Rabu, 29 Juli 2020

90 Perkantoran di DKI Jakarta Jadi Klaster Corona, Ini Rinciannya

Tercatat sebanyak 90 perkantoran di DKI Jakarta jadi klaster Corona. Total ada 459 karyawan yang positif COVID-19.
"Jadi kalau di DKI Jakarta sendiri sampai 28 Juli 2020 ditemukan 90 klaster dengan total kasus 459," kata tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (29/7/2020).

Seiring pemberlakuan masa transisi PSBB, klaster perkantoran mulai banyak yang bermunculan. Bahkan kalau dilihat dari angkanya, klaster perkantoran bertambah hampir 10 kali lipat selama masa transisi.

Berikut sebaran klaster perkantoran di DKI Jakarta per 28 Juli:

- Kementerian: 20 klaster, 139 kasus
- Badan/lembaga: 10 klaster, 25 kasus
- Kantor di lingkungan Pemda DKI: 34 klaster, 141 kasus
- Kepolisian: 1 klaster, 4 kasus
- BUMN: 8 klaster, 35 kasus
- Swasta: 14 klaster, 92 kasus

Gambaran kasus ini menjadi peringatan bahwa mematuhi protokol kesehatan sangat penting dilakukan. Salah satu cara agar tidak terjadi penyebaran COVID-19 di area perkantoran adalah dengan meminimalisir penumpukan orang di satu waktu, misalnya di kantin saat jam makan siang.

"Makan siang jangan menumpuk di kantin. Bawa bekal bisa jadi opsi supaya tidak berkumpul di kantin, atau beli lalu diantarkan tapi jangan berkumpul di satu tempat dengan orang yang beramai-ramai di jam makan siang," jelas Dewi.

5 Penyebab Feses Tidak Normal, Pertanda Pencernaan Bermasalah

Memperhatikan feses atau tinja mungkin merupakan kegiatan yang dirasa menjijikkan oleh banyak orang. Hal itulah yang membuat feses seringkali diabaikan dan tidak diperhatikan. Padahal melihat feses sendiri bisa menunjukkan tanda dari reaksi tubuh saat ini.
Bicara soal feses, kotoran ini bisa dikatakan sebagai sisa dari makanan yang tak dapat dicerna lagi, bakteri, dan zat lainnya yang memang tidak dibutuhkan di dalam tubuh. Meski demikian, feses sendiri bisa berbicara mengenai kondisi tubuh mu saat ini.

Jika feses yang dihasilkan dari tubuhmu masih terbilang normal, seperti tidak sakit ketika mengeluarkannya, berwarna kecoklatan, dan tidak mengeluarkan darah, kamu tidak perlu mencemaskannya. Lain halnya jika feses yang dikeluarkan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Sering buang air besar (bisa lebih dari tiga kali dalam sehari)
2. Jarang buang air besar (kurang dari tiga kali dalam seminggu)
3. Jumlah feses yang dikeluarkan berlebihan
3. Feses berwarna kemerahan, hitam, hijau, kuning, atau putih
4. Feses terlihat berlemak
5. Rasa sakit ketika buang air besar
6. Terdapat darah pada feses
7. Feses berair (diare)
8. Sangat keras, sehingga begitu sakit saat mengeluarkannya.

Jika mengalami BAB tidak normal, segera cari tahu penyebabnya. Berikut penyebab feses tak normal yang perlu kamu ketahui :

1. Stres
Kondisi pencernaan dapat dipicu atau diperburuk oleh stres. Biasanya, orang tersebut mengalami irritable bowel syndrome (IBS) atau kumpulan gejala akibat iritasi pada saluran pencernaan. Pada beberapa kejadian, orang yang mengalami stres dapat ditandakan dengan diare dan sembelit.

2. Dehidrasi
Kurangnya minum air dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit. Hal ini dikarenakan tinja membutuhkan kelembapan untuk bergerak melalui saluran pencernaan. Terlalu banyak konsumsi kafein dan alkohol juga dapat menyebabkan dehidrasi.

5 Penyebab Feses Tidak Normal, Pertanda Pencernaan Bermasalah

Memperhatikan feses atau tinja mungkin merupakan kegiatan yang dirasa menjijikkan oleh banyak orang. Hal itulah yang membuat feses seringkali diabaikan dan tidak diperhatikan. Padahal melihat feses sendiri bisa menunjukkan tanda dari reaksi tubuh saat ini.
Bicara soal feses, kotoran ini bisa dikatakan sebagai sisa dari makanan yang tak dapat dicerna lagi, bakteri, dan zat lainnya yang memang tidak dibutuhkan di dalam tubuh. Meski demikian, feses sendiri bisa berbicara mengenai kondisi tubuh mu saat ini.

