Senin, 23 November 2020

Dipastikan Aman, Uji Vaksin Sinovac di Bandung Disertai Keluhan Ringan

  Sampai saat ini, berbagai negara masih terus berusaha untuk melakukan pengembangan vaksin virus Corona. Di Indonesia, tepatnya di Bandung, uji klinis fase ketiga vaksin COVID-19 Sinovac telah memasuki tahap akhir. Sebanyak 1.620 orang relawan terlibat dalam uji klinis ini.

Terkait efek samping vaksin, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan hingga saat ini tidak ditemukan gejala KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi dalam uji klinis fase ketiga tersebut.


"Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala KIPI yang berbahaya pada tahap uji klinis fase 3 vaksin Sinovac yang berlangsung di Bandung, terhadap 1.620 subjek," jawab Prof Wiku dalam siaran pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden Kamis (19/11/2020).


Dalam uji klinis fase ketiga tersebut, hanya ditemukan gejala-gejala ringan khas yang terjadi setelah vaksinasi. Misalnya seperti nyeri hingga pegal di area yang disuntik.


"Hanya ditemukan gejala ringan seperti nyeri dan pegal-pegal otot pada tempat suntikan. Dan tidak ditemukan efek samping yang serius karena vaksin maupun vaksinasi," jelas Prof Wiku.


"Kami akan terus memantau uji klinis ini (vaksin) dan perkembangan statuskehalalannya," lanjutnya.

https://tendabiru21.net/movies/foreign-exchange/


4 Pantangan Sehabis Bercinta, Patuhi Jika Ingin Sehat


Sesaat setelah berhubungan seks, kemungkinan besar seseorang sedang menikmati banjir hormon yang memicu rasa kantuk dan rileks. Namun ada beberapa hal yang harus dihindari setelah berhubungan seks untuk membantu menjaga tubuh tetap sehat.

Beberapa hal yang perlu dihindari seperti menghindari penggunaan parfum di area intim dan menggunakan pakaian ketat. Hal ini bertujuan untuk menjaga tubuh tetap sehat setelah berhubungan seks.


Dikutip dari Insider, berikut hal-hal yang harus dihindari setelah berhubungan seks.


1. Memakai parfum di area organ intim

Produk yang memiliki kandungan pewangi dapat mengiritasi kulit internal dan eksternal dan harus dihindari setelah berhubungan seks, terutama bagi wanita. Usai bercinta, rutinlah membersihkan area intim sesederhana dan selembut mungkin, ini adalah cara terbaik untuk kesehatan organ intim.


Hal ini memastikan tidak ada risiko iritasi di area intim karena aroma atau bahan kimia yang keras.


2. Menggunakan pakaian ketat setelah berhubungan seks

Menggunakan pakaian ketat setelah berhubungan seks merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Hal ini karena dapat menyebarkan bakteri di sekitar vagina.


Menurut spesialis kandungan dan ginekologi serta penasehat di Remedy Review, Dr Carolyn DeLucia, terdapat kelebihan cairan tubuh dan gesekan yang menyebarkan bakteri di sekitarnya, dan sebaiknya biarkan area tersebut terkena udara bebas terlebih dahulu.


Ia juga mengatakan lebih baik tidak mengenakan apa-apa atau hanya pakaian longgar setelah berhubungan seks sehingga tubuh dapat sedikit membersihkan dirinya sendiri.


3. Langsung mengambil ponsel atau remote TV

Usai berhubungan seks merupakan momen yang bisa menjadi trik jitu menjalin ikatan dengan pasangan. Hindari langsung bermain handphone atau sibuk menonton TV.


"Bersama dengan pasangan dapat meningkatkan hubungan intim Anda. Salah satu hormon yang kita lepaskan setelah berhubungan seks, disebut oksitosin, adalah hormon pengikat," ujar DeLucia.


Menelusuri media sosial atau menonton TV membatasi peluang Anda untuk menikmati perasaan bahagia pasca seks, oleh karena itu nikmatilah selagi bisa.


4. Menyimpan mainan seks tanpa dibersihkan

Hindari menyimpan mainan seks tanpa membersihkannya secara menyeluruh. Menyimpan mainan seks tanpa dibersihkan dapat meningkatkan risiko infeksi.


