Kamis, 29 Oktober 2020

Viral 'Aliansi Dokter Dunia' Ragukan COVID-19, Apa Kata Satgas?

 Sekelompok orang mengatasnamakan 'aliansi dokter dunia', belakangan viral karena mengklaim COVID-19 tidak nyata. Dikatakan, video tersebut dibuat pada 10 Oktober lalu.

"Kami adalah dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian dan kami semua mengatakan peristiwa COVID-19 ini tidaklah benar," jelas Heiko Schoning, salah seorang yang berbicara dalam video viral tersebut, yang mengaku seorang dokter medis dari Jerman.


"Kenyataannya adalah bahwa itu tidak lebih jahat dari musim flu yang buruk," jelas dokter lain yang ada pada video tersebut.


Dalam video tersebut, beberapa dokter juga meyakini fakta yang diungkap selama ini terkait data kapasitas rumah sakit, hasil tes COVID-19 hanyalah dibuat-buat. Mereka mengklaim seluruh kejadian terkait COVID-19 tidak benar.


Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito angkat bicara menanggapi video ini. Prof Wiku menegaskan pernyataan dalam video tersebut tidak benar.


"Konten pada video yang disebarkan oleh kelompok Aliansi Dokter Dunia dalam dunia akademis termasuk ke dalam misinformasi," tegasnya kepada detikcom Senin (26/10/2020).


Bahayanya, narasi yang disebar dalam video tersebut bisa menimbulkan makna keliru pada publik terkait pandemi. Menurutnya, hal ini disebabkan karena virus memang tak kasat mata. Kehadirannya baru dapat dirasakan saat mikroorganisme khususnya yang bersifat pathogen tersebut dapat menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup.


Prof Wiku menekankan, masyarakat harus mampu memilah mana informasi yang benar. Sumber informasi terpercaya antara lain seperti WHO, PBB, dan CDC. Sedangkan untuk Indonesia, bisa bersumber dari Kementerian Kesehatan dan Satgas COVID-19.


"Misinformasi dapat mempengaruhi respon individu terhadap informasi," lanjutnya.


Hal senada disampaikan dr Vito A Damay, SpJP, dokter yang juga presenter, sekaligus relawan COVID-19. Saking banyaknya hoax yang beredar, informasi menyesatkan semacam itu belakangan ini tampaknya mulai tidak dipedulikan.


"Kalau aku lihat sih masyarakat nggak percaya. Rasanya mereka sudah jenuh karena berkali kali hoax soal COVID. Sebagian lagi saking sudah tidak peduli dan bosan," katanya.

https://kamumovie28.com/free-state-jones-2016/


Pria dengan Golongan Darah Ini Lebih Bisa Diandalkan Soal Ereksi


 Darah jelas merupakan komponen penting dari ereksi. Jika darah tidak cukup lancar mengalir ke penis, kamu tidak akan bisa mendapatkan ereksi dengan baik. Namun, apakah golongan darah juga mempengaruhi ereksi seorang pria?

Dikutip dari laman Men's Health, sebuah peneliti dari Turki setuju bahwa golongan darah bisa mempengaruhi ereksi seorang pria. Dalam studi yang dilakukan, mereka menemukan bahwa pria dengan golongan darah O secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami disfungsi ereksi dibandingkan mereka dengan tipe darah A, tipe B, atau golongan AB.


Faktanya, pria bergolongan darah A dan B memiliki kemungkinan sekitar 4 kali lebih besar untuk menderita disfungsi ereksi, dibandingkan pria bergolongan darah O. Sedangkan pria dengan golongan darah AB memiliki risiko hampir 5 kali lipat.


Argumen itu diperkuat dengan para ilmuwan yang mengungkapkan bahwa beberapa golongan darah, terutama AB lebih mudah terserang penyakit jantung, kolesterol yang lebih tinggi, dan pembekuan darah. Masalah tersebut kemungkinan dapat berhubungan dengan disfungsi ereksi.


Selain itu, penelitian juga memaparkan bahwa disfungsi ereksi akan lebih dahulu terjadi, sebelum muncul masalah penyakit jantung. Itu karena arteri di penis jauh lebih kecil daripada arteri di sekitar jantung, sehingga lebih mungkin menunjukkan efek dari kerusakan atau penumpukan terlebih dahulu.


