Senin, 23 November 2020

Makanan Tertentu Bisa Bikin Anak Cerdas? Dokter: Itu Mitos!

 Semua orang tua pasti melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya cerdas dan pintar. Beberapa di antaranya percaya memberikan asupan makanan tertentu agar kecerdasan semakin terlihat pada tumbuh kembang anak.

Rupanya, keyakinan memberikan asupan makanan tertentu untuk kecerdasan anak hanyalah mitos semata. Hal ini diungkap salah satu ahli spesialis gizi.


"Mitos, makanan hanya menjadi salah satu faktor yang menentukan kecerdasan anak," ungkap dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, dokter spesialis gizi, dikutip dari HaiBunda.


Ia mengatakan, faktor kecerdasan anak terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah genetik, sedangkan faktor eksternal berupa nutrisi, aktivitas fisik, dan stimulasi.


"Makanan seperti telur, seafood dan beberapa jenis ikan tidak hanya merupakan sumber protein yang baik, tapi juga sumber DHA, kolin, serta vitamin B6 dan B12," lanjutnya.


"Sementara itu, daging sapi, seafood, serealia yang difortifikasi, bayam, brokoli, merupakan bahan makanan sumber zat besi," tambahnya.


Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di halaman berikutnya.

https://tendabiru21.net/movies/conjuring-curse/


Daftar 28 Wilayah Zona Merah COVID-19 Pekan Ini, Bekasi Termasuk


Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkap data kasus COVID-19 di Indonesia per Kamis (19/11/2020). Disebutkan ada 28 kabupaten dan kota berada dalam zona merah pada pekan ini.

"Saya menyampaikan, terdapat 28 kabupaten dan kota yang berada di zona merah, atau zona dengan risiko tinggi pekan ini," jelas Wiku dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB, Kamis (19/11/2020).


Disebutkan oleh Wiku, dari 28 wilayah tersebut, ada lima kabupaten dan kota yang sudah berada di zona selama 3 minggu berturut-turut atau lebih. Diantaranya Pemalang, Jawa Tengah.


Berikut 28 Kab/Kota dengan zona merah pada pekan ini, per Kamis (19/11/2020).


- Sumatera Utara:

Kota Gunung


Sitoli


- Sumatera Barat:

Kota Payakumbuh


- Kepulauan Riau:


Kota Tanjungpinang


- Lampung:

Kota Bandar Lampung


Pesawaran


- Banten:

Kota Cilegon


- Kalimantan Tengah:

Barito Timur


- Kalimantan Timur:

Kutai Timur


Kutai Kartanegara


- Jawa Barat:

Bekasi


Karawang


Kota Bekasi


Purwakarta


Tasikmalaya


Bandung


Kota Cimahi


- Jawa Tengah:

Kota Tegal


Pemalang


Pati


Sragen


Banjarnegara


Boyolali


Sukoharjo


Tegal


Kendal


Brebes


- Nusa Tenggara Timur:

Kota Kupang


Adapun 5 kabupaten dan kota dengan zona merah tanpa perubahan selama 3 minggu:


1. Pemalang - Jawa Tengah

2. Kuta Timur - Kalimantan Timur

3. Kutai Kartanegara - Kalimantan Timur

4. Kota Bandar Lampung - Lampung

5. Pati - Jawa Tengah


Bahaya Air Putih pada Bayi 0-6 Bulan, Benarkah Merusak Ginjal hingga Otak?


 Di awal kelahiran bayi, para ibu berjuang untuk bisa memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Tujuannya agar kebutuhan nutrisi si kecil tercukupi. Selain itu, ASI merupakan satu-satunya sumber asupan makanan yang boleh diberikan pada bayi di awal kelahirannya.

Menurut para pakar, air susu ibu (ASI) pada bayi berusia 0 sampai 6 bulan sangat dianjurkan. Pemberiannya pun harus hati-hati karena sistem pencernaan anak belum sempurna.


Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi yang masih menyusui tidak memerlukan air tambahan. Sebab, ASI mengandung lebih dari 80 persen air dan menyediakan cairan yang dibutuhkan bayi.


