Jumat, 11 Desember 2020

Remehkan Protokol COVID-19 di Medsos, Nakes Ini Dirumahkan

 Seorang perawat di Oregon, Amerika Serikat harus pasrah dirumahkan setelah video TikTok miliknya viral. Dalam videonya, ia mengejek dan bersikap tidak peduli terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

Wanita bernama Ashley Gramers bekerja sebagai perawat onkologi di Salem Health. Di videonya yang diposting pada 27 November lalu, ia menggunakan scrub dan stetoskop khas perawat dan menuliskan beberapa kalimat terkait protokol kesehatan yang tidak ia jalankan.


"Saat rekan kerja saya tahu saya masih bepergian, tidak menggunakan masker saat keluar dan membiarkan anak-anak saya bermain," tulisnya sembari menunjukkan ekspresi dalam video tersebut yang dikutip dari Metro UK.


Video yang dibuat Gramers di ruang istirahat rumah sakit ini pun viral setelah pengguna TikTok lainnya menduetkan videonya. Tetapi, saat itu video asli yang ada di akun Gramers pun telah dihapus.


Gramers juga diketahui bukan termasuk perawat baru. Ia sudah terdaftar sebagai perawat sejak tahun 2015 lalu dan sebelumnya bekerja sebagai asisten Asisten Perawat Bersertifikat (CNA) selama lima tahun.


Menanggapi hal ini, pihak Salem Health mengatakan bahwa wanita yang membuat video tersebut memang salah satu perawatnya.


"Salem Health percaya kita semua harus melakukan bagian kita untuk melindungi yang rentan dan menghentikan penyebaran COVID-19 yang cepat," ujar juru bicara Salem Health.


"Ini termasuk mewajibkan staf, pasien, dan pengunjung untuk mengikuti panduan dari CDC dan lainnya tentang penggunaan masker dan jarak sosial. Pandemi COVID-19 Ini adalah hal serius dan membutuhkan tanggapan yang serius. Dan Salem Health sangat serius menanggapi COVID-19 ini," tegasnya.

https://movieon28.com/movies/kata-hati/


Dirut RS UMMI Positif Corona, Ini yang Bisa Terjadi Saat Pasien Dirawat di ICU


 - Dirut RS UMMI Bogor, Andi Tatat, dirawat di ICU RSUD Bogor karena positif virus Corona COVID-19. Kabar ini dibenarkan oleh Direktur Umum RS UMMI Najamudin.

"Muhun (iya), mohon doanya untuk kesembuhan beliau ya dan terima kasih atas perhatiannya ya," kata Najamudin, kepada wartawan, Jumat (11/12/2020). Najamudin menjawab pertanyaan soal kabar Andi Tatat positif COVID-19.


Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa Andi Tatat telah dirawat di ICU RSUD Bogor sejak malam kemarin. "Saya mendapat laporan bahwa dr Andi dirawat di ICU RSUD sejak semalam," kata Bima.


Apa yang terjadi saat pasien COVID-19 dirawat di ICU?

Di dalam ruang perawatan intensif (ICU) para pasien COVID-19 akan terus berjuang untuk bisa bertahan hidup dengan bantuan mesin-mesin canggih seperti ventilator untuk membantu mereka agar tetap bernapas dengan baik.


Mereka yang dirawat di ICU juga bisa mengalami psikosis (gangguan mental yang sulit membedakan realita dan halusinasi) dan gangguan-gangguan stres pascatrauma lainnya (post-traumatic stress disorders).


"Jika Anda berakhir di ICU, itu adalah pengalaman yang akan mengubah hidup. Membutuhkan pengorbanan yang besar walaupun fisik Anda membaik," kata David Hepburn, konsultan perawatan intensif dari Rumah Sakit Royal Gwent di Inggris.


"Ketika pasien kami bangun, badan mereka sangat lemah, untuk duduk pun tidak bisa tanpa bantuan. Banyak yang tidak bisa mengangkat tangan dari tempat tidur karena ototnya sangat lemah," jelasnya.


Bagaimana kondisi psikologis pasien setelah keluar dari ICU?

Terlepas dari seberapa tenang dan terlatihnya tenaga kesehatan, ICU adalah tempat yang penuh tekanan.


Usai berbaring dalam waktu yang cukup lama di ICU, sangat umum bagi pasien untuk mendapat perawatan fisioterapi, yaitu mengajarkan mereka untuk bisa kembali belajar berjalan atau bahkan bernapas normal kembali.