Golongan darah A dan tipe B diperkirakan memiliki tingkat adesi molekul yang lebih tinggi dalam darah mereka, sehingga meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri. Hal ini dapat memengaruhi aliran darah, baik ke jantung dan penis yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung dan disfungsi ereksi.


Ada juga kemungkinan bahwa komponen genetik lain dari golongan darah A dan B dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, yang dapat mengganggu proses biologis yang diperlukan untuk mendapatkan ereksi.


Namun, penelitian-penelitian tersebut belum memberikan kesimpulan yang kuat. Oleh sebab itu, apapun golongan darahnya yang terpenting adalah menjaga pola hidup sehat. Sebab, pola hidup sehatlah yang secara nyata menentukan kualitas ereksi seseorang.


Bila seorang pria kecanduan rokok, obat-obatan, dan alkohol, ataupun mengalami obesitas, maka apapun golongan darahnya, ya tetap saja bisa mengalami disfungsi ereksi.

https://kamumovie28.com/never-back-no-surrender-2016/

Persiapan Libur Panjang Oktober 2020, Kenali 4 Jenis Tes Corona

 Di libur panjang Oktober 2020 pekan ini, pastinya banyak orang yang ingin menghabiskannya sambil bepergian melepas penat. Tetapi, demi mencegah terjadinya penyebaran virus Corona COVID-19 semakin meluas, melakukan tes Corona sangat dianjurkan.

Ada berbagai macam tes Corona yang bisa dilakukan untuk mengecek kondisi tubuh sebelum bepergian di libur panjang Oktober 2020 ini. Ada rapid test, tes serologi, PCR, hingga TCM atau tes cepat molekuler.


Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan berbagai macam jenis tes Corona yang bisa dilakukan sebelum bepergian selama libur 2020.

https://kamumovie28.com/intervention-2016/


1. Rapid test

Jenis tes Corona ini menggunakan sampel darah. Orang yang terinfeksi virus Corona akan membentuk antibodi yang disebut immunoglobulin yang bisa dideteksi di darah. Immunoglobulin inilah yang akan dideteksi dengan pemeriksaan rapid test.


Pemeriksaan rapid test ini bisa dilakukan di mana saja, dan membutuhkan waktu selama 15-20 menit untuk mendapat hasilnya dengan menggunakan kit.


Namun, rapid test ini juga memiliki kelemahan bisa menghasilkan 'false negative', yaitu saat hasil tes negatif meski sebenarnya positif. Ini bisa terjadi jika rapid test dilakukan kurang dari 7 hari setelah terinfeksi.


2. Tes Serologi COVID-19

Tes serologi antibodi ini untuk mendeteksi antibodi, baik Imunoglobulin M (IgM) atau Imunoglobulin G (IgG) di dalam darah. Untuk mendeteksinya, dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien dan dimasukkan ke dalam tabung darah untuk diproses di laboratorium.


Meski sama dengan rapid test, hasil yang didapatkan dari tes ini bisa reaktif dan non reaktif. Jika hasilnya reaktif, kemungkinan tubuh sudah mengandung antibodi Corona.


Antibodi reaktif ini juga tidak selalu diartikan ada virus aktif di dalam tubuh. Tetapi, bisa saja antibodi ini terdeteksi karena adanya infeksi yang terjadi di sebelumnya.


3. PCR (Polymerase Chain Reaction)

Berbeda dengan rapid test, tes Corona ini menggunakan sampel lendir yang berasal dari hidung atau tenggorokan. Area tersebut dipilih karena menjadi tempat virus untuk bereplikasi.


Virus aktif memiliki material genetik yang bisa berupa DNA maupun RNA. Pada virus Corona, material genetiknya adalah RNA yang akan diamplifikasi dengan RT-PCR hingga bisa dideteksi.


Tes Corona satu ini menjadi tes diagnosis standar di seluruh dunia, untuk mendiagnosis infeksi virus Corona. Tetapi, untuk mendapat hasil tes ini butuh waktu yang lama, karena hanya bisa dilakukan di laboratorium yang ditunjuk pemerintah.


4. TCM (tes cepat molekuler)

Jenis tes Corona TCM ini sebelumnya dikenal untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB), berdasarkan pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan pada TCM ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.


Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus Corona pada mesin yang menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus ini. Untuk hasilnya, TCM ini bisa menentukan seorang pasien positif atau negatif dalam waktu kurang dari dua jam.

https://kamumovie28.com/man-u-n-c-l-e-2015/