikan dengan baik di literatur.

Laporan operasi replantasi penis terakhir yang tercatat medis terjadi dua dekade lalu. Itu adalah penanganan replantasi penis milik bocah berusia 4 tahun, yang penisnya putus selama 18 jam setelah cedera.

Lalu, pasien pria berusia 34 tahun pernah juga dilaporkan punya riwayat skizofrenia paranoid, yang telah mencoba bunuh diri selama episode psikotik. Ia ditemukan setelah 15 jam kemudian, pasien segera dilarikan ke rumah sakit dan masuk ruang operasi.

Pembuluh darah utama penis bagian atas dengan cepat teridentifikasi, dan ternyata masih berfungsi baik. Untuk menghubungkan pembuluh vena yang terpotong, dokter mengambil vena 'cadangan' dari donor lengan.

Sayangnya, salah satu saraf utama yang putus tertarik terlalu jauh ke dalam untuk bisa disambungkan kembali. Beruntung pembuluh darah yang telah tersambung mengembalikan aliran darah ke jaringan penis pada saat yang tepat. Tim bedah dari Birmingham nyaris tidak berhasil melakukan replantasi dalam waktu di bawah 24 jam.

"Darah berhasil mengalir di arteri dengan baik dalam 8 jam setelah datang ke rumah sakit, ini berarti penis total mengalami iskemia selama 23 jam," tulis laporan tersebut.

Studi: Mutasi Corona 3-9 Kali Lebih Mudah Menular Tapi Tak Lebih Berbahaya

 Sebuah studi menemukan bahwa mutasi virus Corona kini lebih mudah menular. Namun para ahli meyakini tampaknya mutasi tersebut tidak membuat virus Corona lebih berbahaya dibanding sebelumnya.
"Kami tahu bahwa virus baru (virus Corona COVID-19) telah bermutasi. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium, yang bekerja pada penelitian ini, mengatakan kepada CNN.

Mutasi disebut mempengaruhi protein spike, struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi. Para peneliti juga mempelajari apakah mutasi virus Corona ini dapat berpengaruh pada pengembangan vaksin Corona.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell, mengkonfirmasi bahwa mutasi virus Corona membuat Corona lebih cepat menyebar. Para peneliti menyebut mutasi baru G614 lebih menular daripada D614 yang ditemukan menyebar di Eropa dan AS.

"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 telah menyebar lebih cepat daripada D614," kata ahli biologi teoritis Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.

"Kami menafsirkan ini berarti bahwa virus itu kemungkinan lebih menular," tambah mereka.

"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit. Ini bisa menjadi kabar baik," kata Lawrence Young, seorang profesor onkologi medis di Universitas Warwick di Inggris.

Menurut para peneliti mutasi Corona G614 tiga hingga sembilan kali lebih menular dan berkembang biak lebih cepat di saluran pernapasan bagian atas hidung dan tenggorokan. Hal inilah yang kemudian menyimpulkan mengapa mutasi virus Corona lebih mudah menular.
https://cinemamovie28.com/miss-fisher-and-the-crypt-of-tears/