Rabu, 02 September 2020

AS Ogah Kerja Sama Bareng WHO untuk Program Vaksin Corona, Ini Alasannya

 Amerika Serikat menyebut tidak akan berpartisipasi dalam upaya internasional untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin Corona. Alasannya karena inisiasi tersebut dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan China yang korup," kata jubir Gedung Putih Jidd Deere dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNN, Rabu (2/9/2020).

Selain menggarisbawahi ketidakpercayaan Trump terhadap aliansi global dan, khususnya, kritiknya terhadap WHO, keputusan tersebut menandai taruhan penting pada Operation Warp Speed, upaya pemerintah federal untuk mempercepat pengembangan obat-obatan, vaksin, dan langkah-langkah lain untuk memerangi pandemi.

Dua vaksin Covid-19 sedang dalam uji coba Tahap 3 di AS - yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech, dan dua lagi diharapkan untuk memulai uji coba Tahap 3 pada pertengahan September.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, penelitian, pengembangan, dan uji coba vaksin dan terapeutik telah maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghasilkan obat-obatan inovatif dan efektif yang didorong oleh data dan keamanan dan tidak terhambat oleh birokrasi pemerintah," kata Deere.

Trump, yang telah lama menghindari aliansi dan institusi global, semakin menyalahkan pihak lain, termasuk China dan WHO, di tengah pengawasan terhadap tanggapan pemerintahannya sendiri terhadap pandemi. Pada bulan Juli, pemerintahan Trump memberi tahu Kongres dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa AS secara resmi menarik diri dari WHO.

Kasus Corona Rekor Terus, Masih Berani ke Bioskop?

Munculnya kasus baru COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda landai. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, kasus positif Corona di sejumlah wilayah tembus rekor.
Di sisi lain, pusat keramaian di sejumlah tempat justru diwacanakan untuk dibuka lagi. Di mana yang paling santer adalah pembukaan bioskop yang disebut-sebut bakal dibuka pada 10 September mendatang.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, masihkah Anda berani ke bioskop di tengah rentetan rekor kasus Corona yang menghantui?

Dalam catatan detikcom, Satgas Penanganan COVID-19 pada 31 Agustus 2020 melaporkan 2.743 konfirmasi kasus baru Corona. DKI Jakarta jadi provinsi dengan penambahan terbanyak, yaitu 1.049 kasus.

Laporan ini membuat DKI Jakarta sudah dua hari berturut-turut menyentuh angka di atas 1.000 kasus baru Corona per hari. Hari sebelumnya, pada 30 Agustus 2020, menjadi rekor tertinggi penambahan kasus Corona di DKI dengan angka mencapai 1.094 versi Satgas COVID-19 dan 1.114 versi Pemprov DKI Jakarta.

Lonjakan kasus Corona ini disebut-sebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, kemungkinan karena kluster long weekend atau libur panjang. Pada rentang waktu 16-20 Agustus ada libur panjang yang tampaknya dimanfaatkan banyak warga untuk bepergian.

Hal ini diketahuinya dengan menghitung mundur tanggal pengambilan spesimen tes COVID-19 dikurangi masa inkubasi virus Corona.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo menuturkan, rencana pembukaan bioskop masih dalam tahap penjajakan alias belum ketuk palu.

"Sekarang kasusnya (kasus baru Corona-red.) sudah di atas 1.000 terus, jadi siapa yang mau nonton bioskop?" ujarnya saat berdialog dengan jajaran Transmedia, Selasa (2/9/2020) malam.

Satgas COVID-19 mengatakan sudah banting tulang untuk memberikan pendidikan ke masyarakat soal bagaimana mencegah penyebaran virus ini dengan cara mengubah perilaku. Yakni dengan membiasakan mencuci tangan, memakai masker serta menjauhi keramaian.

"Jadi untuk pembukaan bioskop ini ada prakondisi, kajian dan tinjauan pakar. Koordinasi pusat dan daerah juga kita jaga, biar tak saling menyalahkan," tutup Doni.

Nah, sekarang cobalah untuk jujur dan tanyakan ke diri Anda, dengan kondisi sekarang ini masihkah berani nonton ke bioskop?
https://cinemamovie28.com/my-love-my-bride/

Corona Menanjak, Dukun Bertindak

 India sebelumnya mencatat rekor peningkatan kasus harian Corona tertinggi di dunia. Pada Minggu (30/8/2020) India melaporkan 78.761 kasus baru dalam 24 jam, demikian lapor BBC.
Angka ini melampaui rekor kasus harian Amerika Serikat 17 Juli lalu. Kenaikan kasus di India dikaitkan dengan sejumlah pelonggaran pembatasan yang semula ditetapkan, demi meningkatkan perekonomian.

