Kamis, 05 November 2020

Awas! Libur Panjang Berakhir, Satgas COVID-19 Waspadai Potensi Lonjakan Kasus

 Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, libur panjang yang jatuh pada bulan Oktober sampai November 2020 lalu berpotensi menyebabkan kenaikan kasus positif virus Corona.

"Libur panjang pada 28 Oktober sampai 1 November 2020 ini berpotensi menyebabkan kenaikan kasus positif COVID-19. Tren kenaikan kasus pasca liburan panjang ini pernah terjadi sebelumnya," kata Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).


Tren kenaikan kasus positif COVID-19 sebelumnya pernah terjadi saat liburan panjang di bulan Mei dan Agustus. Tepatnya setelah libur panjang Idul Fitri dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020 ini.


Untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus lagi, pemerintah bagian pusat, daerah, hingga Satgas Penanganan COVID-19 berkoordinasi di sebelum dan pasca libur panjang. Bahkan Satgas COVID-19 juga menganjurkan masyarakat yang kembali dari libur panjang untuk melakukan testing COVID-19.


"Satgas mengingatkan kepada masyarakat yang sudah kembali dari perjalanan selama masa libur panjang untuk segera melakukan testing dalam rangka memastikan antisipasi bila terjadi atau tertular," jelasnya.


Jika hasil tes positif, warga tersebut diharuskan melakukan karantina di fasilitas yang telah disediakan pemerintah. Hal ini dilakukan agar treatment atau perawatan yang diberikan bisa berjalan efektif.


"Ikuti anjuran dari tenaga kesehatan sehingga treatment yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan mempercepat kesembuhan sehingga angka kematian juga dapat ditekan," ujar Prof Wiku.

https://cinemamovie28.com/the-hitmans-bodyguard-2017/


Berikut Laporan Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac, Cansino, dan Sinopharm


Update vaksin corona selalu ditunggu seluruh masyarakat sebagai usaha menangani COVID-19. Saat ini menurut badan kesehatan dunia WHO ada 10 kandidat vaksin corona yang telah memasuki uji klinis tahap 3.

Tiga dari 10 vaksin corona tersebut adalah Sinovac, Cansino, dan Sinopharm yang sedang disiapkan pemerintah. Laporan uji klinis vaksin corona Sinovac, Cansino dan Sinopharm datang dari berbagai lokasi tes.


Sambil menunggu uji klinis vaksin, Ketua Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19 Prof Kusnandi Rusmil mengingatkan pentingnya disiplin untuk mencegah penularan corona. Pencegahan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan tiap saat.


Indonesia menjadi lokasi pelaksanaan uji klinis vaksin corona Sinovac yang nantinya diproduksi bersama Bio Farma. Uji klinis tahap 3 Sinovac dilaporkan sudah mencapai tahap akhir.


Biar nggak penasaran, berikut laporan uji klinis vaksin corona Sinovac, Cansino, dan Sinopharm


1. Uji klinis vaksin corona Sinovac

Uji klinis tahap 3 Sinovac melibatkan 1.620 relawan yang mendapat suntikan pertama dan 1.590-an orang memperoleh suntikan kedua. Sebanyak 17 relawan drop out namun dipastikan bukan karena efek vaksin, misal pindah kerja.


Meski sudah di tahap 3, Prof Kusnadi menyarankan jangan terlalu bergantung atau menunggu vaksin corona. Pencegahan COVID-19 lebih dianjurkan melalui penerapan pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak.


Dalam konferensi pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Selasa (3/11/2020), Prof Kusnandi mengatakan vaksin corona tersedia paling cepat akhir tahun. Namun informasi detail vaksin corona tidak diketahui.

https://cinemamovie28.com/the-green-hornet-2011/

5 Fakta Demensia, 'Penyakit' yang Diidap Sean Connery Sebelum Meninggal

 Pemeran James Bond 007, Sean Connery, meninggal di usia 90 tahun. Istri keduanya, Micheline, mengungkap sang aktor mengidap demensia atau pikun.

Sean Connery meninggal dalam tidurnya ketika tengah berada di Bahama. Sebelumnya, tidak diketahui penyakit apa yang memicu kematian pria kelahiran Skotlandia tersebut.


