Minggu, 05 Juli 2020

Sederet Cara Dapatkan Modal Buat Buka Usaha

 Memiliki modal menjadi salah satu masalah dalam memulai usaha. Meski sudah memiliki rencana yang bagus untuk membuka usaha, semua tidak bisa berjalan kalau tidak ada modal.
CEO Investor Muda Jason Gozali menjelaskan beberapa cara bagi para wirausaha untuk dapat modal memulai usahanya. Cara yang pertama adalah mencari permodalan dengan memberikan langsung proposal ke pemilik modal. Misalnya mau membuka startup, bisa mencoba lewat institusi venture capital.

"Kalau bisnis butuh modal, salah satu cara buat mendapatkannya adalah lewat banyak institusi venture capital, tinggal submit aja dicoba siapa tahu ada investor yang mau modalin," ungkap Jason dalam talk show bersama BNPB yang ditayangkan di YouTube, ditulis Minggu (5/7/2020).

Meminjam uang juga jadi opsi untuk dapat modal. Jason menyarankan meminjam uang bisa langsung ke orang terdekat, orang tua, keluarga, ataupun teman. Pasalnya, untuk meminjam ke bank, tak semua bisnis bisa diterima bank.

"Bisa juga pinjam, lebih baik ke orang tua, family, and friend, kan kalau bank susah juga ya. Nggak semua bisnis bisa diterima bank," ujar Jason.

Jason juga bercerita, bisa saja seorang wirausaha negosiasi dengan beberapa supplier. Kemudian melakukan sistem konsinyasi, menjual barang tanpa modal, kalau barang laku baru mendapatkan bagi hasil.

"Saya juga punya banyak kisah, kalau teman saya bisa jualan sesuatu sistem konsinyasi. Jadi supplier percaya sama dia, dikasih barangnya ke teman saya tanpa modal, barang laku baru bagi hasil," papar Jason.

Sementara itu, menurut Nadhifa Maulidiya seorang pelaku UMKM pembuat masker mengatakan dirinya memulai usaha dengan bermodalkan uang tabungannya. Dia mengatakan butuh sedikit nekat juga untuk memulai usaha dengan bermodalkan tabungan pribadi.

"Modal saya nggak banyak, semua pakai hasil tabungan aja, plus nekat aja lah. Pelan-pelan kan ada pemasukan. Apalagi kalau produksi pertama banyak yang minat ya kan kita tingkatkan produksi, berarti pemasukan nambah lagi," jelas Nadhifa.

Penjelasan Kementan soal Kalung 'Antivirus' Corona yang Kini Disorot

 Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal kalung 'antivirus' Corona. 'Antivirus' tersebut saat ini menjadi sorotan dan tak jarang menuai kritik.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menegaskan produk antivirus Corona berbasis tanaman atsiri (eucalyptus) akan diproduksi masal melalui pihak swasta. Menurutnya, Kementan hanya melakukan penelitian serta uji laboratorium saja.

"Kita sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta dan mereka sepakat untuk memproduksi produk tersebut secara masal," ujar Fadjry dalam keterangan tertulis Kementan, Minggu (5/7/2020).

Dalam proses produksinya, Balitbangtan telah menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk membantu memasarkannya ke masyarakat. Tak hanya dalam negeri saja, Balitbangtan tengah melakukan pendekatan kerjasama dengan mitra asing seperti perusahaan pharmaceuticals dari Jepang Kobayashi dan Aptar Pharma dari Rusia.

Kedua perusahaan tersebut sudah memiliki cakupan pemasaran di berbagai negara mulai dari Asia Tenggara, China, Jepang, Amerika Serikat, Rusia hingga Eropa.

"Saya harap kerja sama yang kami coba lakukan ini bisa mempercepat produksi massal produk antivirus itu demi memenuhi permintaan masyarakat luas. Sehingga paling tidak kita bisa berkontribusi juga terhadap penekanan penyebaran COVID-19," paparnya.

Produk antivirus tersebut tersedia dalam berbagai bentuk seperti inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser.

Sementara itu, Kepala Balai Besar penelitian Veteriner, Indi Dharmayanti menjelaskan bahwa produk ini efektif digunakan setiap hari. Sebab hanya dengan 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100 persen.

"Produk ini dapat melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut," kata Indi.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-9/

Pendapatan Masyarakat RI Naik Kelas, Ini Target Jokowi Selanjutnya

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik laporan Bank Dunia yang menunjukkan Indonesia telah naik kelas dari sisi pendapatan perkapita. Kini Jokowi menargetkan Indonesia bisa keluar dari jebakan negara kelas menengah.
Pada 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia mengumumkan bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia naik dari posisi sebelumnya $3.840 menjadi $4.050. Dengan demikian, Indonesia kini dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country) dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income country).

"Capaian ini patut kita syukuri bahwa kita berjalan ke arah yang benar, bahwa kita harus terus melangkah maju menuju ke negara berpenghasilan tinggi. Dengan mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Jokowi dilansir dari laman resmi Presiden RI, Minggu (5/7/2020).

Meski demikian, Jokowi memandang menjadi negara berpenghasilan tinggi bukanlah hal yang mudah. Sebab banyak negara-negara dunia ketiga yang sudah puluhan tahun bahkan mendekati satu abad hanya berhenti sebagai negara berpenghasilan menengah, atau terjebak pada middle income trap.

"Itulah yang tidak kita inginkan. Pertanyaannya, apakah kita mempunyai peluang untuk keluar dari middle income trap? Saya jawab tegas, kita punya potensi besar. Kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap. Kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," tegasnya.

Kepala Negara melanjutkan, untuk mencapai hal tersebut tentu dibutuhkan prasyarat. Beberapa di antaranya yaitu infrastruktur yang efisien yang mulai dibangun oleh pemerintah, dan cara kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil. Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul, produktif, inovatif, dan kompetitif.

"Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan untuk kemajuan Indonesia," imbuhnya.

Tugas mulia pendidikan tinggi tersebut tentu tidak bisa dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja. Menurut Jokowi, sudah sepatutnya dunia pendidikan tinggi mengembangkan cara dan strategi baru yang smart-short-cut dan out of the box, sehingga tidak hanya disibukkan dengan urusan administrasi semata.

Jokowi menyadari permasalahan pendidikan tinggi sangat kompleks. Ribuan anggota FRI juga memiliki kemampuan yang bervariasi, dari yang sudah berkompetisi di tingkat dunia, hingga yang masih berjuang dengan masalah kekurangan dosen, perpustakaan tidak layak, dan kelas yang tidak memadai. Justru karena itulah, Presiden berpandangan bahwa cara-cara yang luar biasa harus terus dikembangkan.

"Pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi kita. Krisis telah memaksa kita untuk mengembangkan cara-cara baru. Membangun norma-norma baru membangun standar kebaikan dan kepantasan yang baru," jelasnya.

"Kuliah daring yang selama ini sangat lamban dijalankan sekarang sangat berkembang. Kuliah daring telah menjadi new normal bahkan menjadi next normal. Dan saya yakin akan tumbuh normalitas-normalitas baru yang lebih inovatif dan lebih produktif," tutupnya.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-12/