Semakin maraknya kejahatan siber yang terjadi ternyata tak bisa membuat semua orang sadar akan pentingnya password akun yang mereka pakai di dunia maya.
Buktinya, dalam laporan yang dibuat oleh Ata Hakçıl, seorang mahasiswa teknik komputer, dari satu miliar password yang bocor di dunia maya, tujuh juta di antaranya adalah '123456', atau tepatnya satu dari 142 password.
Satu miliar password tersebut dikumpulkan dari 'data dump' hasil peretasan selama empat tahun ke belakang, dan jumlahnya terus meningkat karena semakin banyak perusahaan yang menjadi korban peretasan.
'Data dump' atau kumpulan data ini bisa ditemukan dengan mudah di dunia maya, tepatnya di situs seperti GitHub atau GitLab, atau bahkan beredar dengan bebas di bermacam forum hacking, demikian dikutip detikINET dari Zdnet, Sabtu (4/7/2020).
Selama bertahun-tahun, berbagai perusahaan teknologi sudah mengumpulkan kumpulan data hasil peretasan ini untuk diteliti. Seperti yang dilakukan Google, Microsoft, dan Apple. Data tersebut diteliti agar mereka bisa memperingatkan penggunanya saat mereka menggunakan password yang tak cukup kuat atau sudah terlalu sering dipakai.
Sementara dalam penelitian Hakçıl, dari satu miliar password itu hanya ada 168.919.919 password yang unik. Sementara ada lebih dari tujuh juta password yang isinya adalah '123456', yang bisa dibilang adalah password paling berbahaya saat ini karena sudah lima tahun berturut-turut menjadi password paling sering digunakan.
Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa rata-rata password hanya menggunakan 9,48 karakter, yang menurutnya tak cukup aman meski tak buruk juga. Kebanyakan peneliti keamanan menyarankan penggunaan password sepanjang mungkin, meski pada kenyataannya 16 sampai 24 karakter sudah cukup.
Masalah keamanannya tak cuma itu, melainkan juga soal kompleksitas. Menurut peneliti asal Turki itu hanya 12% dari semiliar password yang menggunakan karakter khusus.
Dalam kebanyakan kasus, pengguna menggunakan password yang sederhana dengan menggunakan huruf (29%) dan angka (13%). Ini artinya 42% dari semua password itu mudah untuk ditebak menggunakan metode brute force, alias mencoba-coba password.
Twitter Janji Hadirkan Fitur Edit, Asalkan...
Kemampuan untuk mengedit cuitan merupakan salah satu fitur yang paling sering diminta pengguna Twitter. Kini perusahaan media sosial tersebut mengatakan akan menghadirkan fitur edit tapi dengan satu syarat.
Twitter sebelumnya selalu menolak untuk menghadirkan fitur tersebut meski sudah diminta oleh banyak pengguna. Tapi mereka sepertinya berubah pikiran dan mengatakan akan menghadirkan fitur edit jika semua orang mau mengenakan masker.
"Kalian akan mendapatkan tombol edit jika semua orang mengenakan masker," tulis Twitter dalam cuitannya.
Dikutip detikINET dari NDTV, Sabtu (4/7/2020) dalam cuitan terpisah Twitter menegaskan bahwa mereka akan menghadirkan fitur ini jika semua orang sudah menggunakan masker. "Semua orang artinya SEMUA ORANG," tulisnya dalam cuitan selanjutnya.
Cuitan Twitter ini langsung disambut dengan kehebohan oleh penggunanya. Ada beberapa yang membalas cuitan ini dengan cuitan penuh typo, yang menegaskan perlunya tombol edit untuk memperbaiki cuitan.
Ada juga yang langsung semangat mengajak pengguna lainnya untuk menggunakan masker karena sudah sangat menanti-nanti fitur edit di Twitter.
Tapi ada juga yang menganggap Twitter menjadi politis karena mengambil sikap dalam perdebatan soal penggunaan masker yang memang masih ramai di Amerika Serikat. Menggunakan masker memang menjadi isu panas di AS karena ada beberapa kelompok yang enggan menggunakan masker karena berbagai alasan.
Fitur edit memang selalu dinanti-nanti oleh pengguna Twitter. Tapi CEO Twitter Jack Dorsey dalam wawancara dengan WIRED pada awal tahun ini mengatakan ia mungkin tidak akan menghadirkan fitur tersebut karena bisa disalahgunakan dan membantu penyebaran misinformasi.
https://cinemamovie28.com/god-of-gamblers/