Sabtu, 02 Januari 2021

Adobe Flash Player Dimatikan, Segera Hapus Demi Keamanan

 Flash Player resmi dimatikan pada 31 Desember 2020. Adobe sebagai yang pembuatnya mendorong semua orang untuk menghapusnya demi keamanan.

"Adobe tidak lagi mendukung Flash Player setelah 31 Desember 2020. Adobe akan memblokir konten Flash agar tidak berjalan di Flash Player mulai 12 Januari 2021. Adobe sangat menyarankan semua pengguna segera mencopot Flash Player untuk membantu melindungi sistem mereka," tulis Adobe dalam pernyataannya.


Adobe Flash dirilis 1996. Kehadirannya telah mentransformasi konten di internet, dari sekadar teks menjadi multimedia.


Karenanya Adobe Flash terbilang sukses besar. Pada tahun 2009, Adobe mengklaim Flash telah diinstal pada 99% PC yang memiliki koneksi internet.


Tapi teknologi ini juga mendapat kritik yang signifikan. Salah satunya dari Stave Jobs, sang pendiri Apple.


Dia berpendapat Adobe Flash memiliki masalah keamanan dan baterai, serta menawarkan pengalaman pengguna yang buruk secara keseluruhan. Karenanya iPhone dan iPad tidak mendukung Adobe Flash, Jobs pun mendorong penggunaan HTML5.


Pada perjalananya, popularitas Adobe Flash makin menurun seiring banyak browser menghentikan dukungan. Dimulai pada 2015, Google Chrome memblokir beberapa konten Flash lantaran masalah keamanan. Di saat bersamaan YouTube pun menggantikan Flash dan beralih ke HTML5.


Dua tahun kemudian Microsoft menghentikan dukungan untuk perangkat lunak tersebut. "Karena penggunaan teknologi yang berkurang dan ketersediaan opsi yang lebih baik dan lebih aman," demikian alasan mereka kala itu.


Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Adobe mengumumkan rencananya untuk memensiunkan Flash sejak pertengahan 2017. Saat itu Adobe menganggap evolusi dan semakin dewasanya berbagai standar seperti HTML5, WebGL, dan WebAssembly sebagai alasan utama Flash tak lagi dibutuhkan.

https://indomovie28.net/movies/an-awfully-big-adventure/


Biaya Bikin Xiaomi Mi 11 Sama dengan iPhone 12, Tapi Dijual Lebih Murah


 Xiaomi Mi 11 resmi diperkenalkan di China pada akhir tahun 2020. Mi 11 jadi ponsel flagship pertama yang menggunakan chipset Snapdragon 888 dan membawa fitur-fitur seperti layar dengan refresh rate 120Hz, kamera 108 MP, dan pengisian cepat 55W.

Mi 11 varian dasar dengan konfigurasi 8GB/128GB dijual di China dengan harga 3.999 Yuan atau sekitar Rp 8,7 juta. Tapi siapa sangka biaya produksi ponsel ini sama dengan iPhone 12 yang jauh lebih mahal.


Hal ini diungkap oleh analis dan mitra Xiaomi Pan Jiutang. Dalam postingannya di Weibo, Pan mengatakan biaya produksi Mi 11 tidak berbeda dengan iPhone 12, seperti dikutip dari Phone Arena, Sabtu (2/1/2021).


"Saya sangat setuju dengan sudut pandang ini, generasi Mi 11 ini sangat tepat dan biayanya tidak berbeda dengan iPhone 12," tulis Pan dalam postingannya yang diterjemahkan menggunakan mesin.


Sebagai perbandingan, iPhone 12 varian 128GB dijual dengan harga 6.799 Yuan di China atau kisaran Rp 14,7 juta. Harga ini 2.800 Yuan lebih mahal dibandingkan Mi 11.


Sebelumnya Fomalhaut Techno Solution mengungkap bill of materials (BoM) atau harga komponen iPhone 12 sebesar USD 373 (Rp 5,2 juta). Saat ini BoM Mi 11 belum terungkap, tapi Xiaomi sejak tahun 2018 telah berjanji akan menjaga margin keuntungan tidak lebih dari 5%.


Perlu dicatat bahwa BoM hanya mengacu pada harga per komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk. Biaya ini tidak mencakup pengeluaran lainnya seperti biaya produksi, riset dan pengembangan, pemasaran, dan lain-lain.

https://indomovie28.net/movies/nude-nuns-with-big-guns/

Microsoft Sebut Hacker Rusia Intip Source Code Miliknya

 Tersangka hacker Rusia pelaku pelanggaran keamanan besar-besaran yang menyasar pemerintah AS, diketahui juga mengintip sejumlah source code milik Microsoft.