Menurut dokter anak, Stephen R. Daniels, M.D., Ph.D., memberi air putih pada bayi di bawah 6 bulan bisa mengganggu kemampuan tubuhnya untuk menyerap nutrisi dalam ASI. Air putih juga dapat menyebabkan perut bayi terasa kenyang dan mengekang keinginannya untuk makan.


"Secara umum, bayi tidak boleh minum air putih sampai berusia sekitar 6 bulan. Sampai saat itu, dia mendapatkan semua hidrasi yang dibutuhkan dari ASI, bahkan dalam cuaca yang panas," kata Daniels, dikutip dari HaiBunda.

https://tendabiru21.net/movies/curse/

Giliran Vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca Laporkan Hasil Menjanjikan

 Giliran vaksin COVID-19 AstraZeneca yang menyampaikan kabar baik. Vaksin COVID-19 potensial yang dikembangkan Universitas Oxford ini menghasilkan respons kekebalan yang kuat pada orang dewasa lebih tua.

Dikutip dari Reuters, data yang dilaporkan bulan lalu ini baru diterbitkan secara lengkap pada jurnal medis The Lancet Kamis (19/11/2020). Data ini memberikan harapan bagi beberapa dari mereka yang termasuk kelompok rentan penyakit COVID-19.


"Mereka yang berusia di atas 70, yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dan kematian akibat COVID-19, dapat membangun kekebalan yang kuat terhadap penyakit pandemi," kata peneliti.


"Respons antibodi dan sel-T yang kuat yang terlihat pada orang tua dalam penelitian kami sangat menggembirakan," kata Maheshi Ramasamy, seorang konsultan dan peneliti bersama di Oxford Vaccine Group.


Uji coba tahap akhir atau fase ketiga masih berlangsung untuk memastikan lebih lanjut terkait temuan ini. Mereka juga tengah menguji apakah vaksin COVID-19 yang dikembangkan efektif melindungi berbagai kalangan dari infeksi SARS-CoV-2 termasuk yang memiliki penyakit penyerta.


"Data kemanjuran pertama dari uji coba fase ketiga mungkin dalam beberapa minggu mendatang," demikian laporan Lancet.


Kandidat vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19, yang disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, telah berada di kelompok terdepan dalam upaya global untuk mengembangkan vaksin COVID-19.


Namun, pembuat vaksin lainnya yaitu Pfizer Inc PFE.N, BioNTech 22UAy.F dan Moderna Inc MRNA.O dalam 10 hari terakhir sudah beberapa langkah di depan. Mereka merilis data dari uji coba vaksin COVID-19 tahap akhir yang menunjukkan kemanjuran lebih dari 90 persen.


Berbeda dengan suntikan Pfizer-BioNTech dan Moderna, keduanya menggunakan teknologi baru yang dikenal sebagai messenger RNA (mRNA), suntikan percobaan AstraZeneca adalah vaksin vektor virus yang dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa yang ditemukan pada simpanse.

https://tendabiru21.net/movies/the-curse/


Makanan Tertentu Bisa Bikin Anak Cerdas? Dokter: Itu Mitos!


Semua orang tua pasti melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya cerdas dan pintar. Beberapa di antaranya percaya memberikan asupan makanan tertentu agar kecerdasan semakin terlihat pada tumbuh kembang anak.

Rupanya, keyakinan memberikan asupan makanan tertentu untuk kecerdasan anak hanyalah mitos semata. Hal ini diungkap salah satu ahli spesialis gizi.


"Mitos, makanan hanya menjadi salah satu faktor yang menentukan kecerdasan anak," ungkap dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, dokter spesialis gizi, dikutip dari HaiBunda.


Ia mengatakan, faktor kecerdasan anak terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah genetik, sedangkan faktor eksternal berupa nutrisi, aktivitas fisik, dan stimulasi.


"Makanan seperti telur, seafood dan beberapa jenis ikan tidak hanya merupakan sumber protein yang baik, tapi juga sumber DHA, kolin, serta vitamin B6 dan B12," lanjutnya.


"Sementara itu, daging sapi, seafood, serealia yang difortifikasi, bayam, brokoli, merupakan bahan makanan sumber zat besi," tambahnya.


Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di halaman berikutnya.

https://tendabiru21.net/movies/special-section/