"Mainan biasanya bersifat sintetis dan dapat menampung bakteri," kata DeLucia.


Memperhatikan petunjuk khusus mainan seks untuk tetap bersih sangat penting untuk kesehatan organ vital. Mainan seks dapat dibersihkan dengan air hangat dan sabun yang lembut untuk menjaga kualitas dan kebersihannya.

https://tendabiru21.net/movies/sex-is-zero/

2 Anak Mamah Dedeh Positif COVID-19, Waspadai Berbagai Pemicu Klaster Keluarga

 Baru-baru ini, Mamah Dedeh dinyatakan positif COVID-19. Tak hanya dirinya, dua orang anaknya pun juga dikabarkan tertular virus Corona yang diketahui setelah seluruh keluarga Mamah Dedeh menjalani tes swab.

Hasilnya, kedua anaknya ini dinyatakan positif COVID-19. Kini mereka tengah melakukan isolasi di rumah sakit.


"Semua dirawat di rumah sakit. Anak-anaknya yang di rumah, makanya pada kasihan. Cucunya negatif semua," kata Nisa, menantu Mamah Dedeh via telepon, dikutip dari InsertLive.


Dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) mengatakan klaster COVID-19 keluarga banyak muncul karena tingginya aktivitas di luar rumah. Sehingga tidak sadar jika membawa virus ke dalam rumah.


"Misalnya ibu bapaknya bekerja atau bepergian ke mana kemudian membawa masuk (virus Corona) ke dalam keluarga dan terjadi transmisi," kata dr Erlang dalam konferensi pers di Youtube BNPB beberapa waktu lalu.


Meskipun tinggal di dalam satu rumah, belum bisa menjamin bahwa bisa terhindar dari infeksi virus Corona COVID-19. Ada tiga hal yang diduga memicu timbulnya klaster keluarga yang dihimpun oleh Pandemic Talks, yaitu:


1. Membiarkan anak-anak bermain di lingkungan rumah, tanpa menerapkan protokol kesehatan yang kuat. Anak-anak bisa berperan sebagai carrier atau pembawa virus, sehingga kelompok ini juga rentan mengembangkan gejala serius COVID-19.


2. Kegiatan berkumpul bersama warga lain, seperti arisan, rapat warga, perayaan kegiatan agama, penyuluhan, atau olahraga bersama.


3. Liburan atau piknik ke daerah berisiko tinggi atau zona merah COVID-19.


Catatan: Artikel ini mengalami pemutakhiran penulisan narasumber dan tempat isolasi.

https://tendabiru21.net/movies/gangster-exchange/


Dipastikan Aman, Uji Vaksin Sinovac di Bandung Disertai Keluhan Ringan


 Sampai saat ini, berbagai negara masih terus berusaha untuk melakukan pengembangan vaksin virus Corona. Di Indonesia, tepatnya di Bandung, uji klinis fase ketiga vaksin COVID-19 Sinovac telah memasuki tahap akhir. Sebanyak 1.620 orang relawan terlibat dalam uji klinis ini.

Terkait efek samping vaksin, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan hingga saat ini tidak ditemukan gejala KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi dalam uji klinis fase ketiga tersebut.


"Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala KIPI yang berbahaya pada tahap uji klinis fase 3 vaksin Sinovac yang berlangsung di Bandung, terhadap 1.620 subjek," jawab Prof Wiku dalam siaran pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden Kamis (19/11/2020).


Dalam uji klinis fase ketiga tersebut, hanya ditemukan gejala-gejala ringan khas yang terjadi setelah vaksinasi. Misalnya seperti nyeri hingga pegal di area yang disuntik.


"Hanya ditemukan gejala ringan seperti nyeri dan pegal-pegal otot pada tempat suntikan. Dan tidak ditemukan efek samping yang serius karena vaksin maupun vaksinasi," jelas Prof Wiku.


"Kami akan terus memantau uji klinis ini (vaksin) dan perkembangan statuskehalalannya," lanjutnya.

https://tendabiru21.net/movies/two-blue-stripes/