Di saat lonjakan kasus Corona meningkat, pendapatan dukun di India pun dilaporkan meningkat hingga 40 persen. Mengapa begitu?

Dikutip dari Reuters, astrolog mistik India, Sanjay Sharma sibuk menawarkan jasa kepada kliennya untuk mengintip masa depan mereka, imbas pandemi Corona yang kini berdampak pada keseharian mereka.

"Saat ini orang benar-benar takut dengan masa depan mereka," kata Sharma.

"Bagaimana mereka akan bertahan? Apakah mereka akan mendapatkan pekerjaan atau tidak? Akankah bisnis mereka bertahan atau tidak," tambahnya.

Alasan orang India berbondong-bondong pergi ke dukun
Orang India berbondong-bondong pergi ke astrolog, pembaca kartu tarot, dan mereka mencari tahu apa yang ada di masa depan. Entah tujuannya menemukan solusi untuk masalah kesehatan, keuangan, maupun mental.

"Kapan pun pikiran kami benar-benar terganggu dan kami merasa cemas, kami datang ke sini," kata Anju Devi, 52, yang bertanya kepada Sharma tentang bisnis putranya yang semakin sepi dan nasib pernikahan putrinya.

"Mereka yang mengalami depresi dan mengonsumsi obat-obatan, mereka merasa lebih baik setelah datang ke sini dan itu membantu mereka keluar dari situasi itu (stres atau cemas)," jelas Sharma.

Para astrolog India, pembaca telapak tangan, ahli numerologi, dan pembaca kartu tarot diperkirakan menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar setahun. Ajay Bhambi, peramal terkenal dan konsultan spiritual untuk politisi, bintang Bollywood, dan pemain kriket profesional, mengatakan bisnisnya telah meningkat 40 persen sejak wabah Covid-19.

"Anda menjaga harapan tetap hidup dan melihat apa yang sebenarnya disimpan untuk mereka di masa depan," kata Bhambi, seorang pelanggan tetap di jaringan TV India.

"Jika saya melihat sedikit sinar, maka saya dapat membuat gambar yang lebih baik untuk mereka," lanjut Bhambi.

Dia memperkirakan krisis virus Corona India akan meningkat secara signifikan mulai Maret dan seterusnya. Namun, tidak setiap mistik dibanjiri pelanggan.

Misalnya, Kripajyoti Nisha Singla, yang juga mempraktikkan hipnoterapi, mengatakan dia telah membatalkan sesi karena kurangnya permintaan.

AS Ogah Kerja Sama Bareng WHO untuk Program Vaksin Corona, Ini Alasannya

 Amerika Serikat menyebut tidak akan berpartisipasi dalam upaya internasional untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin Corona. Alasannya karena inisiasi tersebut dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan China yang korup," kata jubir Gedung Putih Jidd Deere dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNN, Rabu (2/9/2020).

Selain menggarisbawahi ketidakpercayaan Trump terhadap aliansi global dan, khususnya, kritiknya terhadap WHO, keputusan tersebut menandai taruhan penting pada Operation Warp Speed, upaya pemerintah federal untuk mempercepat pengembangan obat-obatan, vaksin, dan langkah-langkah lain untuk memerangi pandemi.

Dua vaksin Covid-19 sedang dalam uji coba Tahap 3 di AS - yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech, dan dua lagi diharapkan untuk memulai uji coba Tahap 3 pada pertengahan September.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, penelitian, pengembangan, dan uji coba vaksin dan terapeutik telah maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghasilkan obat-obatan inovatif dan efektif yang didorong oleh data dan keamanan dan tidak terhambat oleh birokrasi pemerintah," kata Deere.

Trump, yang telah lama menghindari aliansi dan institusi global, semakin menyalahkan pihak lain, termasuk China dan WHO, di tengah pengawasan terhadap tanggapan pemerintahannya sendiri terhadap pandemi. Pada bulan Juli, pemerintahan Trump memberi tahu Kongres dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa AS secara resmi menarik diri dari WHO.
https://cinemamovie28.com/hotesses-de-i-air-2/