Minggu, 05 Juli 2020

Jangan Panik, Ini Hikmah Penurunan Nilai Reksa Dana

Banyak investor reksa dana yang mengalami penurunan nilai investasi selama masa pandemi wabah COVID-19. Apalagi untuk jenis reksa dana saham yang ikut turun akibat merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menjelaskan, wajar jika produk reksa dana turun jika underlying asetnya juga mengalami penurunan. Bukan hanya jenis saham, reksa dana jenis lain jika underlying asetnya turun nilainya juga ikut turun .

Namun penurunan nilai reksa dana bukan berarti investor itu sudah mengalami kerugian. Selama dia belum mencairkan reksa dananya maka investor masih memiliki peluang untuk mendapatkan gain. Sebab jika sentimen negatif terhadap underlying aset sudah berlalu ada potensi nilainya kembali naik.

"Kerugian baru terjadi ketika investor melakukan redemption atas reksa dana yang dimilikinya," ujar Parto dalam keterangan tertulis dilansir Minggu (4/7/2020).

Parto mengingatkan, investasi reksa dana juga pernah mengalami goncangan luar biasa seperti pada krisis di 1998 dan 2008. Namun setelah krisis itu berlalu nilai reksa dana kembali naik.

Justru menurutnya saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan investasi di reksa dana. Sebab dengan banyaknya penurunan, maka banyak produk reksa dana yang nilainya terdiskon. Itu artinya ketika pulih kembali ada potensi mendapatkan keuntungan yang jauh lebih tinggi.

"Justru kalau ada uang sekarang waktunya top up, jadi harga rata-ratanya semakin baik. Ini saatnya membalikkan kerugian," tuturnya.

Oleh karena itu, Parto menyarankan, dalam situasi krisis akibat Pandemi COVID-19 seperti saat ini sebaiknya investor tidak panik atau melakukan redemption reksa dananya. Sebab, selama unit penyertaan masih ada di rekening investor, penurunan aset reksa dana yang terjadi baru menciptakan potensi kerugian.

Belakangan ini industri reksa dana juga terguncang ketika 13 manajer investasi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Asuransi Jiwasraya. Hal itu membuat investor panik dan membuat nilai reksa dana turun.

Jangan Takut Mulai Usaha di Tengah Corona, Ini Caranya!

 Buka usaha menjadi salah satu cara untuk menambah pundi-pundi keuntungan. Namun, terkadang dilema sering muncul saat memilih produk apa yang akan dijual, juga ada ketakutan rugi.
CEO Investor Muda Jason Gozali memberikan tips dalam memilih suatu produk yang akan dijual, seorang wirausaha harus paham dua teori pasar. Pasar red ocean dan blue ocean.

Pertama, pasar red ocean, barang-barang yang dijual adalah barang yang benar-benar dibutuhkan saat ini, barangnya pun pasti laku dijual. Hanya saja, barang red ocean memilki banyak pesaing. Dia mencontohkan jualan masker di tengah pandemi.

"Pasar itu ada dua, pertama pasar red ocean, kayak misalnya, semua jual masker sekarang. Maka kalau mau bertahan dalam jual masker ya kita harus bikin beda, misalnya masker transparan, atau yang ada logo tertentu," ungkap Jason dalam talk show bersama BNPB yang ditayangkan di YouTube, ditulis Minggu (5/7/2020).

Jason menekankan, bahwa barang yang dijual di pasar red ocean harus memiliki strategi pemasaran yang menarik untuk membedakan diri dengan produk serupa yang banyak beredar.

"Nah kalau yang red ocean itu semua yang dijual adalah barang yang bisa laku mudah. Tapi strategi pemasarannya harus berbeda dan unik," kata Jason.

Kemudian ada pasar blue ocean, barang-barang yang dijual adalah yang masih sangat sedikit saingannya. Biasanya barang baru, ataupun hasil inovasi.

Jason mengingatkan, kemungkinan karena barang blue ocean terbilang baru, beberapa ejekan akan menyasar si penjualnya. Maka dari itu, sebagai wirausaha harus tetap teguh memberikan penjelasan soal barang yang dia jual.

"Lalu ada juga pasar blue ocean yang orang belum lakukan sama sekali, nah itu sedikit pesaingnya. Cuma kalau yang blue ocean itu harus tahan kalau sering dijelek-jelekin, karena kita bawa hal baru," ungkap Jason.