Pada 2013, rumor memang menyebut Sean Connery mengidap Penyakit Alzheimer. Ini adalah salah satu penyebab pikun atau demensia yang paling umum ditemukan. Namun saat itu, rumor tersebut dibantah.


Demensia merupakan sekelompok gejala yang menyertai kerusakan fungsi otak, khususnya daya ingat. Anggapan bahwa pikun merupakan bagian normal dari penuaan adalah mitos, karena tidak semua orang mengalaminya.


Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta demensia.


1. Bukan penyakit

Demensia itu sendiri bukanlah penyakit, melainkan sekelompok gejala yang mencakup berkurangnya fungsi mengingat dan kognitif. Ada banyak penyakit yang bisa memicu demensia, salah satunya Penyakit Alzheimer. Seperti halnya penyakit lain, Alzheimer bisa dicegah sebelum memburuk.


2. Tak cuma menyerang lansia

Penting untuk dicatat, demensia bukan bagian normal dari penuaan. Lansia memang paling banyak mengalaminya, tetapi bukan berarti generasi muda tidak bisa mengalaminya. Diperkirakan ada 200 ribu orang berusia di bawah 65 tahun yang mengidap Alzheimer.


3. Alzheimer adalah salah satu jenis demensia

Penyakit Alzheimer dan pikun kerap dianggap sama, padahal tidak demikian. Tidak semua pikun atau demensia disebabkan oleh Alzheimer, meskipun penyakit ini merupakan salah satu jenis pikun yang paling banyak ditemukan. Ada jenis demensia lain seperti Lewy Body Dementia (LBD) seperti diidap aktor Robin Williams.


4. Bisa dihambat

Tanda-tanda awal demensia memang sering terabaikan, padahal mengenalinya sejak awal akan sangat membantu mencegahnya agar tidak semakin memburuk. Perubahan perilaku, misalnya jadi cepat marah, sering nyasar saat berkendara, bisa dicurigai sebagai tanda awal demensia.


5. Gaya hidup berpengaruh

Penelitian menunjukkan, olahraga rutin serta diet seimbang, dan tidak merokok, bisa menurunkan risiko demensia. Olahraga bisa membantu pembentukan pembuluh darah baru yang akan meningkatkan aliran darah ke otak.

https://cinemamovie28.com/get-smart-2008/


Awas! Libur Panjang Berakhir, Satgas COVID-19 Waspadai Potensi Lonjakan Kasus


Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, libur panjang yang jatuh pada bulan Oktober sampai November 2020 lalu berpotensi menyebabkan kenaikan kasus positif virus Corona.

"Libur panjang pada 28 Oktober sampai 1 November 2020 ini berpotensi menyebabkan kenaikan kasus positif COVID-19. Tren kenaikan kasus pasca liburan panjang ini pernah terjadi sebelumnya," kata Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).


Tren kenaikan kasus positif COVID-19 sebelumnya pernah terjadi saat liburan panjang di bulan Mei dan Agustus. Tepatnya setelah libur panjang Idul Fitri dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020 ini.


Untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus lagi, pemerintah bagian pusat, daerah, hingga Satgas Penanganan COVID-19 berkoordinasi di sebelum dan pasca libur panjang. Bahkan Satgas COVID-19 juga menganjurkan masyarakat yang kembali dari libur panjang untuk melakukan testing COVID-19.


"Satgas mengingatkan kepada masyarakat yang sudah kembali dari perjalanan selama masa libur panjang untuk segera melakukan testing dalam rangka memastikan antisipasi bila terjadi atau tertular," jelasnya.


Jika hasil tes positif, warga tersebut diharuskan melakukan karantina di fasilitas yang telah disediakan pemerintah. Hal ini dilakukan agar treatment atau perawatan yang diberikan bisa berjalan efektif.


"Ikuti anjuran dari tenaga kesehatan sehingga treatment yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan mempercepat kesembuhan sehingga angka kematian juga dapat ditekan," ujar Prof Wiku.

https://cinemamovie28.com/guni-guni-2012/