Jika feses yang dihasilkan dari tubuhmu masih terbilang normal, seperti tidak sakit ketika mengeluarkannya, berwarna kecoklatan, dan tidak mengeluarkan darah, kamu tidak perlu mencemaskannya. Lain halnya jika feses yang dikeluarkan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Sering buang air besar (bisa lebih dari tiga kali dalam sehari)
2. Jarang buang air besar (kurang dari tiga kali dalam seminggu)
3. Jumlah feses yang dikeluarkan berlebihan
3. Feses berwarna kemerahan, hitam, hijau, kuning, atau putih
4. Feses terlihat berlemak
5. Rasa sakit ketika buang air besar
6. Terdapat darah pada feses
7. Feses berair (diare)
8. Sangat keras, sehingga begitu sakit saat mengeluarkannya.

Jika mengalami BAB tidak normal, segera cari tahu penyebabnya. Berikut penyebab feses tak normal yang perlu kamu ketahui :

1. Stres
Kondisi pencernaan dapat dipicu atau diperburuk oleh stres. Biasanya, orang tersebut mengalami irritable bowel syndrome (IBS) atau kumpulan gejala akibat iritasi pada saluran pencernaan. Pada beberapa kejadian, orang yang mengalami stres dapat ditandakan dengan diare dan sembelit.

2. Dehidrasi
Kurangnya minum air dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit. Hal ini dikarenakan tinja membutuhkan kelembapan untuk bergerak melalui saluran pencernaan. Terlalu banyak konsumsi kafein dan alkohol juga dapat menyebabkan dehidrasi.

3. Kurang serat
Serat sangat berperan untuk membantu tinja bergerak dengan lancar melalui saluran pencernaan. Diet yang rendah serat, buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan juga bisa menyebabkan masalah usus.

4. Alergi
Orang-orang yang memiliki alergi pada makanan tertentu seringkali mengalami diare dan sembelit. Misalnya, seseorang yang alergi dengan laktosa akan sering mengalami diare jika mereka mengkonsumsi kandungan susu.

5. Kondisi medis
Kondisi tertentu dapat menyebabkan sembelit, diare, atau kelainan kotoran lainnya. Faktor ini terjadi karena depresi, kanker, tiroid, dan radang usus.

Awas! Gara-gara Hal Sepele Ini, Orang Bisa Sakit Perut

 Sakit perut bisa disebabkan oleh berbagai hal, bahkan hal sepele sekalipun. Bahkan kebiasaan sepele itu tak sadar sering dilakukan. Melansir Livestrong, berikut hal sepele yang bisa menimbulkan gejala sakit perut.
Tidur Setelah Makan

Tidur setelah makan mungkin terasa nikmat, namun tubuh akan tetap bekerja keras mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah gastrointestinal (GI), masalah tidur, serta penambahan berat badan. Dalam melakukan mencerna makanan, sistem pencernaan akan bekerja efektif jika dilakukan saat posisi tegak.

Jika dilakukan dalam keadaan tidur, asam lambung pada tubuh bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan refluks asam. Akibatnya, Anda bisa merasakan sakit perut seperti mulas, perih, maag sehingga menyebabkan tidur tak nyenyak. Hal yang sama juga dikatakan oleh Medical Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi.

"Tidur sehabis makan membuat posisi lambung yang masih penuh semakin rata dengan kerongkongan sehingga sangat memungkinkan terjadi aliran balik makanan dari lambung menuju kerongkongan atau mulut, ini biasanya memicu GERD," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.

Menunda Makan

Saat dikejar deadline, sering sekali makan menjadi hal yang ditunda atau bahkan lupa. Padahal, membiarkan perut kosong sepanjang hari bisa meningkatkan risiko terkena maag. Meskipun tidak mengonsumsi makanan, perut akan terus memproduksi asam lambung. Oleh karena itu, membiarkan perut kosong seharian bisa membuat produksi asam mengiritasi lambung karena tidak ada makanan yang dapat dicerna.
https://cinemamovie28.com/sales-lady-contract-with-a-body-2/