Jason mencontohkan, zaman dahulu saat salah satu merek air mineral dalam kemasan baru muncul, konsep aid minum di dalam botol plastik sempat diremehkan. Namun sekarang buktinya bisa laku, dan banyak yang buka usaha serupa.

"Sama seperti Aqua tuh, dulu diledekin, siapa orang mau beli minuman di botol plastik? Eh sekarang laku, banyak yang ikutin. Jadi blue ocean ini resikonya lebih tinggi tapi hasil maksimal," pungkas Jason.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-18/

Penjelasan Kementan soal Kalung 'Antivirus' Corona yang Kini Disorot

 Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal kalung 'antivirus' Corona. 'Antivirus' tersebut saat ini menjadi sorotan dan tak jarang menuai kritik.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menegaskan produk antivirus Corona berbasis tanaman atsiri (eucalyptus) akan diproduksi masal melalui pihak swasta. Menurutnya, Kementan hanya melakukan penelitian serta uji laboratorium saja.

"Kita sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta dan mereka sepakat untuk memproduksi produk tersebut secara masal," ujar Fadjry dalam keterangan tertulis Kementan, Minggu (5/7/2020).

Dalam proses produksinya, Balitbangtan telah menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk membantu memasarkannya ke masyarakat. Tak hanya dalam negeri saja, Balitbangtan tengah melakukan pendekatan kerjasama dengan mitra asing seperti perusahaan pharmaceuticals dari Jepang Kobayashi dan Aptar Pharma dari Rusia.

Kedua perusahaan tersebut sudah memiliki cakupan pemasaran di berbagai negara mulai dari Asia Tenggara, China, Jepang, Amerika Serikat, Rusia hingga Eropa.

"Saya harap kerja sama yang kami coba lakukan ini bisa mempercepat produksi massal produk antivirus itu demi memenuhi permintaan masyarakat luas. Sehingga paling tidak kita bisa berkontribusi juga terhadap penekanan penyebaran COVID-19," paparnya.

Produk antivirus tersebut tersedia dalam berbagai bentuk seperti inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser.

Sementara itu, Kepala Balai Besar penelitian Veteriner, Indi Dharmayanti menjelaskan bahwa produk ini efektif digunakan setiap hari. Sebab hanya dengan 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100 persen.

"Produk ini dapat melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut," kata Indi.

Jangan Panik, Ini Hikmah Penurunan Nilai Reksa Dana

Banyak investor reksa dana yang mengalami penurunan nilai investasi selama masa pandemi wabah COVID-19. Apalagi untuk jenis reksa dana saham yang ikut turun akibat merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menjelaskan, wajar jika produk reksa dana turun jika underlying asetnya juga mengalami penurunan. Bukan hanya jenis saham, reksa dana jenis lain jika underlying asetnya turun nilainya juga ikut turun .

Namun penurunan nilai reksa dana bukan berarti investor itu sudah mengalami kerugian. Selama dia belum mencairkan reksa dananya maka investor masih memiliki peluang untuk mendapatkan gain. Sebab jika sentimen negatif terhadap underlying aset sudah berlalu ada potensi nilainya kembali naik.

"Kerugian baru terjadi ketika investor melakukan redemption atas reksa dana yang dimilikinya," ujar Parto dalam keterangan tertulis dilansir Minggu (4/7/2020).

Parto mengingatkan, investasi reksa dana juga pernah mengalami goncangan luar biasa seperti pada krisis di 1998 dan 2008. Namun setelah krisis itu berlalu nilai reksa dana kembali naik.

Justru menurutnya saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan investasi di reksa dana. Sebab dengan banyaknya penurunan, maka banyak produk reksa dana yang nilainya terdiskon. Itu artinya ketika pulih kembali ada potensi mendapatkan keuntungan yang jauh lebih tinggi.

"Justru kalau ada uang sekarang waktunya top up, jadi harga rata-ratanya semakin baik. Ini saatnya membalikkan kerugian," tuturnya.

Oleh karena itu, Parto menyarankan, dalam situasi krisis akibat Pandemi COVID-19 seperti saat ini sebaiknya investor tidak panik atau melakukan redemption reksa dananya. Sebab, selama unit penyertaan masih ada di rekening investor, penurunan aset reksa dana yang terjadi baru menciptakan potensi kerugian.

Belakangan ini industri reksa dana juga terguncang ketika 13 manajer investasi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Asuransi Jiwasraya. Hal itu membuat investor panik dan membuat nilai reksa dana turun.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-16/