Hal ini diungkapkan oleh Microsoft dalam postingan blog di website resmi mereka. Disebutkan Microsoft, akses ilegal ini tampaknya tidak membahayakan layanan Microsoft atau data pelanggan.


"Kami mendeteksi aktivitas tidak biasa dengan sejumlah kecil akun internal dan setelah ditinjau, kami menemukan satu akun telah digunakan untuk melihat source code di sejumlah repositori source code," kata Microsoft seperti dikutip dari blognya.


"Akun tersebut tidak memiliki izin untuk mengubah kode atau sistem rekayasa apa pun dan penyelidikan kami lebih lanjut mengonfirmasi tidak ada perubahan yang dilakukan. Akun ini telah diselidiki dan diperbaiki," sambungnya.


Pengungkapan itu menyoroti luasnya jangkauan di pelaku, yang menurut para penyelidik sangat canggih dan memiliki kemampuan yang baik. Hal itu juga menunjukkan bahwa spionase perusahaan mungkin memiliki motif yang sama


Untuk diketahui, source code ibarat mewakili "blok" bangunan dasar dari program komputer yang berisi instruksi yang ditulis oleh pemrogram yang menyusun aplikasi atau program komputer.


Dikutip dari CNN, Microsoft sebelumnya telah mengakui penggunaan software manajemen IT bernama SolarWinds Orion, memberi celah bagi hacker ke ribuan organisasi sektor publik dan swasta. Ini juga menandai pertama kalinya Microsoft mengkonfirmasi bahwa penyerang mengeksploitasi kerentanan sang raksasa software tersebut .


Mike Chapple, mantan pejabat National Security Agency (NSA) dan profesor teknologi informasi di University of Notre Dame mengatakan, para penyerang kemungkinan mencari potensi kerentanan keamanan dalam produk Microsoft yang dapat mereka manfaatkan untuk mendapatkan akses ke pengguna produk tersebut.


"Para profesional cybersecurity sekarang perlu khawatir bahwa informasi ini jatuh ke tangan yang salah dapat menciptakan kerentanan tingkat SolarWinds berikutnya dalam produk Microsoft," kata Chapple.


Tetapi Microsoft mengatakan bahwa praktik keamanannya dimulai dengan asumsi sebelumnya bahwa peretas sudah memiliki akses ke source code, dan telah melindungi layanannya dengan semestinya.


"Kami tidak mengandalkan kerahasiaan source code untuk keamanan produk, dan model ancaman kami mengasumsikan bahwa penyerang memiliki pengetahuan tentang source code. Jadi mengintip source code tidak ada kaitannya dengan peningkatan risiko keamanan," bantah Microsoft.

https://indomovie28.net/movies/margot-at-the-wedding/


Adobe Flash Player Dimatikan, Segera Hapus Demi Keamanan


 Flash Player resmi dimatikan pada 31 Desember 2020. Adobe sebagai yang pembuatnya mendorong semua orang untuk menghapusnya demi keamanan.

"Adobe tidak lagi mendukung Flash Player setelah 31 Desember 2020. Adobe akan memblokir konten Flash agar tidak berjalan di Flash Player mulai 12 Januari 2021. Adobe sangat menyarankan semua pengguna segera mencopot Flash Player untuk membantu melindungi sistem mereka," tulis Adobe dalam pernyataannya.


Adobe Flash dirilis 1996. Kehadirannya telah mentransformasi konten di internet, dari sekadar teks menjadi multimedia.


Karenanya Adobe Flash terbilang sukses besar. Pada tahun 2009, Adobe mengklaim Flash telah diinstal pada 99% PC yang memiliki koneksi internet.


Tapi teknologi ini juga mendapat kritik yang signifikan. Salah satunya dari Stave Jobs, sang pendiri Apple.


Dia berpendapat Adobe Flash memiliki masalah keamanan dan baterai, serta menawarkan pengalaman pengguna yang buruk secara keseluruhan. Karenanya iPhone dan iPad tidak mendukung Adobe Flash, Jobs pun mendorong penggunaan HTML5.


Pada perjalananya, popularitas Adobe Flash makin menurun seiring banyak browser menghentikan dukungan. Dimulai pada 2015, Google Chrome memblokir beberapa konten Flash lantaran masalah keamanan. Di saat bersamaan YouTube pun menggantikan Flash dan beralih ke HTML5.

https://indomovie28.net/movies/killing-american-style/