"Mereka akan pulih seiring waktu, tapi itu butuh satu tahun dan mereka memerlukan tenaga-tenaga dari fisioterapi, bicara dan bahasa, psikologi dan staf keperawatan untuk membantu," ucap Hepburn.

https://movieon28.com/movies/jendral-soedirman/

Mengenal Delirium, Gejala Baru yang Dialami Pasien COVID-19

 Virus Corona COVID-19 tak hanya menyerang fisik, namun juga mental si pengidapnya. Sejumlah penelitian terbaru menemukan, COVID-19 bisa menyebabkan delirium.

Kondisi ini dialami oleh sejumlah pasien COVID-19, khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia). Gejala tersebut berkaitan dengan neurologis.


Apa itu delirium?

Delirium merupakan gejala mental yang membuat penderitanya mengalami kebingungan berat dengan kesadaran yang berkurang.


"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi," kata peneliti dari University of Catalonia (UOC), Javier Correa.


Para dokter pun mengingatkan bahwa kondisi ini bisa memicu gangguan otak bahkan mengganggu kondisi mental penderitanya.


Apa hubungan delirium dan COVID-19?

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari UOC, diketahui delirium biasanya terjadi bersamaan dengan gejala COVID-19 lainnya, seperti hilang indra perasa dan penciuman, sakit kepala, batuk, dan sesak napas.


Studi yang telah dipublikasi dalam Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy ini juga menyoroti kaitan virus Corona COVID-19 dengan otak sebagai sistem saraf pusat.


Hasilnya, para peneliti menemukan adanya indikasi bahwa COVID-19 juga mempengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium.


"Penyebabnya mungkin di antara tiga hal. Kurangnya pasokan oksigen pada otak, peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak," papar Correa.


Bagaimana ciri-ciri seseorang yang mengalami delirium?

Ada beberapa ciri-ciri atau gejala dari seseorang yang mengalami delirium, di antaranya sebagai berikut.


Sulit fokus dan mudah teralihkan

Suka melamun dan lambat bereaksi

Daya ingat menurun

Kesulitan berbicara

Berhalusinasi

Mudah tersinggung dan mood berubah mendadak

Sering gelisah

Kebiasaan tidur berubah.

https://movieon28.com/movies/kampung-zombie/


Remehkan Protokol COVID-19 di Medsos, Nakes Ini Dirumahkan


Seorang perawat di Oregon, Amerika Serikat harus pasrah dirumahkan setelah video TikTok miliknya viral. Dalam videonya, ia mengejek dan bersikap tidak peduli terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

Wanita bernama Ashley Gramers bekerja sebagai perawat onkologi di Salem Health. Di videonya yang diposting pada 27 November lalu, ia menggunakan scrub dan stetoskop khas perawat dan menuliskan beberapa kalimat terkait protokol kesehatan yang tidak ia jalankan.


"Saat rekan kerja saya tahu saya masih bepergian, tidak menggunakan masker saat keluar dan membiarkan anak-anak saya bermain," tulisnya sembari menunjukkan ekspresi dalam video tersebut yang dikutip dari Metro UK.


Video yang dibuat Gramers di ruang istirahat rumah sakit ini pun viral setelah pengguna TikTok lainnya menduetkan videonya. Tetapi, saat itu video asli yang ada di akun Gramers pun telah dihapus.


Gramers juga diketahui bukan termasuk perawat baru. Ia sudah terdaftar sebagai perawat sejak tahun 2015 lalu dan sebelumnya bekerja sebagai asisten Asisten Perawat Bersertifikat (CNA) selama lima tahun.


Menanggapi hal ini, pihak Salem Health mengatakan bahwa wanita yang membuat video tersebut memang salah satu perawatnya.


"Salem Health percaya kita semua harus melakukan bagian kita untuk melindungi yang rentan dan menghentikan penyebaran COVID-19 yang cepat," ujar juru bicara Salem Health.


"Ini termasuk mewajibkan staf, pasien, dan pengunjung untuk mengikuti panduan dari CDC dan lainnya tentang penggunaan masker dan jarak sosial. Pandemi COVID-19 Ini adalah hal serius dan membutuhkan tanggapan yang serius. Dan Salem Health sangat serius menanggapi COVID-19 ini," tegasnya.

https://movieon28.com/movies/hijab/